03

1.1K 110 8
                                    

Ini cast di chapter 02.

Winter - Widia Astuti - Widia
Karina - Ayunda Karina - Karina
Jisung - Jiandra - Jian/ Jiandra

Ingatkan jika ada typo ya.

🧛🤵🤴🧛🤵🤴

Jaemin mengerjakan matanya, meregangkan otot-otot tubuhnya sambil menguap, namun matanya tiba tiba membulat setelah menyadari jika dia berada di tempat yang asing, ini bukan kamarnya.

Dia panik, buru buru dia menyingkirkan selimut yang sedari tadi menutupi aset berharga nya.

Dia berteriak frustasi, dia hanya menggunakan kemeja dan celana dalam saja, celananya lenyap entah dimana.

'Mati aku, mati aku, mati aku'

Apa dia melakukan dengan orang lain? Ah dia sangat frustasi memikirkan apa yang sudah ia lakukan tadi malam dan bersama siapa?

"Sial aku terlalu banyak minum" untuk pertama kalinya dia mengeluarkan umpatan yang sudah ia tahan selama beberapa tahun ini.

Jaemin langsung bangkit berjalan dengan langkah besar menuju pintu, namun suara langkah kaki membuatnya mengurungkan niatnya, hingga seorang pria muncul setelah pintu itu terbuka.

Bagai membeku seperti es, keduanya hanya terdiam dengan mata yang saling bertemu, keduanya masih berdiri, membeku, terdiam, hingga pria dominan itu membuka suaranya.

"Ku pikir kau belum bangun," ucapnya.

"S-saya baru saja bangun S-senior," Entah kenapa dia merasa gugup, tapi bukankah wajar jika gugup setelah melewati malam panas bersama?.

"Tidak usah terlalu formal, panggil saja Jigar, ku pikir kita seumuran."

"Ya? ya baiklah Kak Jigar."

Satu detik

Dua detik

Tiga detik.

"Naja/Kak Jigar."

"Kau duluan."

"Kakak saja duluan."

"Ku bilang kau duluan!."

Naja menggigit bibir bawahnya, dia ingin bertanya namun merasa malu, mengela napas pelan, meyakinkan diri untuk bertanya.

"Kak apakah tadi malam kita, emm melakukan itu?."

Wajahnya berubah panik saat Jigar tiba tiba tertawa terbahak-bahak, apa ada yang lucu dengan pertanyaannya?.

Ku pikir Jigar sudah mulai gila.

"Tentu saja....."

Wajah Naja berubah 100%, panik, takut, khawatir, dan sedih menjadi satu.

"Tentu saja tidak, kau ini kenapa polos sekali sih, mana mungkin aku melakukan itu saat kita saja, baru bertemu tadi malam."

Jigar mengacak-acak rambut Naja yang wajahnya sudah memerah, namun dengan mata yang menatapnya nyalang.

Bukankah ini untuk ke sekian kalinya Jigar Arauja?.

🧛🤵🤴🧛🤵🤴

Naja perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemennya, dia berjalan santai seakan tidak terjadi apa-apa.

Bukankah begitu?

Tentu tidak, masalahnya dia akan mendapatkan masalah lain di rumahnya sendiri.

Langkah nya ia bawa ke arah dapur, tenggorokannya kering dan perutnya meminta untuk di isi, tadi dia langsung pulang tanpa menerima tawaran dari Jigar untuk sarapan bersama, dia masih punya malu jika kalian tidak tau.

"Kau dari mana saja?."

Naja menghentikan langkahnya, tiba tiba bulu kuduknya berdiri setelah mendengar suara berat dari kekasihnya, seharusnya Naja mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum bertengkar dengan kekasihnya itu.

Dia menoleh ke arah belakang, dimana Jeffrey mulai berjalan mendekati nya. Naja menelan ludahnya, dia takut, apa dia akan di kasari lagi?.

Jeffrey mencondongkan tubuhnya, menghirup aroma tubuh kekasihnya itu, tatapan matanya terlihat mengerikan untuk Naja, sudah sejak lama hingga dia melihat sorot mata yang membuatnya takut.

"Bau alkohol,,,,

kau meremehkan ucapan ku hmm?," tangan Jeffrey terangkat mengelus pundak pria bertubuh lebih kecil dari dirinya.

"T-tidak, tentu saja tidak mas,,,, a-aku terpaksa ikut karena tidak enak menolak ajakan temanku, maafkan aku."

"Kau,,,, tatap aku."

Naja yang awalnya menunduk kini sudah menatap pria dominan di depannya.

"Sudah berani melanggar janji rupanya, jika aku bilang jangan ya jangan Pranaja, KAU MENGERTI!!!."

Tubuh Naja bergetar, air mata bahkan sudah terjun bebas dari kedua matanya. Perlahan tangannya terangkat menggenggam kedua tangan kekasihnya yang sedari tadi meremas pundaknya, lalu menghempasnya.

"Kau! Kau pikir kau siapa hingga seenaknya melarang-larang ku! Kau ibuku? Kau ayahku? Bukan! Jadi berhenti seakan aku ini seutuhnya milikmu! Aku milikku sendiri, kamu mengerti?."

Naja mengusap air matanya asal, bukankah tak sepantasnya dia menangis.

"Kau sudah berani rupanya, pria mana yang sudah mempengaruhi dirimu hah? JAWAB AKU!!!"

"Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri? Bukankah aku bukan satu satunya untukmu? AKU BUKAN SATU SATUNYA KAN!!! JAWAB AKU SIALAN!!!."

Plakkk

Jeffrey memandangi tangannya, apa dia baru menampar wajah kekasihnya?.

"M-maafkan aku Naja, aku tidak bermaksud untuk melakukan ini,"

Bodoh.

🧛🤵🤴🧛🤵🤴

Akhirnya update juga hehe

Jangan lupa votmen ya

19 Februari 2022






Toxic Relationship | Jae2 × Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang