Aku memandang ngeri pantulan bayangan wanita cantik di cermin itu. Mata hijau meneduhkan dan rambut sewarna dengan bunga kebanggaan Jepang memang sama dengan diriku, tapi baju, riasan, dan semua perhiasan yang ada di tubuhku membuatku risih. Seingatku, aku tertidur di kelas sejarah guy sensei lalu saat aku terbangun, aku sedang memegang cincin berlian dan mengenakan pakaian bak bangsawan kuno.
"Sakura-sama."
Terdengar suara seorang wanita dibelakangku yang sepertinya seorang dayang. Apa-apaan ini? Apakah ini semacam prank yang akan ditayangkan di televisi?
"Siapa kau? Kenapa kita berdandan seperti di abad pertengahan?"
"Apa maksud Sakura-sama? Saya tak mengerti."
"Dimana kameranya? Aku sudah tahu jadi tidak perlu dilanjutkan sandiwara ini."
"Maaf, saya benar-benar tak mengerti. Kizashi-sama dan lainnya telah menunggu anda di ruang jamu, sebaiknya anda segera turun putri."
Aku tambah bingung dengan semua yang terjadi beberapa menit yang lalu. Jadi aku seorang putri dari sebuah kerajaan? Sugoi. Tapi aku masih tak mengerti, dan lagi dandanan yang digunakan terlalu ribet dan tidak natural dengan banyaknya perhiasan yang membuat tubuhku tambah berat.
"Siapa namamu?" Tanyaku kepada pelayanan yang berbicara dengan kepala menunduk. Terlihat dia kaget dengan baru saja kutanyakan. Memang kenapa?
"A..ayame Putri."
"Ah Ayame-san, apakah kita masih punya waktu? Aku tidak begitu nyaman dengan penampilanku sekarang."
"Acara akan dimulai 5 menit lagi putri, kita tidak akan sempat mendandani putri dengan waktu 5 menit."
"Tapi kita bisa menghapus riasan ini dalam waktu 5 menit bukan? Dimana kamar mandinya? " Ucapku lalu Ayame menunjukkan kamar mandinya.
Aku melepaskan perhiasan dan membersihkan riasanku kurang dari 3 menit, agak lama memang karena biasanya aku hanya memakai bedak dan liptint. Setelah wajahku bebas dari berbagai riasan itu, aku menaburkan bedak dan mengoles lipstick. Dan siap.
"Baik, ayo kita turun."
"Apakah benar putri akan turun dalam keadaan seperti itu?"
"Memang kenapa? Ada yang salah?"
"Maafkan hamba putri, tidak ada yang salah, semua sempurna seperti biasa."
Keningku mengerut, kenapa dayang ini terlihat sangat takut denganku? Apa Sakura versi putri ini jahat? Aku tak perduli, karena sekarang jiwaku yang berada di tubuh ini jadi mau tak mau harus mengikuti keinginanku.
"Baik, mari kita turun Sakura-sama."
Mengikuti langkah pelayan itu menuju suatu ruangan yang pintunya saja terlihat sangat megah. Ketika hampir tiba disana, dua pengawal yang berjaga membuka pintunya dan terlihatlah 5 orang disana yang semuanya berpakaian ala bangsawan.
'Wow, semua orang memainkan perannya dengan sangat baik'. Batinku.
Aku duduk di salah satu kursi yang bersebrangan dengan seorang lelaki berambut perak dengan masker di mukanya. Walau ditutup, aku dapat mengetahui bahwa dia terlihat tidak senang dengan kehadiranku.
"Baiklah jadi kapan tanggal yang tepat untuk mengadakan pertunangan ini?" Tanya seorang lelaki paruh baya yang memiliki rambut pink tua. Kurasa dia adalah ayahku di dunia ini.
"Maaf? Siapa yang akan bertunangan?" Tanyaku, karena jujur saja aku penasaran tentang semua yang terjadi saat ini.
Semua orang terdiam dan memandangku aneh. Entah apa yang salah dari ucapanku tapi mereka semua terlihat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Centric (Oneshoot)
RomanceBerisi cerita-cerita oneshoot Sakura Haruno dengan cast Anime Naruto lain. Oneshoot Sasuke x Sakura Sasori x Sakura Naruto x Sakura Gaara x Sakura Kakashi x Sakura Itachi x Sakura And other cast Rate : T