Ini tersangkanya pemirsa di season 2,,
Siapa yang sudah tidak sabar menunggu kabar direktur Jeon yang kesepian?
Kejadian terakhir kali membuat penutupan masa Senior High School nya menjadi kenangan terburuk bagi dirinya.
Brakkkkk....
Semua pasang mata di ruangan tersebut sontak menegang kala gebrakan kuat di meja panjang pada ruang rapat terdengar. Meskipun sudah biasa terjadi ribuan kali, namun tetap saja dalam kondisi seperti ini hal itu masih saja membuat terkejut banyak orang.
Pimpinan yang berada diujung meja sana terlihat sangat menyeramkan dengan wajah memerah dan rahang yang sangat tegas menunjukkan kemurkaannya. Tidak ada yang bisa membuatnya lunak, tak terkecuali ayah dan ibunya. Semua karyawan tak ada yang berani menenangkannya, dia adalah pimpinan yang benar-benar sulit untuk ditaklukkan dan sangat menekankan kesempurnaan, tak ada kesalahan sekecil apapun yang lepas tanpa kritik pedas darinya.
"Apa pekerjaan kalian hanya bisa sampai seperti ini?" katanya tegas
Tidak ada yang berani mengeluarkan suara meskipun itu hanya mendesis, pendengaran pimpinan itu sangat tajam sehingga tak ada yang mau membuka mulut hanya untuk itu.
"Kalian perlu dioperasi pita suara agar kalian benar-benar gagu hah?" pimpinan itu semakin murka, karena tak ada yang menjawab pertanyaannya
"Waktu kalian hari ini untuk memperbaiki proposal, dan laporan audit keuangan. Jangan sampai keliru sedikitpun atau kalian akan benar-benar kehilangan mata pencaharian kalian disini"
"Nee direktur-nim" jawab kompak orang-orang disina
Meskipun orang-orang yang berkumpul disana mayoritas berumur lebih tua dari pimpinan mereka, namun mereka tidak memiliki daya apapun untuk melawan dan membantah. Direktur-nim tak memandang usia dalam hal pekerjaan dan profesionalitas.
Langkah besar pimpinan itu perlahan menghilang dari pendengaran mereka, ya sang direktur-nim telah meninggalkan ruangan tanpa pamit sedikitpun, itu sudah biasa mereka alami.
"Ayo kita segera pergi, eotokkeo ... aku tidak mau dipecat" para karyawan sepuh ketakutan jika hal itu benar-benar terjadi.
-
-
-
-
-
-
"Ada urusan apa kau disini hyung?"
Tanya pemuda yang baru saja masuk ruangan kerja miliknya, dan melihat ada seseorang yang tengah duduk asik bersila kaki di kursi kebesarannya.
"Wah, direktur-nim Jeon Jungkook. Beginikah sambutanmu kepada hyung yang sudah lama tak kau jumpa" katanya masih diposisi yang sama
"Sudahlah Namjoon-hyung, baru kemarin kita bertemu, tak usah berlebihan" ucap yang lebih junior
Namjoon akhirnya beranjak meninggalkan kursi kebesaran direktur-nim Seoul Golden Hospital itu. Mendekati sang adik, dan mengulurkan sebuah undangan.
"Ini, datanglah... aku akan bertunangan. Hah, tak menyangka aku akan berkeluarga sebentar lagi. Padahal aku bukan yang tertua disini," ucapnya
"Aku tak janji bisa hadir, akan aku kirimkan seseorang untuk menghantarkan hadiahnya untukmu" ucap Jungkoook cuek, ia berjalan dengan melepas kancing jas untuk kemudian duduk di kursinya
"No, akan aku kembalikan hadiahmu itu. Aku tak butuh, hargai aku yang sudah mengantarkan undangan ini seorang diri. Yang lainnya aku kirimkan lewat post. Tapi, untuk dongsaeng ku yang satu ini, aku khususkan."
Jungkook hanya terus diam, dan melihat-lihat I-pad nya.
Lantas Namjoon berjalan kearah juniornya,
"Kau harus datang, jika tidak. Jangan anggap aku hyung-mu lagi saat itu juga. Ini ancaman direktur-nim yang terhormat. Ah, satu lagi..."
Pria itu menjeda kalimatnya sejenak, sambil mendekatkan dirinya kepada lawan bicara. Dengan nada yang lirih, dia berucap
"Ku harap kau bisa menemukan cintamu yang baru diacaraku Jung, akan ada banyak orang yang datang. Hyemi memiliki banyak teman perempuan yang bisa kau kenali, aku tidak memaksamu, tapi kau harus kembali Jung, ini terlalu lama. Rasa bersalahmu menyakiti lebih banyak orang-orang disekitarmu. Kau bilang kau membenci gadis masa lalumu, jadi carilah penggantinya, yang bisa menyembuhkan kebencianmu. Ini hanya nasehat dari orang yang lebih tua, aku harap kau tidak tersinggung. Aku pergi dulu!"
"Jangan lupa datang, aku tunggu" ucap pria itu sambil meninggalkan Jungkook yang masih terdiam duduk di kursi kebesarannya. Kejadian 7 tahun lalu, benar-benar membuat pribadi Jungkook semakin dingin, ia semakin emosional, semakin keras dan tanpa bantahan. Bahkan Ny.Jeon bersedih akan keadaan putra satu-satunya yang semakin terpuruk seusai kelulusan SMA lalu. Tak ada obat yang bisa mengobati penyakit Jeon Jungkook, meskipun ia sendiri hidup dan berkarir di dalam dunia medis, menjadi dokter dan hingga menjadi direktur muda di rumah sakitnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Bunny Season-2
General FictionMeskipun roda terus berputar, namun waktu yang terlewat tidak akan lagi sama seperti yang sudah berlalu. Hidupku, cintaku telah sampai pada titik terendah. Kehampaan dan kehilangan yang telah aku goreskan dalam tinta kisah asmaraku, penyebabnya adal...