Niat (Sasosaku)

390 23 0
                                    


"Sakura! " Bentak seorang berambut merah.

"Apa? " Wanita yang bernama Sakura itu menatap malas pria yang membentaknya tadi.

"Saya tadi suruh kamu keruangan saya, kenapa disini? "

"Apa lagi sih mau lo ha? Cukup di rumah aja ya lo bersikap kaya jagoan. "

"Ini sekolah, dan disini saya adalah gurumu bukan kakakmu! "

"Koreksi, kakak tiri?!"

"Kalau sikapmu seperti ini terus, saya akan memberi surat peringatan untukmu Sakura. "

"Oh ya? Kira-kira siapa yang akan bangkit dari kubur untuk memarahiku ya? Ayahku atau selingkuhan yang dipungut dari rumah bordil itu? "

"Sakura! "

"Apa! Ha! Sekali lagi lo tinggiin suara lo ke gue, gue pastiin lo bakal nyesel. "

.

.

.

Diatap gedung kosong, Sakura tengah melamun. Semilir angin yang lembut mengenai tubuhnya, namun tidak membuatnya merasa tenang.

"Lo kenapa? Berantem sama dia lagi? " Ucap Naruto, sahabat Sakura yang baru tiba di tempat tongkrongan mereka.

Sakura hanya mengangguk untuk membalas pertanyaan Naruto.

"Kali ini apa? "

"Dia yang mancing, padahal gua udah ngehindar. " Ucap Sakura dengan emosi yang sangat kentara.

"Ke lapangan basket? " Tebak Naruto. Sakura tidak bereaksi apapun yang mengartikan kalau tebakannya benar.

"Lo gampang banget ya ditebak. Pantes aja dia selalu nemuin lo waktu kalian bertengkar. " Ucap Naruto lagi.

"Ckkk. Kalo lo kesini cuma mau ngatain gue bego pergi aja, gue lagi ga mood. "

"Hah... Kalo lo beneran ga kuat sama dia, mending ngekos aja. "

"Ga bisa, kalo gue pergi, dia pasti ngerasa menang. "

"Ya terserah lo si Sak. "

"Daripada marah-marah terus mending makan es krim. " Tambah Naruto

"Lo yang traktir. "

"Yah, kena lagi. "

"Hahaha, ayooo, gue mau beli 5 es krim."

"Dasar perut karet."

Selesai dari makan eskrim, mereka jalan-jalan di pasar malam. Ini adalah ajakan Naruto yang tidak ingin melihat Sakura murung terus terusan.

.

.

.

Sakura tiba di rumah lewat tengah malam. Dan ketika dia membuka pintu, Sasori sudah terlihat duduk di sofa dengan pandangan yang menurut Sakura sangat menjengkelkan.

"Kemana kau jam segini baru pulang?"

"Gue gak pulang sekalipun itu bukan urusan lo. Minggir, gue mau tidur."

"Kau sangat berani Saki, tapi kau tak lebih dari seorang pengecut yang lari dari masalah."

"Seenggaknya gue gak jual tubuh kayak yang ibu lo."

"Oh ya?" Tanya Sasori dengan senyum mengejek.

"Terserah, setidaknya mereka berdua sudah tiada dan tinggal menunggu setahun lagi aku akan pergi dari rumah sialan ini."

Sakura Centric (Oneshoot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang