Tubuh Rangga berbalik, menghadap ke arah Rino sekarang. Mereka saling tatap beberapa lama, sampai Rangga menyambar mulut sang pelatih. Mereka berciuman, saling melumat, berberang lidah satu sama lain. Rino memasukan lidahnya ke dalam mulut Rangga, mengabsen setiap gigi-gigi, mengelus rahang atas dan bawah secara bergantian.
"Lhhh-" ciuman terlepas, terbentuklah benang saliva dari sudut bibir mereka.
Rangga mengalungkan tangannya ke leher Rino. Matanya yang sayu menatap mata Rino.
"Rin- Anhhh," Desah Rangga.
Rino menjilat lehernya dari samping. Jilatan itu semakin lamasemakin turun, hingga sampailah ia dua tonjolan dada, puting, menggoda milik Rangga. Rino menjilati tonjolan itu, memutarinya, menekan-tekan tonjolan itu secara bergantian. Setelah itu, ia melahap puting sebelah kanan Rangga, lalu menghisapnya dengan kuat.
"Ahhh-,"
Rino menyusu, Rangga menekan kepala Rino agar semakin dalam melahapnya. Lidah itu meliuk-liuk.
"Emhh-"
Rino mendorong tubuh Rangga perlahan-lahan, hingga akhirnya tubuh itu terbaring. Rangga merancau, merasakan hisapan serta pilinan di kedua putingnya. Tiba-tiba, Rino menjauhkan kepalanya.
"Kau ngaceng?" Rino tersenyum.
"Emhh-" Rino meremas-remas selangkangan Rangga.
Kepalanya kembali mendekat, lalu berbisik di dekat telinga kanan Rangga.
"Fuhhh," Rino meniupnya, "tapi sayang kau harus solo kembali," ujarnya, tersungging.
Rino menjauh, meninggalkan Rangga yang berdecak frustasi. Rangga yang melihat itu, kesal sekali. Pria ini mempermainakannya. Sudah dua kali dirinya dibuat terangsang, dan dua kali juga dia dibuat tanggung seperti ini.
"Shit!" umpat Rangga.
Tubuhnya lemas, jantungnya berdebar-debar mau copot. Dirinya akhirnya merebahkan dirinya, lalu kembali solo di kamar mandi Gym.
.
Hari-hari berlalu, tibalah hari terakhir latihan. Besok adalah hari pemotretan body profil. Rangga sedang tebaring mengangkat beban barbel besar panjang dibantu oleh Rino pelatihnya.
"Apa kau melakukan diet yang kusuruh?" tanya Rino.
"salt-free?" tanya Rangga.
"Ya. Kau tidak boleh memakan makanan yang mengandung terlalu banyak asin seminggu mendekati pemotretan," jelas Rino.
Rino menghentikan aktivitas Rangga sebentar, meletakan barbel itu ke penyangganya.
"A- ah. Ya, aku melakukan diet seperti yang kau katakan," ujar Rangga.
"Benarkah?" Rino melipat tangannya, tangan kanannya mengelus dagunya.
"Benar, aku tidak memakan makanan yang kau katakan mengandung garam," jawab Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Gym in Love
RandomApa yang kau tanam, itulah yang kau tuai. Begitulah peribahasa berkata. Namun, pernahkah kalian berpikir, apa yang kau latih, cinta yang kau tuai? Rangga adalah seorang model, dengan badan yang kurang proporsional. Ia pun memutuskan untuk datang ke...