Menikmati Hasil

11.6K 147 12
                                    

Sebelum lanjut, gue mau nanya

Ini kenapa ya? Kok muncul tanda warning di sampingnya? Di kalian ada gak? Atau cuma di gue aja? Takut ilang lagi ceritanya :") Emang chapt sebelumnya terlalu vulgar ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini kenapa ya? Kok muncul tanda warning di sampingnya? Di kalian ada gak? Atau cuma di gue aja? Takut ilang lagi ceritanya :") Emang chapt sebelumnya terlalu vulgar ya?

.







Warning!! Chapter ini mengandung unsur 21+ di dalamnya.

Seusai pemotretan, Rangga dan Rino pergi ke suatu ruangan.

Hanya mereka berdua.

Mereka sedang melihat-lihat hasil foto sebelumnya. Rangga menggulir foto demi foto. Matanya terkagum-kagum melihat foto didepan layar. Rino berada di sebelahnya.

"Hufttt..." Rangga menghempaskan tubuhnya pada kursinya.

"Mengapa? tidak ada yang sesuai?" tanya Rino.

"Bukankah aku terlihat bagus di sana?" tanya balik, Rangga.

Rangga mengelus dagunya, berpikir sangat keras memilih yang bagus diantara yang bagus. Rino yang melihat hal itu, hanya bisa memutar bola matanya malas.

Oh ayolah, bukankah seharusnya Rangga memilih semuanya saja. Tutup laptop itu sekarang, dan pulanglah. Apakah ia pikir, ototnya itu keren?!

Tentu saja iya.

Sangat menggoda, sampai-sampai Rino ingin menerkamnya saat itu juga. Dirinya masih waras. Mana mungkin ia menerkam Rangga saat itu juga. Oleh karena itu, ia menunggu Rangga selesai dan berencana memangsanya di mobil nanti. Namun, Rangga malah berlama-lama menatap layar di ruangan ini. Sungguh menjengkelkan.

"Aku tidak menyangka..." Rangga.

"Kau bangga?"

"Tentu saja. Tidak sia-sia usahaku selama dua bulan sebelumnya," kata Rangga.

"Cepatlah! ini sudah malam, mau sampai kapan kau memandangi fotomu itu?" tanya Rino.

"Tunggu sebentar! aku sedang memilih. Lagipula, mengapa kau sangat terburu-buru?" tanya Rangga.

"Hmmm-" Rino mengeram.

Tanpa aba-aba, ia menyerang Rangga. Kursi yang diduduki Rangga terdorong ke belakang. Tubuh Rangga terdorong ke belakang, membuatnya kembali bersandar. Kedua tangan kedua tangan Rino mencengkaram lengan kursi.

Mereka bertatapan. Lagi-lagi, tenggelam teramat dalam, seolah masuk ke dalam mata masing-masing. Tangan Rino naik, mencengkram dagu Rangga. Tatatpan matanya menatap bibir merah mengilap, basah. Ia membasuh bibir bawah itu, memain-mainkannya.

Cup.

Rino segera menyambar bibir itu. Bibir yang sedari tadi menggoanya. Ia menyesap bibir bawah Rangga, lalu menjilatinya. Rangga terpejam, lalu membuka mulutnya, memberikan akses bagi lidah Rino untuk masuk ke dalam mulutnya.

[BL] Gym in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang