O2 ' lekas sembuh prasatya seandra

19 7 10
                                    

enjoy hehe !

ㅡ,

      di depan sebuah warung sederhana yg menampilkan banyak jajanan ringan yg di sampirkan pada sebuah balok kayu, jendra mencoba mengajak juan mengobrol ringan agar bisa mengalihkan rasa khawatir juan terhadap saudara kembar nya.

      jendra berinisiatif mengajak bocah 9 tahun ini untuk mengisi perut terlebih dahulu, karena jendra mendengar bunyi keroncongan dari dalam perut gembul juan secara tidak sengaja saat membersihkan baju juan tadi, gemas.

" oh jadi kamu sama sean itu kembar ya? " basa basi jendra pada juan, sebagai jawabannya juan hanya mengangguk karena saat ini ia tengah sibuk dengan hidangan di depan nya, melihat hal itu jendra merasa gemas pada bocah berpipi gembil ini lalu mengusak rambut juan sambil tertawa.

" kalo kak jendra sendiri, teman nya kak teja ya? " tanya juan dengan pipi yg mengembung sebab makanan nya yg belum tandas ia kunyah.

      jendra mengangguk, " kakak udh kenal dia dari bangku SMA, dia yg pertama kali mengajak kakak berteman dan membantu kakak untuk bertahan di saat orang - orang mengucilkan kakak di sekolah, dia pria yg baik sekali kan? " jawab jendra dan melempar tanya.

" hum! sangat baik, dia sering bermain dengan ku dan teman - teman panti lainnya, kadang dia juga memberikan uang pada bibi panti untuk biaya kebutuhan kita di panti, walau dia bukan bagian dari kita " ujar nya sambil tersenyum lucu, saat mendengarkan hal tersebut jendra merasakan rasa hangat dalam relung hati nya, ia merasa bersyukur dan bangga memiliki teman akrab seperti seorang teja, walau sering di landa lara tak membuat teja menghilangkan niat baiknya pada orang - orang yg membutuhkan.

" kak? kak jendra? "

      terhenyak dari lamunan nya sebab namanya di panggil oleh juan, jendra membalasnya dengan senyuman " udah habis mam nya? " sambil melirik isi piring juan yg sudah tersapu bersih.

      bocah dengan potongan rambut batok kelapa itu mengangguk lucu, " terimakasih makanannya kak, lain kali traktir sean juga ya! sekarang ayo susul kak teja dan sean kakk " hh .. dia mulai merengek lagi jendra.

LO?? NGAPAIN LO DISINI?? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LO?? NGAPAIN LO DISINI?? "

      terkejut karena teriakan seseorang tersebut, teja langsung menoleh kepalanya ke asal suara itu, dan agak terkejut bertemu dengan masa lalu nya di saat ia sedang tidak berniat meladeni candaan Tuhan lagi.

" winda? .. " batinnya

" BERANI - BERANINYA LO MUNCUL LAGI DI HADAPAN GUA JA! " masih dengan nada yg tinggi, wanita yg memiliki nama lengkap winda anggrani yg kerap di panggil winda ini, berjalan mendekat ke arah teja sambil menunjuk wajah sang pemuda di hadapannya.

" win .. gua cma nganter adik gua yg kecelakaan kesini " ujar teja mencoba membela dirinya sendiri, " lagian ini tempat umum win " tegasnya.

" mau ini tempat umum kek kuburan kek, lu tetep salah di mata gua ja, setelah apa yg lu perbuat ke gua di masa lalu " lawan winda, apa separah itu masa lalu mereka?.

      menghela napas, teja hanya bisa mengalah jika sang lawan bicara sudah membawa - bawa masa lalu, apalagi sekarang sudah mulai banyak pasang mata yg melihat kearahnya dan winda.

" kenapa ga jawab? masih mau bungkam dan gak ngerasa bersalah sama kesalahan lo di masa lalu hah? " paksa winda, yg membuat teja langsung menatap tajam mata gadis di depannya ini.

" win, gua lagi gamau ribut sekarang, dan satu hal lagi, gua gamungkin ngakuin bahkan minta maaf ataupun ngerasa bersalah sama kesalahan yg ga pernah gua lakuin sama sekali, jadi tinggalin gua sendiri kalau LO! emg gamau lihat muka gua lagi " balas teja sambil menekan kalimat nya dan menunjuk ke arah winda.

" lo bener - bener cowok brengsek ja "

      tak menerima jawaban dari teja, lantas winda meninggalkan teja yg masi mematung di tempatnya sedari tadi.

      dokter keluar dari ruang UGD, membuat teja, jendra dan juan langsung bangkit dari duduk lemas nya di atas dinginnya kursi lorong puskesmas.

" om dokter! gimana kondisi sean om?? " juan yg paling pertama melemparkan pertanyaan pada dokter yg baru saja keluar dari ruangan darurat tersebut.

" saudara sean sudah melewati masa kritis nya, cedera di kepala nya tidak terlalu parah hanya memerlukan beberapa jaritan, nak sean juga mengalami patah tulang ringan pada jari telunjuk dan kelingkingnya, setelah ini ia sudah bisa di pindahkan ke ruang rawat inap, sebelum itu apakah kalian bertiga sanak saudara atau salah satu orang tua sean? " tanya sang dokter sambil tersenyum tipis, pertanyaan tersebut di jawab anggukan oleh teja dan juan, jendra hanya bisa menyimak. " baik, silahkan urus administrasi nya segera, sebentar lagi sean akan di pindahkan, saya permisi "

" terimakasih banyak dok " balas teja, ia langsung mengucap syukur pada Tuhan, setelahnya ia menoleh pada juan yg saat ini sedang menunduk dalam diam. " kamu kenapa juan? sean kan udah ga kritis lagi, jadi juan gak boleh khawatir lagi ya? " bujuk teja sambil berjongkok di hadapan juan, pasti juan masih terkejut dengan apa yg menimpa saudara kembarnya sampak berakhir di salah satu ruang rawat inap puskesmas ini.

     juan hanya menggeleng sambil menghapus air mata nya lalu berkata " kak .. juan nda tau harus bilang apa ke bibi panti tentang sean, dia pasti khawatir juga panik sama biaya penanganannya sean hiks .. " ucap nya tanpa menoleh pada teja, masih dengan posisi menunduknya.

      jendra yg melihat dan mendengarkan hal memprihatinkan itu, mendekat dan mengusap kepala juan lalu ikut berjongkok di samping juan yg masih menangis, " nanti kak jendra ikut bantu bayar administrasi sean ya, juan jangan khawatir oke? kak jendra kan rajin menabung, ya kan kak teja? " ucapnya sambil kekeh nya.

      teja hanya bisa menggeleng mendengar perkataan jendra yg bisa - bisa bercanda di saat - saat genting seperti ini, " jangan jen, tabungan kamu kan buat kuliah kamu nanti, simpen aja, nanti aku yg ikut bantu bayar biayanya sama bibi panti " ujar teja meyakinkan jendra. tapi, jendra tetaplah jendra yg keras kepala, ia akan keukeuh dengan keputusannya dan hal itu membuat teja ingin menendang temannya ini, tapi dia tidak bisa.

" juan? .. kamu nda apa - apa kan juan? " panik sean saat yg ia lihat pertama kali setelah siuman nya adalah raut khawatir juan di samping nya, juga teja yg duduk di pojok ruangan.

" ck! kebiasaan deh, bukannya khawatirin diri sendiri malah nanya orang lain, juan gapapa kali, sean aja yg perlu sembuh sekarang " jawabnya dengan bibir yg memonyongkan 5 cm oleh juan, teja yg melihat drama antara saudara kembar itu hanya bisa terkekeh gemas di buatnya, lantas ia menoleh ke samping, ia melihat jendra tertidur dengan posisi menyamping, astaga jendra ..

" juan, sean. kak teja sama kak jendra mau balik ke tempat kerja dulu ya? kakak udah telpon bibi panti tadi, sebentar lagi dia sampai kok, jaga diri kalian ya adik - adik ku, sean lekas sembuh ya "  pesan teja pada sean dan juan sambil bangkit dari duduk nya dan mengusap kepala sean sambil tersenyum, lalu membangunkan jendra, bisa - bisa pemuda itu berjalan keluar kamar rawat sean dengan mata yg masih terpejam, hal itu membuat juan dan sean terkikik lucu.

      hari sudah petang, sang surya sudah mengarahkan binar terang nya ke penjuru dunia yg lainnya, kini binar bulan lah yg mengantikan posisi nya di temani kelap - kelip bintang, sungguh pemandangan yg membuat hati siapa saja damai. teja saat ini baru saja memasuki rumah nya, namun yg menyambutnya adalah kesunyian, dimana ibu serta adiknya?.

PRAANGGG!!

nahyo ribut ribut ribut, sape tuh kerasukan reog ged?? btw, ada yg bisa tebak visualisasi winda anggrani ini siapa?? jwab di comment yaa, yg bener saya kasi jake sksk !!

vote dan comment nya juseyo, yg bru mampir boleh bgt follow saya hehe, makasi udh baca <3 !!

                                                    , dailyive

 Binar Niskala • Shim JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang