18

4.2K 280 13
                                    

Terimakasih atas doanya utk anak saya ya🙏
Bismillah Sehat2 ya utk kita semua😘
So, jangan lupa ya votenya

***

"Gimana rasanya ibu-ibu?" tanya Rere dengan raut cemas.
Saat ini ia tengah berada di rumah Bu Kades. Sesuai pesan yang di terima dari Kak Are. Jika Bu Kades ingin tahu, apa yang ingin disampaikan oleh Rere padanya.

"Ih, Kak Re. Sedap rupenye bende ni." Ujar Bu Kades menanggapi.

"Iye, Kak Re. Sedap lagi pakai kepale udang halus ni dari pade pakai micin atau ro"ko," Kak Tipah selaku bu rt menimpali ucapan bu kades.

"Jadi kepala udang yang udah saya olah ini lebih aman ya bu, dari pada micin atau ro*ko yang Kak Tipah bilang tadi." Rere menjelaskan.

"Masak lebih aman ya bu untuk anak-anak. Tapi, kalo ada anak atau keluarganya yang alergi sama udang jangan pakai penyedap ini ya, bu. Nah, ke depannya ini bisa ibu-ibu bikin sendiri di rumah. Kalo Bu Kades bisa membantu, manalah tau ini bisa dijadikan pendapatan ibu-ibu disini," ujar Rere kemudian.

"Sepertinye bise kite kembangkan ini, Kak Re." Sahut Bu Kades.

"Iya, Bu. Nanti di beritahu saja pada warga, kalo ada yang punya limbah kepala udang, dikumpulkan saja lalu diolah seperti ini bu."

"Wah, semenjak ade Kak Re ini kan, budak-budak rajin belaja, ini nambah pulak emak-emak die diajar bikin penyedap sendiri," ujar Kak Tipah antusias.

"Saya hanya membantu aja Kak Tipah. Sayang kalo dibuang gitu aja, padahal limbah kepala udang masih bisa diolah lagi." Jawab Rere merendah.

"Barakallah ye Kak Re. Terime kasih atas ilmu dan waktunye untuk ngajar les anak-anak dan emak-emaknye sekalian." Bu Kades ikut menimpali ucapan Kak Tipah.

"Ah, Bu Kades. Itu cuma kebetulan aja saya suka dengan anak-anak. Lagi pula dari pada saya berpangku tangan tinggal disini, kan."

"Oh iye, Kak Re udah nikah ke?" tanya Kak Tipah ingin tahu.

Hening.

Rere mengemasi barangnya dengan perasaan tak nyaman. Hal itu tak luput dari pandangan Bu Kades.

"Maaf Kak Tipah, saya harus pulang duluan ya. Sudah waktunya anak-anak belajar. Permisi Bu kades," ungkap Rere berpamitan.

Sepeninggal Rere, Bu Kades menepuk bahu Kak Tipah. "Awak kalo becakap molek sikit. Kalau Kak Re ambek hati pasal awak betanye tadi macam mane?" cerocos Bu Kades.

"Maaf Bu, saye telepas cakap tadi tu. Habis saye penasaran juge dengan Kak Re tu lah. Tibe-tibe die datang, tinggal kat rumah kosong kampong kite. Lepas tu die bise ngaja budak-budak, kasih pulak budak-budak tu buku untuk bace. Macamnye ade rahasie die tu, Buk."

"Awak tak usah nak tau sangat hal orang. Kelak kene batu baru tau, e."

***

"Kak Re udah nikah ke?"

Pertanyaan yang dilontarkan Kak Tipah terus berdenging ditelinga Rere.
Entah hubungan seperti apa yang dulu di lalui oleh Rere hingga ia terpuruk terlalu dalam.
Mengikat janji suci dalam pernikahan, lalu di khianati. Bercerai lalu berpisah, tapi entah apa yang di lakukan Sigit hingga perceraian itu bisa dibatalkan. Tak mau di bodohi untuk kedua kalinya, Rere menyelesaikan perceraiannya dengan benar kali ini.
Menikah?
Bahkan kata itu membuat trauma tersendiri bagi Rere.
Ah, nyatanya sudah setahun lebih ia pergi, luka itu belum juga sembuh.

"Kak Re, Kak Re,"

"Kak Re."

"Kak Re!!!!!!"

Seruan beberapa anak menyadarkan Rere dari lamunannya. Ia tatap muka anak-anak yang polos. Setitik air mata menetes di pipinya. Entah berkat ucapan dari Kak Tipah atau ia merindukan sosok sang putra.

"Kak Re nangis?" tanya Riska.

Rere yang terkejut dengan respon Riska lalu menghapus pipinya yang basah.

"Ti-tidak nak. Kak Re gak papa."

"Tapi tadi kami panggil-panggil, Kak Re tengah temenong?" Giliran Ahmad yang berbicara.

"Ooh, itu Kak Re lagi rindu sama keluarga aja kok," bohong Rere pada mereka.

"Jadi, kenapa panggil Kak Re, hmm?" lanjut Rere kemudian.

"Soal di lks ini dah siap kami buat Kak Re."

"Oh itu. Terus ada yang mau ditanyakan gak?" tanya Rere

"Tidak Kak, Kami dah paham," jawab Riska dengan senyum simpul.

"Wah, udah pinter dong sekarang . Jadi besok kalo ibu guru kasih soal, dibaca dengan teliti dulu ya, baru dibuat jawabannya."

"Iye Kak Re."

"Dah, kemas semua bukunya. Kalian semua boleh pulang. Jangan lupa apa???" tanya Rere sedikit meninggikan suaranya.

"Bantuuuu mamaaakkk," jawab anak-anak kompak.



***

Maaf utk yang DM :
Kok Rere lembek banget sih?
Bodoh banget Rere gak ngelawan Sigit.
Kok Sigit bangsat gitu?
Dan ngomel/maki2 gak jelas.

Pleaseee, lihat sekitar kita.
Gak semua perempuan kuat, gak semua perempuan berani dan gak semua perempuan lemah.
Ini cuma cerita loh.
Kalo gak suka, ya gak usah baca.
Nulis itu susah. Apalagi kalo badmood.
Lagipula, menulis ini untuk hiburan saya pas capek☺️

Mantan PasanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang