Kilometer Sekian

1 0 0
                                    

Aku tak ingat pasti kapan aku benar-benar menyukainya. Setelah berkali-kali cintaku ditolak oleh orang yang salah atau entah waktu yang salah. Aku sedikit ragu ingin melangkahkan kaki mebawa hati kepada dia perempuan yang ku temui diselasar masjid. Ku coba mengingat-ingat ternyata ini bukan pertemuan kami yang pertama melainkan tuk kesian kalinya.

 Ku coba mengingat-ingat ternyata ini bukan pertemuan kami yang pertama melainkan tuk kesian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fitri, ketua dari departemen keputrian. Dia sangat religius, dewasa, dan cute. Hahaha...
Anak kelas sebelah, yang tak jarang aku liat dia datang setiap pagi sekolah dari arah gerbang. Tak hanya itu, dia juga mempunyai skill alami menyanyi dan menjadi presenter. Namun, karna dia seorang pemalu butuh support system dan waktu untuk mengalahkan egonya.

Kelas 11, kami pun mulai dekat dalam pertemanan. Kami sering bertukar pikiran dalam menyeselaikan suatu masalah yang secara random terpikirkan oleh otak atau yang masuk kedalam hati. Tanpa disadari mungkin benih-benih rasa mulai berkecambah. Mungkin hal ini hanya bisa terasa oleh aku dan dia. Aku yakin. Tapi, tak menutup kemungkinan juga orang-orang yang sangat peka dapat merasakan getarannya juga.

Hampir tiap sore kami bertemu di depan kelas, ruang sekre atau pun meja baju. Entah itu hanya untuk saling sapa, bercerita, ataupun rapat keanggotaan. Hal ini terjadi berulang selama hampir satu tahun.

Suatu ketika tembok penghalang rasa ini bocor, sehingga perasaanku terlihat oleh sahabatnya. Namun, setelah sahabatnya tahu bahwa aku memiliki rasa sejauh dan sedalam itu. Sahabatnya berkata kepadaku,

"Yo, lebih baik kamu menjauh dan kubur dalam-dalam harapanmu itu. Sebelum kamu terjatuh!"

Awalnya aku belum paham dengan yang dimaksudkannya. Tapi, seiring berjalannya waktu aku mampu mencerna petuah itu. Sampai pada akhirnya pun kami memilih hanya sebatas teman saja.

 Sampai pada akhirnya pun kami memilih hanya sebatas teman saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta itu keikhlasan. Memberi tanpa harus diminta."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RealitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang