Tuk
TukKini lelaki berumur delapan belas tahun sedang menunggu kepulangan adiknya di ruang tamunya yang sudah gelap, Renjun sengaja mematikan lampu supaya adiknya terkejut saat melihatnya.
Cklek
Terdengar suara pintu utama dibuka dengan pelan, terlihat seorang gadis menolehkan kepalanya dari pintu melihat ke sekelilingnya memastikan tidak ada orang.
Lalu gadis itu menutup pintu utama dengan pelan, namun tiba-tiba lampu menyala dan memperlihatkan seorang lelaki sedang duduk di sofa menatap gadis itu dengan wajah penuh amarah.
"Lo kesini," ucap Renjun dengan datar.
Alena membuang mukanya, namun gadis itu tetap menghampiri Abangnya.
"Jelaskan ke gue darimana aja lo? Dan harus rinci, tanpa ada kebohongan." ucap Renjun.
Alena berdiri disamping tempat duduk Renjun dan menggenggam kedua tangannya di depan. Kini gadis itu tau dia akan diceramahi habis-habisan oleh Abangnya.
"Cepat jawab,"
Alena menundukkan kepalanya. "Gue salah, gue minta maaf karena keluar tengah malam gak ijin ke lo. Tapi ini masalah pribadi gue, gue gak bisa cerita ke lo. Yang terpenting gue gak bakalan lagi keluar malam, ini terakhir kalinya."
Baru satu langkah Alena pergi, Renjun langsung menahan lengannya.
"Lo pergi ke balap liar tengah malam begini tanpa izin ke gue yang sudah di percaya sama Papa untuk jaga lo! Terus lo gak mau cerita ke gue, dengan alasan masalah pribadi padahal cuma untuk senang-senang doang!" Kini Renjun menaikkan suaranya.
Alena mengerutkan keningnya, lalu menatap Abangnya dengan tatapan tajam. "Senang-senang? Lo kira gue senang-senang disana? Gue cari duit disana, gue bisa beli makanan dan sekolah karena gue balap liar dan mulung! Kalau lo gak tau apa-apa tentang gue, mending diam aja. Jangan ngambil kesimpulan yang buat orang kesal,"
Renjun terdiam sejenak, namun lelaki berbicara lagi. "Lo sudah di biayain Papa, ngapain lagi lo kesana kalau bukan buat senang-senang?!"
Alena mengepalkan tangannya. "Gue kesana untuk bantu teman gue, dia gak punya duit untuk biayain adiknya untuk operasi besok!"
Renjun tersenyum miring. "Kenapa lo baru cerita sekarang? Tunggu gue pancing dulu baru lo ceritain ini. Tinggal bilang kayak gini aja susah? Harus gue marah dulu baru lo cerita?"
Alena membulat kan matanya terkejut, tanpa sengaja dia sudah cerita tentang kejadian tadi.
Gadis itu menatap Renjun sejenak lalu pergi ke kamarnya dengan penuh amarah.
Sedangkan Renjun langsung duduk di sofa dengan tangan mengusap wajahnya.
Bagaimana kita mau dekat kalau Adek selalu gak mau cerita ke Abang?
***
Kringg
KringgBel istirahat berbunyi namun Renjun tidak berminat untuk ke kantin bersama teman-temannya, dia memilih untuk bermalas-malasan di kursinya.
Semenjak pertengkaran tadi malam, dia tidak pernah melihat wajah adiknya dari pagi. Mungkin Alena berangkat ke sekolah sendiri saat dia masih tidur.
Pukk
Jeno menepuk pundak Renjun. "Lo kenapa Jun? Kayak gak pernah di kasih makan seminggu,"
Renjun menatap Jeno dengan lemas. "Bego lo."
Jeno terkejut mendengar perkataan Renjun. "Lo kesambet setan?"
"Hahhh bego lo bego bangett!!" ucap Renjun semakin jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Dari Semesta
Fiksi Remaja"APAA??" "Iya kamu punya adek," "MAKSUDNYA PAPA NGEHAMILIN ANAK ORANG TERUS AKU PUNYA ADEK!!" Gue sudah 18 tahun, terus gue punya adek?