O3 ' masa lalu

13 5 6
                                    

ㅡ,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅡ,

PRAANGGG!!

      teja terkesiap dengan suara pecahan piring yg entah datang darimana, segera teja memeriksa dapur belakang rumah nya, disana ada sang adik yg berjongkok sambil menutup telinga nya erat - erat dan sang ibu terlihat sedang meredam emosi nya.

" buk? ada apa ini? " tanya teja saat sudah meredakan rasa keterkejutannya.

" INI! ADIK GA GUNA MU INI! "

      sudah terlanjur biasa ia mendengar cacian dari mulut sang ibu pada adiknya, apa lagi kesalahan adiknya? apa masalah yg sama seperti-

" APA? KAMU MAU BELA DIA LAGI? ANAK SIALAN INI? TCH! TEJA AJARI ADIKMU INI MENCARI UANG HUH! "

biasa ...

      ya, begitulah. adik laki - laki nya, bernama Riki dengan nama belakang ayah nya, kurnia ..
teja dan riki bukan lah saudara dengan gen ayah yg sama, ia dan riki saudara berbeda ayah, ayah teja pergi dari rumah saat teja masih duduk di bangku sekolah dasar, lalu datang ayah riki ke hidup sang ibu dan teja, saat lahir riki, ayah nya menjadi jarang pulang dan sekarang hampir 6 bulan tidak memunculkan batang hidung nya di depan keluarga nya, kesan teja pada kata ' ayah ' sangat lah tidak bagus ..

      riki masih duduk di bangku menengah pertama, jadi tidak mungkin ia mengajak sang adik untuk mencari pangan makan, ia sesungguhnya tidak mengerti dengan jalan pikir ibunya, hh ..

" bu .. riki masih terlalu kecil untuk ikut kerja, mau melamar dimana pun dia tidak akan di terima bu .. lebih baik dia fokus dengan sekolah bukan? supaya dia sukses kedepannya " saut teja sambil mendekati sang ibu sembari mengelus punggung ibu nya, terdengar helaan napas ibu nya setelah ia mengucapkan kalimat tersebut.

" hh .. ya apa kek, jualan koran? bersihin sepatu? masih banyak lagi kerjaan yg ga perlu melamar kan? kamu juga kerja tanpa melamar ja, kamu bahkan lulus SMA tapi kamu ga sepenuhnya sukses teja " setelah mengatakan hal yg melekitkan hati teja, ibu teja berbalik menatap anak sulung nya " daripada ga berguna diem di rumah, sekalinya di suruh kerja malah ngerusakin barang, paham ja? " lanjut ibu teja.

      menghela napas, teja hanya bisa mengangguk mengiyakan perkataan ibu nya, lalu ibu teja pergi ke kamar nya tanpa melirik si bungsu sedikit pun. karena sudah menjadi kebiasaan, teja mendekati riki yg masih dalam posisi yg sama sedari tadi.

" ki .. ibu udah ke kamar nya, gamau peluk abang? " alunan suara lembut teja masuk dalam telinga riki, membuat riki reflek langsung mendongak dan memeluk kakaknya sambil menangis sesegukan.

" bang .. ri - riki tadi jatuhin hiks piring bang, maafin riki bang hiks jangan marahin riki ya .. " racau riki di pelukan teja, teja hanya tersenyum tipis lalu mengecup telinga riki dan mengelus punggung adiknya.

" udah udah, lupain yg tadi oke? iki udah mam belum? " bisik teja.

      dengan tangan yg tersambung pada kantung berisi cairan garam, seorang gadis dengan sematan anggrani di namanya, kini berada di ruangan berbau khas obat, hanya tempat ini yg bisa membuat dia hidup, rumah sakit.

 Binar Niskala • Shim JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang