Fabel terakhir menguap dari dada Kim Dokja yang sudah tidak bergerak dari beberapa tahun yang lalu. Yoo Jonghyuk melihat jelas dengan kedua matanya, tangannya memegang tangan Kim Dokja erat.
Lalu suara Lee Seolhwa terdengar, "Dia sudah berusaha menahannya sejauh ini, dia benar-benar melakukan itu. Tapi sekarang sudah waktunya untuk pergi"
Semua anggota companion menangis, bahkan Han Sooyoung sudah terduduk di dinginnya lantai.
Yoo Jonghyuk menggertakkan giginya, ia mengepalkan kedua tangannya erat, dan darah keluar karena tertancap kukunya.
Dia melihat tubuh Kim Dokja untuk terakhir kalinya, sebelum semuanya berubah menjadi debu.
"Aku tidak bisa mentoleransi sesuatu seperti ini"
Wajah Yoo Jonghyuk penuh dengan kemarahan, ia mendorong semua anggota nebula yang mencoba untuk menghentikannya keluar dari ruangan dengan kasar.
Dia berjalan, berjalan, dan berjalan lagi. Sekarang dia berdiri di tengah lapangan di samping Industrial Complex.
Yoo Jonghyuk menatap langit malam yang penuh dengan bintang. Namun, satu bintang yang paling penting baginya tidak terlihat. Tatapan yang selalu ia rasakan sekarang tidak akan pernah ia temukan sampai kapanpun.
Dengan aura emas dan biru yang keluar dari tubuhnya, Yoo Jonghyuk melepaskan status transeden yang masih tersisa di dalam tubuhnya.
Seorang wanita datang bersamaan dengan awan debu yang ia ciptakan.
"Yoo Jonghyuk!! Apa kau sudah gila?!" Han Sooyoung dengan mata yang dipenuhi air mata mencoba meraih coat yang dipakai Yoo Jonghyuk, namun status transeden mendorongnya kebelakang dengan paksa.
Dia berteriak lagi, "Apa yang kau lakukan disini?! Kemari dan bicarakan dengan yang lain terlebih dahulu! Ini bukan apa yang di inginkan Kim Dokja!"
Yoo Jonghyuk menoleh, dia berbicara dengan ekspresi yang tidak menyiratkan emosi sedikitpun.
"Bunuh aku, Han Sooyoung"
"Omong kosong apa yang kau bicarakan?!"
"Aku bilang, bunuh aku"
"Jangan bertingkah seperti orang bodoh! Cepat kemari dan kita bicarakan dengan yang lainnya!"
Semua anggota nebula menatapnya dengan ekspresi yang berbeda-beda.
Jung Heewon berbicara ditengah tangisannya, "Bukankah kita harus membantu Han Sooyoung?"
Lalu Lee Jihye membalas, "Itu bukan kondisi yang bisa kita campur tangani. Mereka menghabiskan waktu bersama lebih dari yang kita semua lakukan"
Yoo Sangah membuka mulut, suaranya tercampur dengan teriakan Han Sooyoung dari kejauhan. "Dan lebih dari itu, Yoo Jonghyuk sedang menangis"
Status transeden tubuh lebih kuat, Han Sooyoung menangis semakin keras saat ia melihat tetesan air mata yang mengalir di pipi Yoo Jonghyuk.
"Kita sudah gagal, tidak peduli apapun yang akan kita lakukan selanjutnya, si bodoh itu tidak akan kembali"
Untuk beberapa waktu, Han Sooyoung tidak bisa menjawab. Orang yang barusan mengatakan itu adalah Yoo Jonghyuk. Yoo Jonghyuk yang tidak akan menyerah sedikitpun demi Kim Dokja, bukan orang lain.
"Lalu apa yang kau inginkan bajingan?!" Han Sooyoung menjatuhkan dirinya di tanah, dia tidak punya kekuatan untuk melawan pria itu lagi.
Suara Yoo Jonghyuk terdengar lagi, "Bunuh aku"
"Kenapa... Kenapa kau sangat ingin mati?"
"Aku sudah menahannya terlalu lama. Jadi akhiri saja di sini. Bunuh aku, Han Sooyoung"
"Jangan bicara omong kosong!" Han Sooyoung mengusap air matanya dan berdiri kembali. Dia mengumpulkan semua kekuatannya dan menarik kerah pria itu erat.
Yoo Jonghyuk menundukkan pandangannya untuk melihat figur Han Sooyoung. "Kau dapat memulainya sekarang"
Air mata Yoo Jonghyuk jatuh di punggung tangannya. Ini kali pertama bagi Han Sooyoung melihat seorang pria sekuat Yoo Jonghyuk menangis.
"Bagaimana bisa aku membunuhmu, bajingan!!"
Han Sooyoung mendorong tubuh Yoo Jonghyuk, membuat tubuh itu terbaring di tanah yang penuh dengan debu.
"Apa kau lupa apa yang Kim Dokja katakan padamu?"
"Aku bukan lagi seorang regressor, bahkan jika aku mati garis dunia baru tidak akan terbuat lagi"
"Bukan itu yang aku maksud!! Kim Dokja menyuruhmu untuk hidup dengan baik di ronde ini, apa kau lupa itu?!"
"Tentu saja tidak. Aku sudah hidup dengan baik seperti yang orang bodoh itu katakan padaku. Tapi apa arti semua ini sekarang?"
Han Sooyoung menatap Yoo Jonghyuk, suaranya terdengar lagi. "Apa arti 'hidup dengan baik' tanpa ada si bodoh itu di dunia ini? Seperti yang kau tau, aku bukan orang naif, Han Sooyoung. Aku tidak bisa mentoleransi sesuatu seperti ini dan 'hidup dengan baik' seperti yang orang lain lakukan"
Senyuman pahit di bibir Han Sooyoung dapat dilihat, "Apa kau tetap masih ingin mati?"
Aura hitam dan ungu keluar dari tubuhnya, suara teriakan dari anggota nebula terdengat semakin jelas. Namun dia tetap melihat ke arah Yoo Jonghyuk yang masih terbaring di tanah.
Kemudian Yoo Jonghyuk membalas tanpa ragu, "Ya"
Tinju Han Sooyoung menyapa udara kosong, satu centi lagi dia bisa mengirim Yoo Jonghyuk pada kematian tanpa rasa sakit.
Namun dia menghentikan aksinya. Perlahan, dia berlutut di sebelah Yoo Jonghyuk yang masih tetap tenang seperti kematian bukanlah apa-apa baginya.
Daripada pukulan yang penuh kekuatan, Han Sooyoung melayangkan pukulan paling lemah seperti pukulan bayi yang baru saja lahir.
Dia melihat tangannya yang terus gemetar.
"Aku juga... Aku juga ingin mati"