Ziola dapat bernapas lega setelah mengetahui pada kenyataannya Alves tidaklah membawa dia ke pengadilan. Maka darinya, gadis itu menurut begitu saja pada mobil yang Alves bawa. Sebab Ola yakin, bahwa Alves tak mungkin juga menculik dia pergi hanya untuk mencari private villa.
Tiba-tiba saja, laju mobil yang Alves kendarai melambat saat tanjakan terlihat di depan mereka. Ola pikir Alves merasa dirinya salah jalan, tapi nyatanya lelaki itu mengegas mobilnya untuk sampai ke bagian atas.
Tanjakannya tidak curam, karena itulah Ziola tetap merasa aman selama di dalam.
Hingga tak lama, mobil pun semakin laun melaju dan berakhir dengan Alves yang menghentikan kuda besi tersebut. Lelaki itu kemudian melepaskan seatbelt-nya dan beranjak keluar.
Sesaat yang Alves lakukan hanyalah memandang pemandangan Kota Bandung dari atas bukit yang ia pijaki. Lalu semilir angin seolah berbisik padanya untuk jangan pernah meninggalkan kota ini lagi.
Lembayung senja yang hadir sekarang, seakan tengah memeluk Alves dalam kehangatan yang selalu bisa lelaki itu rasakan.
Bandung seajaib itu. Sebagus apapun kota lain yang Alves kunjungi, kota kelahirannya tetap akan menjadi tempat ternyaman sampai kapan pun.
Sekelebat, Alves mulai melihat dari ekor matanya bahwa Ziola--yang semula ada di sampingnya--tiba-tiba saja berlari menjauh.
Menoleh, yang Alves temukan kemudian adalah Ziola yang tersenyum sembari menyentuh bunga kecil warna biru muda menggunakan telunjuknya.
"Alves! Sini! Liat deh, bunganya bagus."
Alves berjalan mendekati Ola, lalu ikut berjongkok di sebelahnya.
"Lo tau apa nama bunganya, La?"
Ziola menengok ke samping, menatap mata Alves sembari dirinya berpikir.
Dalam beberapa waktu, Ziola terus menggeledah memori yang tersimpan di otak. Hingga pada akhirnya, ia menyerah. Dan gelengan dari Ola menjadi jawaban akhir yang Alves terima.
"Nama bunganya Forget Me Not," jelas Alves.
"Forget me not?" Gadis itu mengulang, dengan suara yang sedikit ragu.
Alves berdehem sembari mengangguk.
"Jangan becanda! Mana ada bunga dikasih nama kayak gitu."
Alves tertawa kecil.
"Beneran, La. Gak liat kali ini muka gue serius banget?"
"Masih cengengesan juga."
"Ya kan karna Ola-nya gak percaya."
Ola kembali menatap ke arah bunga.
"Tau cerita yang beredarnya gak?" Alves kembali bertanya. Dan setelah Ziola mendengar pertanyaan tersebut, gadis itu langsung menutup telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alves
Teen FictionAlves tak menginginkan pangkat maupun harta. Ia hanya ingin memiliki sebuah cita, sebuah tuju yang pasti dimiliki oleh tiap-tiap insan bernyawa. Lelaki itu hanya sedang berusaha memaknai hidup, dan berpikir untuk apa ia dicipta. Lalu tanpa aba, lang...