05. i don't know

341 153 21
                                    



































setelah menghapus seluruh pesan lia, pemuda itu hanya berakhir termenung di tempatnya. dilihat dari segi manapun, wajah lee minho yang ditunjukkan oleh lia itu benar merupakan wajahnya. lino sampai harus memeriksa rupanya sendiri berulang kali pada cermin. tetap sama. sosok lee minho yang disebut hilang dan kini tengah dibawa oleh sana itu benar-benar menyerupai dirinya.

apa benar minho itu dia sendiri? apa benar minho yang menghilang itu adalah lino sendiri?

jujur, dia sama sekali tidak tahu. lino tidak seberani itu untuk menyimpulkan bahwa dialah minho yang lia dan keluarganya cari. walaupun lino sempat mengira dia adalah minho, berbagai pertanyaan lain serempak bermunculan di kepalanya. bagaimana jika dia bukan minho? bagaimana jika itu hanya orang yang mirip dengan dirinya? namun, tanda tanya itu kembali dibalas dengan kebingungan yang lain. jika dia bukan lee minho, lantas siapa orang yang disebut sedang dibawa oleh sana?























































"kak," lino yang memilih untuk keluar dari kamar itu dengan cepat mendatangi sana. diserahkanlah handphone itu kembali pada pemiliknya. "makasih."

"iya, sama-sama." jawabnya, melirik si pemuda yang tampak memasang raut ragu. "kamu kenapa?"

"ya?"

sana menunjuk irasnya sendiri. "mukamu. kamu mikirin apa?"

tidak langsung merespons kalimat sana, lino justru kian memperkeruh durjanya. ekspresi ragu dan takut-takut itu semakin gamblang. siapapun pasti bisa menerka jika ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. "kak, aku boleh tanya sesuatu?"

sebenarnya, lino tidak yakin untuk menanyakan hal terkait lee minho kepada sana. namun, makin ke sini, jantungnya kian berdegup tak karuan saat menatap sana. seolah ada perasaan takut ketika ia berinteraksi dengan sana. ditambah lagi dengan rongga mulutnya yang entah kenapa terus menelan ludah dengan susah payah. lino tidak tahu kenapa. padahal, mereka masih dengan tenang menyantap sarapan bersama pagi tadi.

bisa jadi karena wajah minho serta deskripsi terkait pemuda itu yang tak henti berputar di kepalanya. bahkan ciri-ciri minho pun sungguh persis dengan dirinya. tinggi, warna rambut, warna irisㅡitu benar-benar dirinya. lino memiliki ciri-ciri itu semua.

apa minho yang lia cari itu adalah dia?




















































"boleh. mau tanya apa?" suara sana kembali terdengar.

"kak," bibir bawah digigitnya. "namaku...bener lino?"

netra gadis itu sempat terbuka lebar untuk sesaat. "iya, kan? kenapa tiba-tiba tanya gitu?"

"kalau minhoㅡlee minho?"

suasana dengan cepat berubah hening. sana di hadapannya itu tak kunjung menjawab pertanyaannya. gadis itu membisu, sebatas menunjukkan gestur bahwa ia tengah berpikir. tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, sana tiba-tiba menghela napas. ekspresi panik mendadak terbit dalam sekejap disusul dengan alisnya yang bertaut cemas. sana yang tadinya terduduk di sofa memilih berdiri pada detik berikutnya. perlahan ia merengkuh badan si pemuda hingga sepenuhnya berada dalam pelukannya.



















































"kak???" lino di situ jelas kebingungan.

"lino...."

"y-ya?"

sana lagi-lagi menghela napas. "apa kamu abis bicara sama lia?"

jantungnya bak dipukul seketika. "k-kakak?"

"lino, sadarlah." pelukan itu kian erat. "sebenernya kakak gak mau ngomong ini juga. tapi, ini sudah ke sekian kalinya kamu bicara sama orang yang jelas-jelas gak ada."

"m-maksud kak sana apa?"

"kakak gak tau kamu ngomongan sama lia di mana lagi. cuma sebelum ini, kamu sempat beberapa kali bicarain dia. kamu bilang lia tersesat dan gak sengaja nemuin rumah ini, tapi waktu itu kamu cuma nunjuk angin. kamu juga pernah ngaku chat sama lia, tapi chat itu gak pernah ada. sekarang apa lino? dia ganggu kamu gimana lagi?"

kepalanya langsung berdenyut. padahal, dia sungguh bertukar pesan dengan lia tadi. lino sungguh melihat lia mengirimkan sejumlah pesan ke akun media sosial sana. dia sama sekali tidak merasa percakapannya dengan lia itu sebatas angan-angannya saja. bahkan, lino masih mengingat betul nama akun yang lia gunakan.

























































"kak, aku boleh pinjam hp kakak sebentar gak?"

"ah, gara-gara hp kamu hilang, sekarang lia ganggu kamu lewat hp kakak?" sana kembali memberikan benda itu kepada lino. "coba tunjukkan ke kakak."

dengan terburu, jemari lino langsung membuka aplikasi tempat mereka bercakap tadi. sebab lino telah menghapus seluruh pesan lia, maka dia segera mengetikkan nama akun lia yang masih dia ingat di kolom penelusuran.

"kok?"

namun, nihil. akun lia tidak dapat dia temukan.

"fondueclipse, f-o-n-d-u-e-c-l-i-p-s-e." gumamnya dengan sedikit mengeja. "kok?"

sana lantas menarik benda pipih itu dari genggamannya. "lino, lia-lia itu juga pakai username yang sama waktu itu. fondueclipse, kan? lia memang gak pernah ngubah username dia di aplikasi manapun."

"kak, tapi aku liat sendiri! jelas-jelas aku kirim pesan ke lia, lia juga kirim pesan ke aku! aku gak bohong!"

"iya, lino. kakak tau kamu gak bohong." kedua pundak si pemuda disentuhnya. "maafin pikiranmu sendiri, ya? jiwamu memang gak terlalu stabil dan pikiran kamu malah ganggu kamu dengan munculin lia terus-terusan."

"kak, tapi...."

"aplikasinya kakak hapus dulu, ya. padahal, kakak pake aplikasi ini buat mantau apakah ayah gerak buat nyari dan nyeret kita pulang ke rumah." jemari sana dengan lincah menghapus instalasi aplikasi media sosial itu. "kakak gak mau kita kembali dipaksa tinggal di sana."

lino spontan menghela napas. "kalo lia itu gak nyata, berarti siapa lee minho? kenapa aku sempat denger nama itu di mimpiku?"

sana di situ tersenyum kecil. "lee minho itu nama kepribadian kamu yang lain."

















































































ah, apakah dia bisa mempercayai sana?

ah, apakah dia bisa mempercayai sana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
something only we know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang