Yasinta lalu menuju parkiran menghampiri mobil lamborghini yang kini tengah terparkir dengan mewahnya.
"Aku ingin menyetir sendiri!! Kalian pergilah!"
Perintah Sinta kepada Lusi dan Luis yang di balas anggukan oleh keduanya. Yasinta lalu masuk ke dalam mobilnya dan langsung melesat begitu saja. Di perjalanan hujan turun disertai gemuruh petir dan jarak pandang menjadi terbatas membuat Yasinta agak kesusahan dalam mengendarai mobilnya.
Namun, karena dia seorang Yasinta davonka tidak takut apapun kecuali Tuhan dan tidak ada yang dapat menghalaginya apapun itu untuk sampai tujuan. Sinta malah melajukan mobilnya semakin cepat menembus derasnya hujan.
SRASHHH!!!!!
Bipbip!!!bippp!!!!
BRAKKK
CRANGG!
Sebuah bus menabrak lamborghini yang kini Yasinta kendarai. Bagian depan mobil yang ringsek dan sudah tidak berbentuk lagi, Yasinta tergeletak dengan berlumuran darah di samping mobilnya itu. Muka mulusnya juga tergores bahkan mengalami luka yang cukup dalam. Tidak lama, banyak orang menghampiri untuk melihat kecelakaan yang terjadi.
***
Seorang pria dengan beberapa luka di tubuh beserta wajahnya yang babak-belur saat ini tengah terbaring lemah di sebuah ruangan kecil dan kumuh. Ditemani oleh seorang nenek yang senantiasa berada di sisinya, menyiapkan semua keperluan yang di butuhkan oleh anak majikannya itu yang dari dulu sudah iya rawat dan di anggap sebagai anaknya sendiri.
Sang nenek merasa kasian dan khawatir akan pria yang ada di depannya ini. Walaupun iya merasa kasian tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Iya hanya bisa berdo'a dan pasrah kepada Tuhan apa yang akan terjadi kedepannya.
***
Yasinta perlahan mulai merasakan angin dan udara dingin tidak seperti biasanya, iya juga mulai mencium beberapa aroma yang tercampur menjadi satu di sekitarnya. Setelah tadi iya merasakan rasa sakit yang amat menyakitkan karena kecelakaan itu.
Perlahan tapi pasti saat ini yasinta mulai membuka matanya, mengerjap-ngerjap kan beberapa kali. Sinta merasa asing dengan langit-langit ruangan ini tampak kumuh dan jelek tidak seperti langit-langit rumahnya yang mewah bahkan membuat iri semua orang.
Dia lalu terbangun sambil menatap seorang nenek yang kini sedang duduk tepat di sampingnya. Sinta heran kenapa ada nenek-nenek tua yang menemaninya sekarang? Dimana Lusi dan Luis saat ini?
Apakah mereka tidak tahu kalau yang mulia ratunya ini mengalami kecelakaan yang cukup fatal bahkan hampir merenggut nyawanya, tapi ngomong-ngomong soal nyawa Sinta kembali bingung, kenapa iya tidak merasakan sakit di tubuhnya saat ini.Padahal tadi rasanya seperti sedang sekarat tapi berbeda dengan saat ini kaca yang menancap di wajah pun rasanya tidak sakit atau perih, kenapa ini bisa terjadi.
Sinta lalu meraba-raba wajahnya memastikan kaca yang tertancap tadi sudah di cabut. Alangkah terkejutnya sinta ketika mengetahui ada beberapa benjolan di mukanya, reflek iya lalu segera turun dari kasur dan berlari keluar.
Kenapa tubuhnya terasa berat? Dan susah sekali untuk berlari. Sinta berhenti dan mulai menyadari sesuatu. Dia sedikit menundukkan kepalanya dan... Bam, perutnya sangat lebar dan buncit. Apa dia hamil? Ataukah!?....., Iya lalu melihat tangannya. Terlihat sangat besar dan kasar, tidak seperti tangannya yang ramping dan mulus. Apa ini?
Pas sekali di sampingnya ada sebuah cermin, Sinta lalu memalikkan wajahnya ke arah cermin itu.
"Arkkkkk!???!!!"
"Apa-apaan ini?"
"Hahaha, ini pasti mimpi kan? Bukan kenyataan. Ya, ini sepertinya hanya minpi haha-
Sinta akhirnya pingsan, mungkin karena terlalu syok menghadapi kondisinya saat ini.
***
Seorang pemuda berjalan keluar dari mobilnya. Menampilkan wajah tampannya yang hangat dan ceria. Membuat kagum para kaum hawa di sana, mereka terpukau karena ketampanan pemuda itu. Selain tampan iya juga kaya. Para wanita semakin menjadi-jadi untuk mendekatinya dan berlomba-lomba untuk naik ke atas ranjangnya.
Dia masuk ke sebuah rumah sakit terkenal di kota itu. Dua orang lalu menyambutnya dengan tatapan khawatir dan takut. Lalu mereka menundukkan kepalanya dan tubuhnya 90°.
"Maafkan kami tuan Aldos , kami pantas di hukum karena tidak bisa menjaga nona Sinta"
"Tentu saja aku akan menghukum kalian nanti! Tapi sekarang bawa aku menemui nya dulu!!
Mereka lalu menuju ruangan vip di rumah sakit itu. Aldos masuk dan menghampiri tubuh yasinta yang kini tengah terbaring koma. Dia lalu duduk dan menggenggam tangan Sinta, tak terasa air mata mulai membasahi wajah tampannya.
"Sayang maafkan aku, aku dulu telah memutuskan hubungan kita sepihak tapi aku memiliki beberapa alasan untuk itu, bahkan kali aku tidak bisa menjagamu..," ucap Aldos dengan air matanya yang terus menetes.
Aldos adalah mantan pacar Yasinta yang tidak di ketahui oleh public, iya telah menjalin hubungan beberapa taun dengan Sinta tapi malah dia sendiri yang memutuskan hubungan itu secara sepihak karena beberapa alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku? jadi cowok cupu? (Fu*K)
FantasyNo BL YA GUYS ANTI PELANGI PELANGI‼️ Jan plagiat nanti kualat wkwkk