Chapter 3

425 101 7
                                    

"Anda datang lebih awal?" Sinbi terlihat terkejut setelah mengetahui keberadaan Jungkook yang datang lebih dulu darinya.

Sementara itu, Jungkook terlihat menyambut Sinbi dengan langsung meraih tangan wanita itu dan mengecupnya singkat. "Karena anda merupakan tamu yang istimewa, jadi saya begitu tidak sabar untuk segera bertemu dengan anda."

"Astaga, anda begitu berlebihan. Bolehkah saya duduk?"

"Silahkan."

Dan akhirnya mereka pun duduk bersebrangan di dalam ruang VIP Restoran yang secara khusus Jungkook pesan untuk pertemuan ini.
Semua asisten dan staf keduanya menunggu di luar, hingga di ruangan itu hanya menyisakan kedua orang itu.

"Sudah lama tidak bertemu, nona Kim," ucap pria itu bersuara lagi.

"Ya, benar. Ini karena anda sudah terlalu lama tinggal di luar negri, mungkin sekitar satu tahunan?" Sinbi menerka-nerka. Hal itu membuat Jungkook tersenyum.

"Anda benar-benar penghitung yang handal, tapi saya tidak mengira anda begitu fasih menghitung masa tinggal saya."

Sinbi terkekeh. "Anda tahu jika saya menyukai matematika sejak dulu."

"Ya, anda sama sekali tidak berubah." Jungkook menatap wajah Sinbi cukup lama. "Tapi sepertinya, ada satu hal yang berubah."

"Benarkah? Apa itu?"

"Kecantikan anda. Kau semakin bertambah cantik, Sinbi. Betapa beruntungnya seorang Kim Taehyung."Intonasi suara Jungkook nampak terdengar berbeda, pun dengan ekspresi wajahnya.

"Anda terlalu berlebih--"

"Bisakah kita berbicara santai saja? Lagipula hanya ada kita berdua disini," ujar Jungkook memotong percakapan Sinbi.

"Kau terlihat begitu serius, bukankah kau mengajakku bertemu untuk membahas kerja sama antara perusahaan kita?"

"Kerja sama? Aku mengajakmu bertemu karena aku merindukanmu."

Hening. Tidak ada respon cepat yang Sinbi keluarkan, wanita itu memilih membisu di tempatnya.

"Sinbi, kau tahu kan alasan kepergianku selama satu tahun belakangan ini?"

"Ya, aku tahu. Bukankah kau pergi untuk mengurus perusahaanmu yang ada di pusat?"

Jungkook mengetatkan rahangnya setelah mendengar tanggapan dari wanita yang ada di depannya itu. Tangannya mengepal kuat, namun kemudian ia menghela nafas panjang.

"Aku tidak bisa menerima kenyataan jika kau menikah dengan Taehyung. Itu alasannya!" ucap Jungkook tepat sasaran.

"Jung, jangan melantur."

"Aku tidak melantur! Kau tahu dari awal jika aku mencintaimu, tapi mengapa kau lebih memilih pria sialan itu?!"

Sinbi mengangkat wajahnya untuk melihat wajah Jungkook secara jelas. Pria itu saat ini benar-benar dikuasai oleh emosi. Ia pun menyesap tehnya sebentar.

"Kau tahu? Perusahaan Hwang bersebrangan dengan perusahaan Jeon. Dan itulah mengapa kami bergabung dengan perusahaan Kim. Kami ingin menghancurkanmu."

"Dan apakah kau bahagia?"

"Aku tidak mengerti dengan maksudmu. Jika kau bertanya apakah sekarang aku bahagia? Tentu saja, karena perusahaan kami bisa menyaingi perusahaanmu."

"Aku bertanya tentang dirimu, Sinbi. Bukan tentang perusahaan atau yang lain!" Jungkook menjeda kalimatnya. "Aku mengetahui segalanya, Taehyung orang yang brengsek! Dia terus menduakanmu, bahkan sekarang dia berkencan dengan sekretarisnya sendiri. Aku tahu, Sinbi!"

Sinbi meletakkan garpu dan pisaunya karena tidak jadi memotong steak di piringnya. Kini fokus wanita itu berada sepenuhnya ke arah Jungkook.

"Well, aku tidak terkejut jika kau tahu akan hal itu. Dan dari awal kau juga sudah tahu jika pernikahan kami hanyalah pernikahan bisnis. Aku tidak masalah dia mau dekat dengan siapapun, asalkan statusku jelas di mata publik. Hwang Sinbi bukanlah wanita simpanan Kim Taehyung, tapi istri sahnya."

"Jika kau hanya menginginkan sebuah status, aku bisa memberikannya untukmu!" Jungkook meraih tangan Sinbi dan menggenggamnya. "Aku mencintaimu, Sinbi. Tidak ada wanita manapun yang bisa menggantikan posisimu di dalam hatiku."

Sinbi menarik tangannya menjauh dari Jungkook. "Jangan berharap kepadaku lagi, Jung. Kau berhak berbahagia, kau itu CEO. Kau harus tetap melanjutkan hidupmu dan mencari pasanganmu sendiri."

"Tapi aku hanya menginginkan dirimu! Aku hanya ingin kau yang menjadi pasanganku!" jawab Jungkook masih bersikukuh. Baginya, selama ini ia menjalani harinya dengan suram. Selama setahun ia menghindar pergi, berharap bisa melupakan segalanya. Tapi Jungkook tidak bisa, hatinya sudah tertanam nama Sinbi disana.

"Ada begitu banyak wanita di dunia ini, Jung. Kau bisa memilih di antara mereka dengan mudah."

"Sinbi, ini tentang hati. Aku tidak bisa berpaling darimu!"

Sinbi menghela nafas. Ia jadi merasa pusing sendiri melihat Jungkook yang tetap bersikukuh mempertahankan perasaannya. Ya, mereka sudah pernah membahas ini dulu, tapi jawaban Sinbi masih sama. Mereka tidak akan pernah bersama sampai kapanpun.

Mau bagaimana pun, Sinbi tetap memilih mempertahankan perusahaannya. Dan jika dilihat dari sisi untung, perusahaan Kim merupakan rival terberat dari perusahaan Jeon, makanya pernikahan bisnis ini sangatlah penting.

Sinbi tidak peduli mau bagaimana kejamnya Taehyung menduakannya, asalkan posisinya dan perusahaannya terjamin. Ya, itu lebih dari cukup.

Walaupun tidak bisa dipungkiri, kadang Sinbi merasa jika posisinya sebagai istri Taehyung masih belum aman, karena hobi pria itu yang terus bergonta-ganti pasangan. Namun meski begitu, sejauh ini Taehyung masih mempertahankan dirinya. Jadi semua akan baik-baik saja.

"Sinbi?" Panggilan Jungkook membuyarkan lamunannya. Lantas ia pun kini memusatkan netranya ke arah pria itu.

"Jangan mengatakan apapun lagi, Jung. Keputusanku tidak akan pernah berubah, aku akan tetap berada di sisi Taehyung."

"Sampai kapan?" Jungkook menyela.

"Sampai kapanpun, karena kami saling membutuhkan satu sama lain." Tiba-tiba Sinbi berdiri dari kursinya. "Saya pikir sudah tidak ada lagi yang harus kita bicarakan, saya undur diri karena saya harus melanjutkan pekerjaan saya."

Sinbi berniat untuk pergi dari sana, namun perkataan Jungkook membuat  wanita itu menghentikan langkahnya.

"Aku akan selalu menunggumu, Sinbi. Jika pria itu berani membuangmu, maka aku adalah orang pertama yang akan menyelamatkanmu." Jungkook mengatakan itu tanpa menatap ke arah Sinbi.

Sementara Sinbi, wanita itu tidak berkata apa-apa dan memilih untuk bergegas pergi.

Jungkook mengusap wajahnya. Meski keadaan tidak berubah tidak sesuai harapannya, tapi setidaknya Jungkook sudah berhasil mengatakan perasaannya jika ia tidak pernah lelah untuk menunggu dan mencintai Sinbi sampai kapanpun.

Ia menghela nafas, tangannya menggenggam kuat mengingat bagaimana Sinbi bersikukuh untuk tetap berada di sisi Taehyung. Jika saja perusahaan Hwang dan Jeon tidak bersebrangan, wanita itu tidak akan perlu susah-susah bergabung dengan perusahaan Kim, kan?

"Argh!" Jungkook berteriak frustasi. "Demi Tuhan aku mencintaimu, Sinbi! Apakah kau tidak bisa berbalik dan menjadi milikku?!"

Cklek!

Pintu terbuka dari luar, seorang pria yang merupakan asisten Jungkook masuk ke dalam ruangan itu.

"Tuan, apakah ada masalah?" tanyanya khawatir.

Jungkook mengetatkan rahangnya. "Tetap awasi si sialan itu! Jika dia berani melukai Sinbiku, aku tidak akan segan untuk menghancurkannya!"

Pria itu mengangguk. "Baik, Tuan. Apakah anda mau kembali ke kantor sekarang? Nona Sinbi sudah pergi--"

"Tidak, tinggalkan aku sendirian. Aku masih ingin tetap disini," selanya sambil memandang ke arah kursi kosong di depannya dimana tempat Sinbi duduk tadi.

Masih ada promo.. 50k dapat 4 ebook, 75k dapat 6 ebook, 100k dapat 9 ebook + 1 ebook sinkook yang belum rilis.

Pernikahan BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang