Dengan mengayunkan kakinya yang menggantung, Naruto duduk merenung di tepi jembatan yang membentang di atas sungai, tidak jauh dari belakang rumah peninggalan mendiang kedua orang tuanya, Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina.
Ingatannya melayang kembali ke waktu beberapa hari yang lalu. Dimana untuk pertama kalinya Sasuke, pria yang selama ini diam-diam dicintainya, pria yang sejak kecil selalu menyayangi dan memperioritaskannya di atas semuanya, pria yang selama ini menjaganya dengan baik, untuk pertama kalinya memaki bahkan menampar Naruto disertai dengan tatapan dan kata-kata yang penuh dengan kebencian.
Flashback ON
"Naruto!" dengan wajah datarnya, dari ambang pintu, Sasuke berseru mengejutkan Naruto yang tengah belajar di dalam kamarnya.
"Aaa....baka nii-chan! Teme....kau mengagetkanku, tau!" dengan bibir mengerucut, hal yang biasa Naruto lakukan disaat dia tengah merajuk dengan Sasuke, Naruto membalas sapaan Sasuke, mengabaikan muka datar pria itu yang sangat jarang ditunjukkan kepada Naruto.
"Aku ingin bicara!" ucap Sasuke diiringi tatapan dinginnya.
Melihat hal tersebut tak ayal membuat Naruto menjadi takut dan kaget; "A--ada apa nii-chan?" gugup Naruto menghentikan acara belajarnya.
"Kenapa kau menerima perjodohan itu? Perjodohan bodoh yang diatur Kaa-san dan Tou-san untuk kita? Kenapa?" tanya Sasuke to the point.
Mendengarnya, Naruto hanya bisa menunduk kaku.
"JAWAB!!" bentak Sasuke.
Deg
"Ma--maafkan aku nii-chan," masih tetap menunduk, Naruto menjawab sambil menangis dalam diam.
"Aku tidak butuh kata maafmu, SIALAN! Aku ingin kau menolak dan membatalkan perjodohan yang tak berguna itu! AKU SUDAH PUNYA KEKASIH, DAN KAU JUGA TAU ITU!! KAU TAU AKU SUDAH PUNYA SHION, TAPI KENAPA KAU MASIH MENERIMA PERJODOHAN BODOH ITU??" teriak Sasuke kalap.
Beruntung saat ini hanya mereka berdua yang ada di kediaman Uchiha tersebut.
"Kau tau aku tidak bisa menolak rencana mereka itu! Aku diam saja dan tidak menolak karena aku tidak mau dicoret dari daftar penerima hak waris dari keluargaku! Kau tau itu kan?!" lanjut Sasuke berapi-api; "Hanya kau yang bisa melakukannya. Tolak perjodohan itu.....!"
"A----ak--aku tidak bisa melakukannya. Tidak bisa, meskipun aku ingin menolaknya, tapi aku tetap tidak bisa melakukannya. Maafkan aku," jawab Naruto semakin ketakutan mendengar Sasuke marah dan membentaknya untuk pertama kalinya.
"Kenapa? KENAPA KAU TIDAK BISA MELAKUKANNYA??"
"..."
"JAWAB SIALAN!!"
"..."
PLAKK
Tangan Sasuke melayang dan mendarat di pipi Naruto. Gadis mungil itu memegang pipinya yang kini terasa panas dan memerah, menunduk dengan air mata yang jatuh bercucuran.
Sasuke yang geram melihat Naruto tetap diam, akhirnya mencengkram kuat dagu Naruto hingga bola matanya menatap lurus bola mata Sasuke. "APA KAU MENDADAK TULI DAN BISU, HA??"
"M---m-maa--maaf nnniii----"
"Jangan panggil lagi aku nii! AKU BUKAN ANIKIMU!! AKU JIJIK MENDENGAR PANGGILAN ITU DARI MULUT KOTORMU MULAI DETIK INI!" Sasuke kemudian melepaskan cengkramannya dari dagu Naruto dengan kasar; "Sekarang jawab pertanyaanku dengan jujur. Apa kau mencintaiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA BALASMU
Fanfiction"Harusnya kau menolak perjodohan itu! Harusnya kau membuka mulutmu! Sekarang gara-gara kau, hidupku jadi terbelenggu!! Kenapa aku harus terjebak denganmu, SIALAN?!" Ketika mereka, orang yang berbaik hati, yang bersedia membuka tangannya lebar-lebar...