Part 8

453 75 22
                                    


"Eoh kamu bangun? Mianhae aku membangunkanmu"

Tut...tut..tut..

Panggilan telepon berakhir.

DEG!

Minho serasa disambar petir. Tangannya terasa sangat lemas hingga dia menjatuhkan ponsel yang sedang digenggamnya. Tubuhnya bahkan juga terasa sangat lemas sehingga dia menjatuhkan diri duduk dilantai. Dia tidak pernah mendengar Goeun berbicara lembut seperti itu. Dan baru saja dia mendengar Goeun berbicara seperti itu entah kepada siapa.

'Siapa dia?'

'Kenapa bicaranya lembut sekali?'

Pikirannya saat ini hanya pada Goeun. Dia benar-benar lupa bahwa dia sedang sakit gigi. Sekarang dia sudah tidak merasakannya lagi. Sakit giginya seperti tidak sebanding dengan keterkejutaannya.

'Siapa dia? dini hari begini di rumahnya?'

'Dan sepertinya tidur bersama'

'Siapa dia?'

'Apakah dia punya kekasih?'

'Tapi tidak mungkin, melihat orang tuanya sangat senang bertemu denganku sepertinya dia belum punya kekasih apalagi suami'

'Lalu siapa dia?'

'Apakah dia punya kekasih rahasia?'

Otak Minho saat ini hanya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan tentang Goeun, dengan siapa Goeun berbicara.

'Apakah harus kutelepon kembali? Tidak-tidak sebaiknya jangan, dia mungkin akan merasa tertanggu'

Akhirnya Minho memutuskan untuk tidak menelepon kembali. Tapi pikirannya masih dipenuhi oleh dirinya dan dengan siapa dia sekarang. Minho tidak bisa memenjamkan matanya, pikirannya terganggu.

*****

Pukul 7 pagi.

Ting tong ting tong

Dohwan memencet bel kamar Minho berkali-kali tapi tidak ada jawaban.

"Aish kemana dia?" Gerutu Dohwan.

Ting tong ting tong

Dohwan berteriak sambil menggedor pintu kamar "Hyungg!!! Hyung!!!!" Panggil Dohwan tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar.

Sedangkan Minho di dalam kamar hanya diam dan melamun. Dia masih duduk di atas ranjangnya. Sepertinya hanya tubuhnya yang ada, jiwanya masih melayang-layang.

Dohwan diluar kamar yang semakin emosi karena tidak ada jawaban akhirnya memanggil Bohyun untuk meminta bantuan.

"Ahn biseo apa hyung sudah keluar kamar?" Tanya Dohwan.

"Sepertinya belum, dari tadi aku belum melihatnya," jawab Bohyun.

"Benarkah? Kalau begitu panggil petugas hotel untuk membuka pintu ini." Perintah Dohwan.

"Nee Isanim." jawab Bohyun lalu pergi menuju petugas hotel. Setelah beberapa saat Bohyun kembali bersama dengan petugas hotel. Petugas hotel membuka pintu dengan kunci cadangan. Tanpa aba-aba Dohwan dan Bohyun langsung masuk ke dalam.

"Hyungg!!! Kau diman-" Dohwan terkejut saat melihat kakaknya itu hanya duduk diam dan melamun, dengan kantung mata yang hitam dan rambut acak-acaka seperti tidak tidur semalaman. Wajahnya benar-benar berantakan seperti mayat hidup tapi tetap tidak menghilangkan ketampanannya.

Dohwan mendekatinya dan megguncang-guncang tubuhnya "Hyungg!!!! Hyung!!!!"

"Sajangnim!!" Bohyun juga ikut menyadarkannya ketika melihat bosnya terlihat aneh.

My Sweet BubblegumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang