♬ Maybe this song
Will take me to you once again ♬⇆ㅤ ||◁ㅤ❚❚ㅤ▷||ㅤ ↻
"Kedai Universe! Kedai Universe! Mari, mari. Jajan di mari! Kapan lagi beli cilok bisa lintas antariksa? Kedai Universe! Kedai Universe, hadir untuk mewarnai semestamu!"
Suara nyaring nan cempreng Tala berbaur dengan teriakan-teriakan lain dari anak-anak yang memang kedapatan kegiatan mendirikan stan bazar tahun ini, ritual SMANSABA Day yang dikhususkan bagi kelas sebelas. Berbagai konsep menarik ditampilkan setiap anak di tahun kedua dengan apik. Mulai dari tema horor, Harry Potter, bahkan Spiderman yang begitu viral belakangan ini.
Untuk pertunjukan seni di hari kedua SMANSABA Day ini, setiap stan bazar mesti mewakilkan satu sampai tiga warga kelasnya untuk dijadikan sebagai model. Setelah pertandingan final basket yang jelas dimenangkan oleh kelas XI MIPA-2, Tala tak memiliki pekerjaan lain. Tala bukan anak yang pandai memasak atau berkreasi untuk dekorasi dan tata letak stan. Kalau boleh berkata sejujurnya, Tala tidak dibutuhkan saat ini.
Sedari awal tiba di sekolah, pekerjaan anak itu hanya jadi traveler ulung yang mengelilingi setiap stan bazar di sekitar. Coba sana, coba sini, lantas kembali ke tempat bazar kelasnya sendiri untuk sok mencicipi menu dalam porsi yang besar. Karena itulah, demi menghentikan aksi Tala yang berpotensi membuat kelas mereka bangkrut sebelum dibeli konsumen sama sekali, akhirnya Alesha menjadikan Tala sebagai model kelas mereka.
Kini, kepala Tala terjebak dalam helm pengap milik Alesha. Dengan semangat, Alesha memakaikan kostum yang sudah disiapkannya pada tubuh Tala. Wind-breaker berwarna putih, kaus tangan abu, juga celana sewarna yang berupa hasil meminjam pada anak ekstrakurikuler taekwondo. "Sempurna!" pekik Alesha, puas dengan kostum astronot abal-abal yang sudah dipikirkannya semalaman suntuk.
"Ya, ya. Sempurna. Sempurna sumpeknya." Setelah mengatakan kalimat sarkas begitu, barulah Tala merengek tak terima. Anak itu guling-guling di atas permukaan lapangan. Mengenaskan. "Ini panas banget! Ya ampun, Ales. Berapa lapis coba, sama seragamku? Ini juga!"
Mendapati Tala yang tampak histeris memukul-mukul helm bekasnya begitu, Alesha malah tergelak keras. "Ikan Bental sekarang udah jadi penguin kutub. Sini! Berdiri di sini, cepat! Nih, pegang poster menunya. Promosi, ya! Suaranya yang kencang, jangan kalah sama kelas lain!"
Begitulah sekilas kejadian yang melatarbelakangi berdirinya Tala di sini, di tengah terpaan terik matahari, dengan pakaian yang sangat tebal. Oh! Jangan lupakan tenggorokannya yang sudah kering karena terus berteriak pada setiap orang yang ditemuinya di sekitar stan. "Kedai Universe, Kedai Universe! Demi semestamu yang jauh lebih berwarna!"
Tidak ada hal menarik selain keringat deras yang sudah membanjiri sekujur tubuh Tala. Demi apa pun, ini ... keterlaluan! Penyiksaan lahir batin ... Tala jadi kena mental. Sehabis ini, kalau ada acara beginian, Tala harus menghindar dari jangkauan Alesha untuk menyelamatkan diri!
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Angan [OPEN PO]
Teen FictionMemori yang menolak untuk mati. Melodi sepi yang tak kunjung mau menepi. Juga denyut nadi yang enggan mengingkari mimpi-mimpi. Ini semua tentang Bentala, yang ingin terus melangit dalam kisah hidupnya. Akan tetapi, semakin ia kejar, semakin menjauh...