Chapter 7

279 60 4
                                    

Sinbi nampak tidak tenang di bangku penumpang itu, ia bahkan sampai menggigiti kukunya untuk mengusir rasa khawatirnya yang berlebihan. Sementara itu, Jungkook yang berada di kursi pengemudi menyadarinya dan langsung menghentikan aksi wanita itu yang sepertinya juga tidak menyadari ulahnya sendiri.

"Mengapa kau harus merasa segugup itu? Everything is gonna be okay." Jungkook berusaha menenangkan Sinbi dengan kata-katanya. Saat ini mereka sedang berada di mobil yang sama, Jungkook bersikukuh mengantar Sinbi pulang setelah percintaan panas mereka semalam.

Pada awalnya Sinbi menolak, namun ketika Jungkook menyadarkan wanita itu mengenai perjanjian mereka, Sinbi mengalah. Wanita itu tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kemauan Jungkook.

Mobil Jungkook terparkir rapi di depan rumah Taehyung. Sinbi menahan Jungkook untuk mengantarnya ke dalam rumah, karena ia baru mendapat informasi dari Yerin jika Taehyung belum berangkat kerja. Sebenarnya bisa saja Sinbi masuk ke dalam tanpa diantar Jungkook, tapi pria itu begitu keras kepala.

"Ini membuatku gila, kenapa dia tidak berangkat juga sih?" Sinbi menyuarakan isi hatinya. Tidak biasanya Taehyung di jam segini belum berangkat, apakah pria itu menunggunya? Ia mematikan ponselnya sejak kemarin, dan ya, ponselnya dipenuhi dengan puluhan pesan dan telepon dari pria itu.

Perasaan bersalah masih menggelayutinya, tapi seperti yang Jungkook katakan padanya, ia tidak perlu merasa bersalah karena Taehyung juga melakukan hal yang lebih buruk dari ini.

Usapan lembut di puncak kepalanya membuat Sinbi mau tidak mau menoleh ke arah Jungkook. Pria itu menatapnya dengan sendu.

"Berhenti khawatir, oke? Aku akan melindungimu."

Sinbi tersenyum. Ia tahu, Jungkook selalu bisa diandalkan. Pria itu adalah pria terhangat dan terperhatian yang pernah ada. He is ten of ten. Jarang-jarang ada pria seperti Jungkook di jaman yang penuh kegilaan ini. Jungkook memang yang terbaik, tapi hatinya masih dipenuhi oleh Taehyung. Itu masalahnya.

Tringgg...Tringg...

Tiba-tiba ponsel Sinbi berbunyi, kedua matanya sontak membulat sempurna ketika mendapati nama suaminya itu tertera di layar ponsel.

"Dia menghubungiku!" Sinbi panik. Ia tidak menduga pria itu akan menghubunginya lagi.

"Jangan diangkat!" Jungkook masih berusaha menenangkan Sinbi.

"Tapi--" Sinbi nampak terbata-bata dengan perkataannya sendiri, ia merasa cemas.

"Serahkan ponselmu padaku."

"What? Kau gila ya?!" ujar Sinbi sambil memandang ke arah Jungkook tidak percaya.

"Aku tidak ingin melihatmu terus merasa cemas, sayang. Itu mengangguku, aku tidak menyukainya."

Perkataan Jungkook membuat Sinbi terdiam di tempatnya. Sebenarnya ia juga tidak tahu mengapa harus secemas ini. Tapi mungkin karena ia merasa mengkhianati pria itu, jadi ia merasa begitu bersalah.

"Baiklah, aku akan membiarkan--"

Dugg! Dugg! Dugg!

Tiba-tiba terdengar suara gebrakan di kaca mobil Jungkook, ketika Sinbi menoleh ia pun langsung terkejut. Pria yang sejak tadi berusaha menghubunginya, ternyata sudah berada di depan mereka.

Jungkook yang melihat keberadaan Taehyung pun berniat untuk keluar, namun Sinbi menahannya.

"Tidak! Dia akan membunuhmu!"

Jungkook tersenyum. "Jangan khawatir, biar aku yang menghadapinya." Pria itu melepaskan cekalan tangan Sinbi di lengannya, namun wanita itu menahannya lebih kuat.

Pernikahan BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang