Langit jeju pada sore hari merupakan pemandangan yang tidak boleh dilewatkan. Apalagi melihatnya dari ketinggian hotel sambil menikmati buah.
Itulah yang Minho lakukan sekarang duduk di balkon kamarnya sambil menikmati buah. Akhir-akhir ini semua camilannya berganti menjadi makanan sehat dan mengurangi makanan manis.
Tangan kirinya memegang ponsel yang menampakkan foto seseorang. Dia memandangi foto itu terus menerus sambil tersenyum. Dia benar-benar merindukannya dan ingin segera pulang terlebih lagi mengetahui fakta bahwa orang itu tidak memiliki kekasih.
Ponselnya bergetar menampilkan panggilan dari seseorang. Minho menjawab panggilan tersebut.
"Minho ini berita penting!" Suaranya terdengar antusias.
"Apa?" Jawab Minho datar.
"Kau jangan terkejut"
"Apanya?"
"Dokter Kim... sudah punya anak."
Terjadi jeda sesaat, "KAU GILA??!" Ucap Minho sambil tertawa terbahak-bahak.
"Aku bersungguh-sungguh. Aku tidak bohong."
"BERHENTI MENGARANG CERITA!" ucapnya sambil tertawa
"Aku mendengar itu dari Yongji sahabat Dokter Kim, tidak mungkin dia berbohong."
"APA?? Kau mabuk? Pulanglah, aku tidak memaksamu untuk mencari informasi santailah dan pulang." Ucap Minho masih tak percaya.
"Tidak!! Aku sungguh-sungguh. Aku tidak mabuk. Aku akan menggali info lebih dalam lagi."
"Hei Bum-ah berhenti bicara omong kosong" Ucap Minho masih tak percaya lagi.
"Ini benar aku tidak bohong. Aku bersumpah" ucapnya dengan sungguh-sungguh.
"Sudahlah, berhenti minum di sore hari seperti ini."
"Terserah kau mau percaya atau tidak. Tapi aku benar-benar yakin kalau itu benar adanya."
"Baiklah..baiklah." ucapnya sambil terkekeh melihat tingkah temannya berbicara omong kosong.
"Aku serius Minho-ya! Aku akan buktikan ucapanku."
Minho langsung memutuskan panggilan itu. Merasa temannya seperti sudah kehilangan akal sehat. Tapi dia juga tidak bisa mengabaikan kata-katanya tentang dia mempunyai seorang anak.
"Aish bagaimana bisa dia mengatakan omong kosong seperti itu." Gumamnya.
"Mana mungkin dia sudah memiliki anak, itu sangat mustahil-" Minho menghentikan kalimatnya
'Tunggu Dokter Kim selalu berbau bedak bayi' batinnya.
"Eyy itu tidak mungkin" ucapnya menepis pikiran-pikiran yang muncul di otaknya.
Walaupun sudah mengalihkan pikirannya pada hal lain dia tetap terpikirkan oleh hal itu lagi. Dia kembali melamun memikirkan hal-hal yang mungkin saja benar adanya.
'Apakah benar dia sudah punya anak?'
'Sepertinya tidak mungkin.'
'Tunggu tapi dia tidak pernah bilang kalau dia mempunyai suami.'
'Dia juga tidak punya kekasih.'
'Apakah anak itu diluar nikah?'
'Jika benar, sungguh berengsek macam apa yang berani berbuat hal itu kepada Kim Goeun.'
'Aku tidak akan membiarkan orang itu hidup tentram.'
'Tapi apakah itu benar anaknya?'
'Tapi bagaimana mungkin dengan tubuhnya yang masih sangat sempurna?'