Chapter 9

163 37 6
                                    

Jungkook tampak duduk tidak nyaman di mobilnya, pasalnya sejak Sinbi pergi bersama Taehyung tadi wanita itu sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Apakah dia baik-baik saja?

Kegelisahan yang menyanderanya kini membuat Jungkook enggan pergi meninggalkan depan rumah Taehyung. Rasanya ia ingin menerobos masuk ke dalam rumah untuk memastikan keadaan Sinbi. Tapi ia juga tahu diri.

Jungkook mengecek luka di sudut bibir dan juga pipinya akibat pukulan mendadak dari Taehyung.
Ternyata rasanya sakit juga, padahal tadi ia merasa baik-baik saja.

Lantas ia pun berinisiatif untuk mengobati lukanya dengan mengambil kotak P3K yang ada di dalam mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lantas ia pun berinisiatif untuk mengobati lukanya dengan mengambil kotak P3K yang ada di dalam mobilnya. Pertama ia mengusap darah segar yang masih terus keluar dari sudut bibirnya dengan alkohol yang ia tuang ke kain kasa untuk mensterilkan lukanya agar tidak infeksi. Ia meringis kesakitan pada awalnya, hingga akhirnya ia bisa mengaplikasikan plester untuk menutupinya.

"Akhirnya...." ucapnya merasa lega. Dan tidak berapa dering ponselnya mengalihkan titik fokusnya. Jungkook buru-buru melihat siapa yang menghubunginya, ia berharap Sinbi lah yang melakukannya. Tapi sayangnya bukan nama wanita itu yang berada di layar ponselnya.

"Aish, sialan!"

Meski dugaannya salah, Jungkook tetap mengangkat telepon itu yang berasal dari asistennya.

"Ada apa?" tanyanya tanpa berbasa-basi.

"Gawat, Tuan!" Terdengar asistennya begitu panik dari seberang sana.

"Gwinam, kau kenapa? Apa sudah terjadi sesuatu?"

"Tuan, nona Sewon pingsan!"

"Apa?! Bagaimana bisa..." Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah rumah Taehyung dan kembali memandang ke arah depan. "Baiklah, aku akan segera kesana!"

Setelah mematikan sambungan telepon itu, Jungkook segera memasang seatbeltnya dan melaju pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, Taehyung yang sedari tadi memperhatikan Jungkook dari balik jendela kamarnya pun berdecih. "Aku pikir dia akan bertahan disana sampai kiamat."

Taehyung berbalik dan duduk di kursi yang ada di dalam kamarnya. Ia menyesap wine yang berada di gelasnya.

"Apakah Sinbi sama sekali tidak keluar dari dalam kamarnya?" tanya pria itu kepada asistennya, Jeongsu.

"Tidak sama sekali, Tuan. Nona Sinbi masih bertahan di dalam kamarnya semenjak anda pergi dari sana."

Taehyung terkekeh. "Rasanya sudah lama sekali dia tidak merajuk. Haruskah aku membuatnya berhenti merajuk, Jeongsu?"

"Seperti yang anda lakukan kepada Sekretaris Yoojung?"

"Hwang Sinbi dan Kim Yoojung, aku ingin tahu siapa yang akhirnya memenangkan hatiku nantinya."

Jeongsu menahan senyum. Ia sudah bekerja menjadi asisten Taehyung selama bertahun-tahun, sementara Yoojung di angkat menjadi asisten bosnya itu hanya di urusan Kantor saja. Sementara secara keseluruhan yang mengorganisir jadwal dan juga hal penting lainnya adalah dirinya. Bisa dibilang ia adalah tangan kanan Taehyung.

Pernikahan BisnisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang