Seorang pemuda terdiam di tempatnya sembari memandangi lurus gawai pinter di hadapannya, terdapat video singkat dan foto gadis dengan wajah manisnya. Pandangan pemuda itu sendu, namun tetap tegas dengan usia 27 tahun. Jeon Jungkook masih fokus memperhatikan apa yang ada di depannya dengan seksama, padahal gambar-gambar di dalam sana sudah lama sekali, mungkin gadis dalam gambar sudah tak lagi sama seperti terakhir kali pemuda itu temui.
"Park Jiyeon..." ucapkan lirih
Masih sangat lancar terucap dari mulutnya, nama sang mantan kekasih, seorang gadis ceria yang cerdas dan cantik. Gadis pertama yang menjadi kekasih pria es batu dan kaku sejenis pemuda tampan itu.
Hatinya masih belum bisa melepas sosok kekasih pertama itu, namanya, gambar sosoknya, sifat, kebersamaan dan kenangan yang tak terlupakan sedikitpun dari hati.
"Jung, kau sangat cocok menjadi dokter. Pasti kau akan menjadi dokter yang sangat keren, superhero, menyelamatkan banyak orang, apalagi kalau kau bisa membuat rumah sakitmu sendiri untuk orang-orang yang kesulitan. Kau tahu kan banyak orang-orang tidak beruntung yang meninggal sia-sia karena tak dapat berobat, hah aku ingin mendirikan rumah sakitku sendiri dan tidak ada lagi orang meninggal karena tidak bisa mendapatkan perawatan terbaik."
Ucap gadis manis yang saat ini tengah menyesap minuman susu strawberry di depannya
"Kau ingin menjadi dokter?" jawab sang pria
"Tentu, bukankah dokter itu pekerjaan yang sangat mulia? Aku bisa menjadi malaikat tanpa sayap, kau tahu. Bukankah aku akan terlihat sangat cantik nanti saat menjadi Bu Dokter" jawabnya dengan ceria, gadis itu pun menunjukkan senyuman terbaiknya, bertingkah cantik di depan pemuda yang saat ini juga tengah meminum susu pisang favoritnya
"Kau akan menjadi dokter yang memalukan..." kata pria itu menjawab
"Apa? kau ..." gadis itu menjawab lagi, namun belum selesai kata itu terputus dengan satu perilaku mendadak pria di hadapannya
"Sangat memalukan seorang Bu Dokter meminum susu dengan mulut yang belepotan" ucapnya sembari mengusap pinggir-pinggir mulut gadis manis yang malu-malu menerima usapan tisu dari pria di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Bunny Season-2
General FictionMeskipun roda terus berputar, namun waktu yang terlewat tidak akan lagi sama seperti yang sudah berlalu. Hidupku, cintaku telah sampai pada titik terendah. Kehampaan dan kehilangan yang telah aku goreskan dalam tinta kisah asmaraku, penyebabnya adal...