9)

611 61 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen.
Kalo bisa kita saling follow.

Vanya menatap dua orang yang berdiri di depannya dengan tatapan bingung. Ia menoleh ke arah sekitarnya, ramai. Dengan baju setelan yang sama hitam putih semua orang berlalu lalang melewati Vanya begitu saja. Vanya menunduk memperhatikan pakaian yang ia gunakan, beda dari yang lain.

"Vanya, tuh di panggil sama kak Liam"
Ucap Qayla membuyarkan lamuan Vanya.

Vanya meneguk ludahnya kasar, ia melangkahkan kakinya pelan menuju tempat Liam. Dari jauh dia dapat melihat yang sedang tertawa bersama teman temannya yang lain.

Ketika Vanya sampai atensi Liam dan teman temannya kini beralih ke dia. Vanya memperhatikan Liam yang tampak beda hari ini, ia masih belum mengerti dengan suasana saat ini. Di depannya berdiri seseorang yang selalu membuatnya kesal, marah, dan orang itu juga  yang bisa membuat pipinya memerah berdiri dengan gaun putih panjang yang menjuntai di lantai.

Liam meraih tangan Vanya, firasat Vanya mengatakan bahwa ini hal yang tidak baik. Liam tersenyum menatap dalam manik Vanya. "Thanks atas semuanya, gue bener bener sayang sama lo, tapi itu dulu, maaf gue gak bisa selamanya nunggu, maaf untuk kali ini gue nyerah, makasih buat semuanya, gue sayang sama lo, tapi untuk sekarang udah ada orang yang bisa ngegantiin posisi lo di hati gue"

Hati Vanya terasa sesak mendengar penuturan Liam. Ia mengulum bibirnya menahan agar tidak menangis. Namun Vanya tetaplah Vanya, dia juga seorang gadis yang rapuh namun selalu mencoba untuk terlihat kuat.

Air matanya meluncur begitu saja, dia memang tidak menyukai Liam, tapi mendengar penuturan Liam tadi entah kenapa membuat hatinya sesak.

Vanya melepas genggaman tangan Liam menoleh ke samping mendapati seorang laki laki memakai tuxedo berwarna hitam senada dengan gaun yang Liam gunakan.

Air mata Vanya semakin deras, ia berusaha menahan isakannya. Ia sekarang mengerti, ini adalah pernikahan. Pernikahan Liam dan seorang laki laki yang tidak dia kenali.

Hati Vanya semakin sesak saat melihat Liam yang tersenyum ke arah laki laki itu. Liam akan menikah, berarti perjodohannya di batalkan?. Vanya menggeleng tidak percaya, tapi mengapa? Bukankah dia menolak perjodohan itu? Harusnya dia merasa senang karna perjodohannya batal.

"Vanya"

Vanya menoleh ke belakang ke arah sumber suara. Vanya mematung melihat orang di belakangnya itu. Antara ingin terus menangis dan tertawa, sekarang ekspresi wajah Vanya sulit diartikan.

Vanya mengucek matanya memastikan bahwa orang di depannya ini benar benar manusia. Dia menepuk nepuk pipinya dan menggeleng gelengkan kepalanya. Vanya kemudian menoleh ke arah Liam, dia memelototkan matanya. Sama seperti orang di depannya wajah Liam juga berubah menjadi buram.

Dia kemudian menoleh menatap sekitarnya, semua wajah orang disana menjadi buram. Vanya memasang wajah takutnya saat melihat Aurell yang badannya berotot.

Vanya terus mundur sampai tidak menyadari bahwa dibelakangnya ada sebuah meja. Dia terus mundur, lalu badannya membentur meja tersebut yang membuat Vanya terjatuh ke lantai.

Braakk

Vanya memegang dahinya yang terbentur di lantai. Ia langsung bangun dan berdiri. Ia menoleh ke arah sekitarnya, ada lemari, peralatan bermain game, komik yang tersusun rapi di raknya. Ia menghela nafasnya lega, ternyata yang tadi hanyalah mimpi. Ia memegang pipinya, terdapat bekas air mata di sana. Detik berikutnya ia berteriak keras.

"AAAAAAAAAAAAAAAA"

"INI KAMAR SIAPAAAAAA!!!???"

Ceklek

KATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang