Inkarnasi Seoul yang masih tersisa membentuk sebuah kerumunan besar, hari ini Seoul Dome dibebaskan dari skenario. Ekspresi lega dan bahagia dapat ia lihat dari tempatnya berdiri.
Seseorang berkata, "Ini semua sudah berakhir..."
"Akhirnya kita bisa keluar dari neraka ini!"
Yoo Jonghyuk menatap Dark Castle dengan mulut tertutup, Dark Castle runtuh seperti sejarah yang terlupakan. Lalu pandangannya jatuh ke anggota party, mereka tidak menyiratkan sedikitpun kebahagiaan.
Kim Dokja sudah mati. Kalimat itu terus berputar didalam kepalanya dan bagaimana sesuatu seperti itu bisa terjadi?
Lee Hyunsung mengguncang tubuhnya dengan keras, "Jonghyuk-ssi! Tolong katakan apa yang terjadi pada Dokja-ssi!"
Yoo Jonghyuk menatap Lee Hyunsung kosong, baru kali ini dia melihatnya mengeluarkan ekspresi seperti itu.
"Master! Katakan sesuatu!"
Bahkan Lee Jihye, remaja yang tidak pernah tanggung-tanggung dalam membunuh orang lain kali ini terlihat putus asa.
"Aku... Aku juga tidak tau apa yang terjadi pada Kim Dokja"
Lee Gilyoung dan Shin Yoosung mengeluarkan tangisan keras, disamping mereka ada Jung Heewon dan Yoo Sangah yang juga meneteskan air mata.
Dia bisa saja menjelaskan tentang pengusiran dari skenario, tapi jika dia mengatakan ini akan sama dengan dia mengatakan bahwa Kim Dokja sudah mati.
'Jika aku regresi sekarang Kim Dokja bisa kembali lagi...
-Yoo Jonghyuk, bangunlah. Jangan berpikir sesuatu akan menjadi lebih baik saat kamu mengulainginya beberapa kali.
...tapi bagaimana jika aku regresi tapi tidak ada Kim Dokja?'
Yoo Jonghyuk bertemu dengan Kim Dokja di putaran ketiganya, lalu mereka menjadi companion. Lalu dia kehilangan Kim Dokja.
Yoo Jonghyuk mentap langit tanpa kata, regresinya kali ini benar-benar berbeda dengan apa yang dijalaninya sebelumnya. Kali ini, banyak orang disisinya untuk berbagi kesedihan saat dia kehilangan orang lain.
Semua orang berdiri menghadap sangkar yang telah mengurung mereka selama ini. Yoo Jonghyuk yang berdiri di barisan terdepan berbalik menatap inkarnasi Seoul.
"Aku tidak akan menyerah pada regresi kali ini, jadi jangan menyerah"
Yoo Jonghyuk menatap sepatu bootsnya sendiri.
'Harusnya Kim Dokja yang berada di posisiku saat ini'
Setelah itu kepalan tangan marahnya meninju dinding kubah yang menyebabkan beberapa retakan.
Bang!
Bang!
Bang!
Yoo Jonghyuk marah, dia marah pada dirinya sendiri. Dia tidak bisa menyelamatkan Kim Dokja tapi berani bermimpi untuk menyelamatkan dunia.
Sebelum Yoo Jonghyuk benar-benar keluar dari kubah, dia menoleh ke arena skenario sekali lagi. Walaupun mustahil, dia tetap berharap jika Kim Dokja ada di antara puing-puing bangunan.
"Kau bodoh harus hidup bagimanapun caranya atau aku akan membunuhmu"
°
Disebuah rumah yang mereka tempati Yoo Sangah dan Shin Yoosung tengah berbicara mengenai Kim Dokja saat dirinya masih bekerja di Minosoft.
Yoo Sangah berkata dengan nada rindu, "Dokja-ssi benar-benar orang yang penyayang bahkan sebelum kehancuran dunia dimulai. Dulu dia sering meminjam charger atau powerbank padaku, entah apa yang dia lakukan dengan ponselnya"
"Aku tidak mempercayainya"
"Tapi Sooyoung-ssi itu memang kenyataan"
Han Sooyoung menggelengkan kepalanya lalu duduk di samping Lee Jihye.
"Dimana Yoo Jonghyuk?"
"Master ada di kamarnya"
"Masih belum keluar juga?"
Lee Jihye menggeleng lemah sebagai jawaban, dia merasa aneh melihat guru yang mengajarinya berpedang yang berdarah dingin dan tidak berperasaan akan bereaksi seperti ini pada kematian Kim Dokja.
Baang!
Drrrrr---
Han Sooyoung yang terkejut sontak berdiri kemudian berteriak. "Ah sial! Apa itu?"
"Apakah ada gempa?"
Lee Jihye menyadari sesuatu, lalu berlari secepat yang dia bisa kemudian mendobrak paksa pintu kamar yang ditempati Yoo Jonghyuk.
"Master..."
Siulet badan tegap berdiri berhadapan dengan tembok yang mengeluarkan retakan, wajahnya tidak terlihat karena tidak adanya penerangan di dalam ruangan itu. Tapi Lee Jihye bisa merasakan ekspresi dari Yoo Jonghyuk.
"Maste--"
"Keluar."
Suara dingin dengan emosi yang meluap masuk kedalam telinga Lee Jihye, dia mengambil satu langkah ke belakang secara tidak sadar.
"Master tanganmu berdarah... Aku akan memanggil Seolhwa unn-"
Yoo Jonghyuk menoleh, di dalam kegelapan matanya bersinar emas. "Aku bilang keluar, Lee Jihye."
Lee Jihye tidak lagi bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Dia mengambil langkah keluar lalu menutup pintu. Namun dia tidak meninggalkan Yoo Jonghyuk sendiri, Lee Jihye mendudukkan dirinya dan bersandar di depan pintu. Dia meninggat kenangan saat Yoo Jonghyuk menjalankan rute Cinema Dungeon, saat itu Lee Jihye juga berjaga seperti saat ini.
"Apa master ingat saat master berada dibawah pengaruh pemilik Theater bawah tanah? Saat itu aku benar-benar berpikir bahwa aku akan mati ditangan master. Tapi aku selamat mamun akhirnya aku tidak bisa bicara selama sehari karena pipiku bertambah tiga kali lebih besar gara-gara tendangan yang diberikan master padaku"
Lee Jihye tetap berbicara meskipun dia tahu bahwa lehernya bisa terputus kapanpun ketika Yoo Jonghyuk keluar dari ruangan.
"Saat pertempuran bendera aku dengan bodohnya bertanya pada master yang baru saja sadar "Apa master dan Ahjussi punya anak?" setelah mendengar itu master langsung memelototi dan memukul kepalaku dengan keras, aku mendapat benjolan besar setelahnya"
Yoo Jonghyuk berjalan menuju pintu, tangannya yang akan membuka kenop berhenti di udara. Kemudian dia melakukan sesuatu yang tidak seperti dirinya. Ia mendudukkan dirinya dan bersandar pada daun pintu, mendengarkan apa yang akan Lee Jihye katakan lagi.
Di satu sisi lainnya, Lee Jihye tersenyum kemudian kembali melanjutkan ceritanya.
"Saat aku bertemu dengan Ahjussi untuk pertama kalinya aku tidak bisa melihat wajahnya dengan baik. Dia dengan tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi mengaku sebagai teman dekat master. Saat itu aku benar-benar ingin memotong lehernya dengan samuraiku, nada yang ahjussi pakai saat berbicara membuatku kesal setengah mati"
Tanpa Yoo Jonghyuk sadari, salah satu sudut bibirnya terangkat.
'Kim Dokja memang orang yang seperti itu'
"Dia benar-benar ahjussi yang bodoh, pelit dan jelek. Ah tidak, sebenarnya dia agak lumayan tapi hanya sedikit"
Lee Jihye menarik nafas panjang, mengumpulkan semua keberanian yang ada didalam dirinya.
"... Master, keluarlah. Makan sesuatu dan lakukan hal yang lain. Ini sudah dua hari, kakak-kakak yang lain khawatir. Dan..."
"Dan... Ahjussi mungkin akan lebih senang saat master memperhatikan dirinya sendiri" kemudian dia tertawa seperti anak kecil. "Ah aku salah, mau kondisi apapun yang master alami, ahjussi itu akan tetap menyukai master. Karena master kan orang yang di cintai oleh ahjussi"
•
sentuh bintang jika suka, jika tidak suka sentuh saja emang kenapa