CALVIN : Dientot Satpam BRI

107K 774 24
                                    

Jon Hu*******, nama depannya hampir seperti nama orang dari barat, meski sepertinya ia berasal dari Batak berdasarkan nama marga belakangnya (kusamarkan agar tidak menyinggung marga dan etnis sosial).

Kulihat lengannya putih dan berbulu cukup lebat dengan sedikit terbakar sinar matahari karena sering menjaga di depan kantor bank BRI tempatnya
bekerja.

Kebanyakan satpam bank yang kuketahui biasanya cukup tinggi hingga 180cm an, tapi sepertinya dia hanya sekitar 175cm an, hanya terpaut 8-10cm dari tinggiku sendiri, namun badannya sangat dempal berisi seperti petinju kelas menengah.

Wajahnya yang tampan lengkap dengan cambangnya yang ia biarkan tumbuh dengan rambutnya yang cepak terlihat sangat laki-laki banget. Wajah Bataknya terlihat tegas dengan bibirnya seksi kemerahan yang tidak terlalu tebal.

Seringkali ketika aku mengambil uang di ATM pagi2 kuperhatikan badannya dari belakang, sangat enak dipandang.
Badannya tegap kokoh dengan pantat yang seksi terlihat dari cetakan celana dalamnya, apalagi dari depan kontolnya terlihat menonjol keluar karena celana satpam yang ketat.

Pernah suatu kesempatan sepertinya ia tidak memakai celana dalam karena bentuk kontol ngacengnya sangat tercetak dibalik celana satpamnya, saat itu kutebak sekitar 18-20cm dengan diameter yang cukup tebal namun aku tidak berani menerka.

Pada suatu malam sekitar pukul 23.00, aku pergi ke booth ATM BRI tempatnya bekerja yang kebetulan dekat dengan kos2anku untuk mentransfer barang yang kubeli online, tak kusangka di malam yang sepi itu dia sedang berjaga malam sendirian, padahal jadwalnya biasanya shift pagi hingga sore.

Malam itu sangat sepi, hanya ada kami berdua di tempat itu. Sekitar 15 menitan lebih aku berjalan seliweran didalam booth ATM memutar otak bagaimana cara aku bisa mendapatkan kontolnya karena kesempatan kami berduaan ini sangatlah langka. Ia ternyata melihatku dari luar pintu kaca, lalu masuk kedalam menyapaku.

"Ada yang bisa saya bantu, dek?" suaranya yang rendah sangat
manly di telingaku.

"Ga ada apa2 kok pak, saya cuma bingung aja."

"Bingung kenapa dek? Mungkin saya bisa bantu adek." Aku terdiam sesaat, wajahku mulai memerah. Ia kemudian
melangkah pelan kembali keluar.

"Kalau ada apa2 panggil saya ya dek, saya siap bantu kok." pamitnya berjalan ke pintu keluar.

"Aa.. Aku pengen.. Pengen kontol pak satpam.." kata2 itu terlontar begitu saja dari mulutku, wajahku merah padam menatap wajahnya yang tegas itu kebingungan.

"Maaf, adek mau apanya saya?" ia mendekatiku sambil bertanya pelan.

"Saya mau.. Mau kontolnya pak satpam.." nadaku pelan membalas pertanyaannya, takut akan apa yang akan ia lakukan kepadaku setelah mendengar permintaanku.

"Hah? Maksud adek apa mau kontol saya?" tanyanya kembali, raut wajahnya semakin kebingungan.

"Saya pengen bapak ngentot saya.." aku kembali menjawab pelan.

"Jangan bercanda ya dek, saya lagi tugas ini." balasnya dengan tegas.

"Saya ga bercanda bang, saya serius, kalau mau saya bayar bapak untuk ngentot saya." aku mengumpulkan seluruh keberanianku dan membalasnya.

Ia diam sebentar, suasana mulai canggung karena kesunyian antara kami berdua.

"Aku nggak pernah ngentot laki-laki, tapi kalo kamu mau kita bisa besok malam." ia membuyarkan lamunanku yang waswas akan tanggapannya.

"Beneran pak?" aku terkejut mendengar jawabannya.

"Iya."

"Kenapa nggak besok siang?" aku bertanya memastikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NIKMAT || 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang