03. PERTEMUAN

8 1 8
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa tinggalkan jejak💓

Happy Reading!📖

***

Suara itu menembus relung hatiku, merasuk ke dalam jiwaku. Tanpa ku ketahui sosok itu, ia berhasil mengambil kendali atas perasaanku. Harapku semoga seperti itulah kelak jodohku.

[ Haura Zara Safiyya ]

。✧。●♡●。✧。

"Hayoloo, chatan sama siapa tuh.. Senyum-senyum sendiri lagi," timpal Fiya.

"Hehe, enggak Fi. Udah nanti aja, gurunya juga udah masuk," jawabku.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, langsung saja, silahkan buka buku paket kalian halaman 165, lalu kerjakan di buku tulis nomor 1-10," ucap pak Budi langsung memberikan tugas, sepertinya beliau sedang terburu-buru.

"Pak, banyak benerr," ucap Yuri, sang ketua kelas.

"Udah kerjain aja. Saya tinggal dulu karena ada acara, nanti silahkan dikumpulkan. Minta tolong ya Yuri, nanti jika sudah terkumpul silahkan ditaruh ke kantor di atas meja saya," perintah pak Budi, guru matematika di kelas ini.

"Baik pak," balas Yuri.

"Jangan buat keramaian, nanti ganggu kelas lain yang lagi pelajaran. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap pak Budi lalu berlalu pergi.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab murid satu kelas.

Setelah kepergian pak Budi, kelas menjadi ramai, ada yang tetap mengerjakan tugas, ada juga yang bergerombol dengan temannya untuk ngobrol-ngobrol.

Aku dan Fiya sudah selesai mengerjakan tugas, karena masih jam 07.20 kupikir ini sudah masuk waktunya dhuha juga, ku ajak saja Fiya buat shalat dhuha bareng di masjid sekolah, daripada di kelas dan hanya ngobrolin yang nggak terlalu penting pikiriku.

"Bentaran aku ambil mukena dulu ra," ucap Fiya

"Iya, aku tunggu kok fi, santay aja haha," balasku.

"Ya sapa tau nanti kamu ninggal aku ra," elak Fiya.

"Udah buruan fi, jangan kelamaan," suruhku.

"Iya-iya sabar, ayoklah kita gass," ajaknya.

Di sepanjang lorong kelas, semuanya sepi, tidak ada murid yang berkeliaran, kemungkinan semuanya sedang pelajaran.

Setibanya kami di depan masjid, "Aku mau wudhu dulu fi, kamu udah belum?"

"Belom batal tadi hehe," katanya sambil cengengesan.

"Kalo gitu tungguin disini ya, aku mau wudhu dulu," ucapku seraya berjalan ke arah kamar mandi.

"Okee besti," jawabnya sambil memberi isyarat oke menggunakan tangan.

Saat di perjalanan menuju kamar mandi, aku samar-samar mendengar suara orang sedang mengaji di dalam masjid bagian laki-laki, suaranya begitu menyejukkan, membuat orang yang mendengarnya begitu tentram. Sebenarnya aku ingin tahu siapa yang sedang mengaji di dalam, tapi langsung saja ku tepis pikiran itu, "apasih Fiya, sejak kapan kamu jadi kepoan?" Batinku.

Udahlah, langsung ke kamar mandi aja.

Di lain tempat, Fiya sedang menunggu Zara yang katanya mau wudhu tadi, "Aduhh, Zara lama banget sih, aku sendirian lagi disini, sepi bangett." Katanya pada diri sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ujung [Penantian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang