~02

2.5K 282 52
                                    

Tuk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tuk!

Tuk!

Suara batu berbenturan dengan dinding terdengar berulang kali. Sang pemilik kamar yang tengah santai membaca buku menghela napas panjang, kali ini apa lagi ulah pacarnya itu.

Ia mulai melangkah ke balkon saat suara itu semakin sering lalu menatap malas pada seorang lelaki di bawah.

"Sayang turunin talinya!"

Decakan langsung keluar dari mulutnya saat mendengar permintaan aneh sang pacar untuk kesekian kalinya. "Kamu kan, bisa lewat pintu depan. Gak perlu naik-naik kaya gini."

Yang di bawah juga ikut berdecak, lalu berucap. "Gak asik, gak ada tantangannya Laura sayang! Udah turunin talinya sekarang."

"Iya, iya." Laura langsung mengulurkan tali yang sudah laki-laki itu siapkan sebelumnya khusus untuk naik ke sini. "Hati-hati," pesannya.

"Kek baru pertama kali lihat aja," kekeh pacar Laura. Dengan begitu lihai dia naik ke kamar yang berada di lantai dua itu, setelah sampai dia merentangkan tangannya. "Kangen," ucapnya terdengar seperti rengekan anak kecil.

"Kalau kamu lupa kita baru ketemu tadi pagi," balas Laura.

"Itu lama banget tahu, kayak bertahun-tahun gak ketemu." Dengan tak sabaran dia menarik Laura kedalam pelukannya, sedikit erat sembari menggoyangkannya.

"Hiperbola," kata Laura, ia menepuk pelan tangan pacarnya saat dirasa pelukan itu terlalu kuat. "jangan kuat-kuat, sesek."

Tangannya sedikit melonggar. Matanya menatap lekat wajah cantik yang tak pernah membuatnya bosan. "Duh, nyaman banget. Kapan sih kita nikah? Biar bisa kayak gini tiap malem."

"Miko ... kalau kamu lupa, kita baru pacaran satu minggu yang lalu, masa mau langsung nikah," tukas Laura, "ngebet banget pengen nikah."

Miko, cowok itu terkekeh. Matanya tak lepas sedikitpun dari wajah Laura. Perempuan cantik yang bisa membuat ia terpikat dalam sekali lihat. Tak sia-sia ia meninggalkan Indonesia dan uminya yang tengah mengandung untuk mengejar gadis ini ke Jerman, karena seminggu yang lalu Laura telah resmi menjadi miliknya.

Jangan kalian pikir perjuangannya mudah, tidak sama sekali. Banyak jalan terjal yang harus ia lalui untuk bisa sampai pada titik ini, terutama dari kakek nenek Laura setelah mengetahui kisah kelam cucunya dengan pasangan sebelumnya.

Tapi dengan tekad yang kuat ia mampu men-cor jalan itu hingga menjadi mulus. Bantuan dari orang dalam juga menjadi faktor terbesar kenapa ia bisa berhasil dalam waktu yang lumayan singkat, enam bulan. Eh lama sih.

Jadi sekarang kalian tahu, kan, seberapa penting orang dalam di jaman sekarang ini?

"Buset dah nih bocah! Udah ada di kamar aja, maen peluk-peluk anak perawan orang lagi! Beruntung lo lagi di Jerman, kalau di Indonesia udah di grebek sama warga se RT!"

The Choice [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang