"wah~ wah~ lihat siapa yang datang. apa lee minho gagal?"
"gagal." sana di situ mendecih. "padahal, aku tidak ingin mengakhirinya dengan cepat. tapi karena dia bertemu anak sialan itu, situasinya jadi tidak terkendali."
"anak ituㅡ" sosok perempuan dengan name tag bertuliskan jongyeon itu tampak menebak-nebak. "hwang hyunjin?"
sana mengangguk sebagai balasan. "sirine tadi berhenti berarti hyunjin sudah ditemukan?"
"yup."
sana kemudian menghela napas. "siapa penanggung jawab hyunjin?"
"tuh," dagu jeongyeon sedikit terangkat, isyarat menunjuk seorang pemuda yang terduduk diam di mejanya "si sejun."
"ck, sial."
mengesalkan sekali.
padahal selama ini, sana selalu mendapat sanjungan berkat kinerjanya yang luar biasa. dia bahkan pernah sama sekali tidak menorehkan sayatan pada perut mereka untuk menandakan keberapa kalinya ia mencoba. namun, lee minho atau yang beberapa hali belakangan ini dia panggil lino ituㅡah, kenapa anak itu sulit sekali, sih? dalam semalam pun dia sudah menunjukkan tanda-tanda memorinya masih tertinggal. menunjukkan bahwa sekali lagi upaya sana telah gagal hanya dalam semalam.
sana kira dia bisa mengatasinya. sana kira, dia bisa mengutak-atik susunan puzzle pada kepala minho hingga dia tidak mengerti kebenarannya. memang benar dia cukup berhasil membuat si pemuda kebingungan walau perempuan brengsekㅡchoi liaㅡitu tiba-tiba saja menemukan akun media sosialnya yang sudah lama tak sana buka. keadaan yang sana pikir mampu dia perbaiki kembali kacau kala minho tak sengaja bersinggungan dengan hwang hyunjin. pemuda yang lepas dari pengawasan sejun itu justru bertemu dengan minho dan sekejap menghancurkan seluruh usaha sana.
"sejun!"
yang dipanggil menyahut malas. "apa?"
"kenapa hyunjin bisa kabur, hah?!" bentaknya sesaat. "kamu gak tau kalo kelalaianmu itu bikin aku rugi juga?!"
"oke, aku ngerti, jenius." jelas dia sedang mengejek sana. "fokuslah pada lee minho. kenapa anak itu bisa keluar sejauh itu dari rumah?"
"kamu tau kan mereka sedang butuh alat baru?" lanjut sejun segera sembari mengetuk telunjuknya beberapa kali pada pelipisnya sendiri. "gunakan otak jeniusmu. kamu yang paling diandalkan untuk mencari uang saat ini."
"lim sejun brengsek."
"terima kasih, nona."
ah, benar-benar sialan.
something only we know officially ended.
jangan lupa cek bagian setelah ini! thank you<3
KAMU SEDANG MEMBACA
something only we know ✓
Fanfiction"kamu memang tidak tahu apa-apa." ft. lee know, sana. est. 2022 ⚠️ mental illness, drug, harsh words, lowercase