Istirahat

8.5K 161 3
                                    

Latihan sudah berjalan dua minggu.

Masih ada dua minggu lagi sampai hari pemotretan. Rangga harus menerima akibat dari makanan manis yang ia makan saat ulang tahunnya. Sebelumnya, latihan hanya tiga kali seminggu, sekarang malah menjadi empat kali seminggu. Sesi latihan pun ditambah, dari dua jam menjadi empat jam. Sungguh memuakan.

Hari ini, adalah hari terakhir latihan dalam minggu ini. Seperti biasa, mereka memulainya dari pemanasan menggunakan treadmill. Setelah itu, mereka latihan otot tubuh bagian bawah. Latihan pertama mereka adalah Leg Press.

 Latihan pertama mereka adalah Leg Press

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shhh- ini berat sekali," keluh Rangga.

"Ya, lakukan seperti itu!" Rino mengabaikannya.

Mereka meneruskan latihan itu selama kurang lebih lima menit.  Tubuh Rangga lemas setelahnya, sampai-sampai ia kesulitan untuk berdiri. Rino membantu Rangga untuk berdiri. Tubuh itu gemetar hebat.

"Kau masih sanggup melanjutkannya?"

"Hufft..." Rangga menghela napas.

Wajah Rangga pucat. Tubuhnya bergetar hebat, punggungnya terasa berat, jantungnya berdebar-debar, nafasnya tercekat. Rino mengalungkan sebelah tangan Rangga ke pundaknya.

"Heii!! kau kenapa?!" Rino mulai panik.

Ia menidurkan Rangga di lantai, berusaha menenangkan tubuh itu. Dada Rangga semakin sesak, udara tidak sampai ke kepalanya. Air matanya keluar. Rangga terus-terusan meringis.

"Khh- Shhh-" ringisnya.

Tubuh Rangga mulai kaku, tidak dapat digerakan. Tangannya merapat, bibirnya bergetar, kakinya juga mati rasa. Rino bingung.

"Bertahanlah!" Rino mengendong Rangga, ala Bridal Style.

"Sh- Sakit," ringis Rangga.

Rino kembali menidurkan Rangga, merileks kan kaki yang kaku itu. Setelah dirasa cukup lemas, ia kembali menggendongnya. Rino membawa tubuh Rangga ke mobilnya. Ia mendudukan tubuh itu di kursi penumpang di belakang. Kemudian, Rino berjalan ke kursi pengemudi. Ia menyetir, membawa Rangga ke rumah sakit.

Namun, ditengah perjalanan, Rangga sudah lebih baik. Ia berkata pada Rino, untuk mengantarnya pulang saja.

"Lo mau anter gue kemana? anter pulang aja," kata Rangga.

"Tapi-" ucapan Rino terpotong.

"Gue udah mendingan," potong Rangga.

Rino mengubah arah mobilnya, berganti arah ke rumah Rangga. Selama perjalanan, Rino sesekali memperhatikan Rangga melalui kaca mobilnya. Ia merasa bersalah sekali, memberi latihan tambahan kepada Rangga. Latihan yang berat untuk pemula.

Setelah beberapa lama, Mobil Rino sampai di depan pekarangan rumah Rangga. Rino segera keluar dari mobilnya, lalu membukakan pintu untuk Rangga. Ia memapah tubuh Rangga untuk berjalan. Sesampainya di depan pintu rumah, Rangga melepas rangkulannya.

[BL] Gym in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang