1O ' tertarik pada pertemuan pertama

13 3 1
                                    

ㅡ,

senyumnya itu terus terbayang-bayang di pikiranku, seperti candu sari bunga pada kupu-kupu, seperti itulah manis dan candu senyumannya pada rasa lubuk hatiku.

ish! kamu lagi kerja! fokus fokus!

benak seorang perempuan dengan baju keperawatannya dan tersemat pin name tag di atas saku dada kirinya, disana tertulis indah nama perempuan tersebut, risa nirwala.

risa pov

setelah mencatat dokumentasi kesehatan pasien, aku berjalan setengah berlari ke ruang khusus perawat tempat aku menaruh barang-barang nya di sebuah loker khusus, aku tidak sabar untuk pergi pulang lalu merasakan hangatnya air hangat memeluk tubuhku dalam bathtub dan empuknya kasur yg akan menghanyutkan diriku pada alam mimpi.

saat mengaitkan kaitan resleting zipper jaketku, aku diingatkan kembali dengan pemuda yg sedari tadi berada dalam pikiranku, sedari tadi senyumnya tak kunjung pergi dari benakku, menimbulkan kesan tersendiri setelah melihatnya, ah .. apa ini yg namanya cinta pandangan pertama? rasanya aku agak menyesal telah mengejek teman-temanku yg bucin terhadap pasangan mereka masing-masing, sekarang aku terkena karma, jadi seperti ini rasanya jatuh cinta? ..

kembali ke dunia asliku, aku lalu terburu-buru membereskan barang-barang ku dan mengganti shift kerja ku dengan temanku, dan membuat laporan pasien-pasien yg tadi aku kerjakan lalu mengirimkannya pada temanku yg akan melanjutkan shift malam-pagi nanti.

setelahnya aku berjalan menuju pintu belakang khusus staff rumah sakit yg langsung menyambung ke parkiran belakang.

lagi dan lagi, pria tadi itu datang kepikiran ku, hh .. entah aku harus merasa terganggu dengan kedatangan kepikiranku atau merasa senang karena senyumnya selalu bisa membuatku ikut tersenyum?

ㅡ,

di tengah perjalanan pulang, risa di kejutkan dengan kehadiran seorang pemuda yg tak asing menurutnya, ia dengan cengiran khasnya menghadang laju motor di tengah jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di tengah perjalanan pulang, risa di kejutkan dengan kehadiran seorang pemuda yg tak asing menurutnya, ia dengan cengiran khasnya menghadang laju motor di tengah jalan.

" aish! untung jalannya lagi sepi ndra! astaga ni bocah ya! " emosi risa pada pemuda di hadapannya ini, lalu dengan segera ia menepikan motornya ke pinggir jalan di ikuti pemuda tersebut.

jendra, dengan senyum aneh nya mengintili risa yg saat ini tengah membuka helm nya, " ris, pinjem duit dong! " pintanya pada risa. risa merotasikan matanya malas, lalu berpose seolah-olah akan memukul jendra dengan helm yg ia pegang.

" rugi gua sekolah mahal-mahal duit gaji bulanan gua, gua kasih ke lu cok. kenapa lagi? gua udah pasti kasih ke lu, asal lu kasih alasan yg jujur huh! " kurang baik apalagi risa setiap jendra ingin meminjam uang ia selalu memberinya, eh? kalau meminjam seharusnya jendra mengembalikannya bukan? gak dulu -jendra.

sambil menggaruk tengkuk nya tak gatal, jendra menjawab pertanyaan risa lirih " temen gua .. aish bukan temen lagi, tapi sahabat gua sakit ris, lu ingetkan sahabat gua yg sering gua omongin ke lu? " karena merasa pembicaraan ini akan berjalan lama, risa mematikan mesin motornya lama menatap lamat pemuda di depannya ini.

risa tak pernah melihat ekspresi sedih itu setiap kali jendra akan meminta uang padanya, jendra bukanlah orang asing di matanya, jendra adalah sepupu jauhnya. walau tidak terikat hubungan keluarga sedekat itu, tapi entah kenapa ia merasa ia begitu cocok dan soulmate dengan jendra sedari ia kecil, apalagi risa adalah salah satu saksi dari bagaimana jendra bertahan selama ini.

risa mengangguk sebagai jawabannya, " gua inget, dia sakit apa kalau boleh tau jen? lu kan tau sendiri gua kerja di kesehatan, siapa tau selain bantu biayain gua bisa bantu cari jalan buat dia sembuh " mendengar jawaban dari risa, jendra lantas mendongakan kepalanya menatap risa dengan wajah ceria lalu menggenggam tangan risa sambil berkata,

" gua bakal ganti semua budi lu ke gua ris, doain gua bisa lanjut kuliah ya! lu gausah khawatir gua minta uang kuliah ke lu, gua udah nabung banyak " dih kegeer-an ni bocah -risa.

" iya iya, astaga gua lagi nanya ya su .. " kesal risa pada jendra yg malah menjawab pertanyaannya dengan hal lain, jendra menyengir lucu lalu mengajak risa untuk duduk di pinggiran trotoar sambil melihat lalu lalang kendaraan jalanan malam ini.

dengan raut wajah yg tak terbacakan, jendra mendongakan kepalanya untuk menahan air matanya yg sudah ada di ujung mata kucingnya.

" dia sakit kanker darah ris, lekimisa .. "

" pftt gajadi ikutan sedih gua njeng HAHAHA " tawa risa pecah saat jendra salah mengucapkan nama penyakit itu, " leukimia goblok! " koreksinya sambil menoyor jendra yg nyengir lucu di depannya.

hanya pada risa dan teja ia menunjukan sifat kanak-kanaknya selama ini, jendra yg selalu bersikap kuat dan jenaka di depan orang-orang ini, selalu menumpahkan semua masalah hidupnya dan bertompang pada bahu rita dan teja selama ini.

" susah ris, gua gabisa nyebutin. dulu aja pas dapet biologi, gua di sorakin sekelas karena salah nyebut nama bakteri, bukan ahlinya gua itu mah " belanya pada dirinya sendiri, biar gak malu-malu banget ya kan.

" emang lu nya aja yg tolol, kalau gitu biar gua bisa omongin hal itu, besok pas gua libur kerja, lu ajak gua ketemu temen lu si teja itu ya? " pinta risa pada jendra, jendra tentu senang akhirnya ia bisa mempertemukan risa dengan teja, selama ini ia selalu ingin mengajak mereka untuk bertemu bersama, tapi rita dan teja malah menolak dengan alasan sibuk.

" nah gitu dong ris, lu selalu bilang sibuk waktu gua ajak ketemu teja ck! " rajuk jendra, risa yg mendengar perkataan jendra lalu tertawa cukup kencang sambil memukul punggung jendra lumayan keras sampai jendra mengaduh lantang.

ada ya perawat kasar begini? ya tuhan, batin nista jendra setelah membalas pukulan risa padanya.

" sakit goblok! ya lu tau sendiri gua takut ketemu orang baru, palagi cowo hehe " cengir risa, lalu jendra menatapnya sinis setelahnya menampilkan wajah mengejek pada risa,

" gimana mau punya pacar lu kayak gitu? nanti yg ada lu jadi perawan tua, tau rasa lu nanti! HAHAHA " ejek jendra pada risa, yg membuat risa teringat dengan pemuda dengan senyuman manis yg tadi dia temui itu. setelahnya ia mendecakkan bibirnya dan balas menatap mengejek pada jendra,

" ngaca ya tai! lu juga gitu, lagi pula gua baru aja ketemu cowo yg bikin gua dugun-dugun " melihat perubahan ekspresi risa yg begitu cepat dalam hitungan detik, jendra menatap jijik pada gadis di sampingnya ini.

" pasti om-om " celetuk jendra pelan yg masih bisa di dengar oleh risa, setelahnya terjadilah adegan adu tampolan dan toyoran antara kedua saudara sepupu jauh ini.

:D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Binar Niskala • Shim JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang