Mantan

4.2K 87 6
                                    

Halo!!! Pakabar semua??? Gue mulai lagi nih. Dua Chapter terakhir itu gue hapus ya.... soalnya menurut gue itu gak nyambung sama ceritanya dan bikin gue aneh, juga bingung lanjutin ceritanya.

Oke tanpa berlama-lama lagi, kita mulai ceritanya.

Happy Reading!!!









.

Hari berganti hari.

Pagi itu Rangga bersama sahabatnya yang bernama Tian itu pergi jalan-jalan. Niatnya sih mau healing berdua sama temannya. Kali aja kebersamaan mereka akan membuatnya lupa tentang Rino.

"Lo kata bareng temen-temen lo, gimana sih?"

"Gatau, pada sibuk mereka," balas Tian.

"Ohh" jawab Rangga sekenanya.

Ia tidak terlalu peduli sih.

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan lebih lanjut. Rangga terdiam, fokus terhadap apa yang ada di Pikirannya. Hanya melihat keluar jendela mobil.

Pandangannya kosong, entah apa yang menggentayangi kepalanya. Jikalau memang tidak sanggup dan pantas diperjuangkan, maka lebih baik tinggalkan saja.

Namun, begitu sulit melupakannya karena dia adalah yang pertama berhasil masuk ke dalam hatinya. Bukan hanya sekedar pelarian semata.

"Rang? Lo kenapa?" tanya Tian, yang ada disebelahnya.

Rangga masih tidak menjawab dan masih terus menatap ke luar kaca jendela mobil. Tatapannya kosong, melihat kilatan-kilatan pohon yang seolah berjalan.

"Rang?!" panggil Tian, agak kencang.

Panggilan itu berhasil menyadarkan Rangga, "ah iya, kenapa?" tanya Rangga.

"Lo dari tadi bengong aja, ada masalah?" tanya balik, Tian.

"Nggak kok Ti, gue gapapa. Santai aja," jawab Rangga.

Tian menganggukinya. Ia tidak ingin bertanya lebih dalam karena tak mau mengganggu privasi Rangga. Siapa dia? Cuma teman.

Beberapa jam berlalu, pengemudi mobil itu berhenti tepat sampai tujuan mereka, di bumi perkemahan. Rangga dan Tian menurunkan barang-barang mereka.

"Berapa mas?" Tanya Tian kepada supir tersebut.

"300 ribu aja, dek," jawab supir itu.

Tian menyerahkan enam lembar uang berwarna biru dari dompetnya, lalu memberikannya kepada pak supir itu. Setelah menerima uang tersebut, supir itu pun pergi meninggalkan mereka.

"Makasih ya, mas" Tian melambaikan tangannya, ke arah kepergian mobil tersebut.

"Mau bangun tenda dimana?" Tanya Tian kepada Rangga.

Rangga sejenak berpikir, memikirkan tempat yang cocok untuk mereka berdua. Terlintas di kepalanya untuk membangun tenda di tempat paling atas.

Nampaknya diatas sepi, hanya ada satu tenda disana.

"Disana aja gimana?" Tunjuk Rangga.

"Boleh. Gue mah ikut aja," jawab Tian.

Mereka pun berjalan sedikit ke atas membawa beban berat tas carier yang mereka bawa.

Sesampainya disana, terdapat sepasang kekasih sedang bermanja-manja ria disana.

Yups, tepat sekali. Tenda yang akan menjadi tetangga mereka selama tiga hari tiga malam adalah tenda dari sepasang kekasih yang nampaknya ingin melaksanakan bulan madu mereka disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] Gym in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang