02. another you

470 169 38
                                    

please welcome,
our other characters

please welcome, our other characters

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























































"dari dulu, ayah orang yang keras dan ibu gak pernah ngelakuin satu hal pun buat ngelindungin kamu. menurut kakak, ibu malah cenderung ngedukung apa yang ayah lakuin ke kamu."

belum sempat menjabarkan secara lengkap, penghujung mata sana kembali dipenuhi air mata. sana tahu dia memang banyak menangis begitu dia berhasil menemukan lino tanpa bantuan siapapun. sana hanya tidak ingin lino kembali tinggal di dalam neraka jika sampai dia meminta pertolongan polisi untuk membantunya mencari sang adik. maka dari itu, sebaik mungkin dia menyembunyikan keberadaan dirinya juga adiknya agar tidak dapat dijangkau kembali oleh kedua orang tuanya.

sementara lino, pemuda itu hanya memperhatikan sana dalam diam. pikirannya dengan cepat menangkap alasan mengapa sana sempat menunda waktu untuk bercerita. ternyata karena ini. ternyata karena ayah dan ibunya yang kurang layak untuk disebut sebagai orang tua.






























































"karena kakak anak perempuan, ayah memang gak berani main fisik sama kakak. tapi, mulutnya gak pernah berhenti ngomong kasar. kakak tau ayah cuma mau punya anak yang sempurna, tapi caranya gak bisa dibenarkan."

sana segera melanjutkan. "pernah beberapa kali kakak lapor ke ibu, tapi ibu gak ngerespons apa-apa. dari situ, kakak tau kalo dua orang itu bener-bener gak ada bedanya. kemudian lahirlah kamu dan kakak pikir, kakak harus sebisa mungkin jadi anak yang sempurna, jadi anak yang bisa memenuhi ekspetasi mereka, dan mereka bisa ngebiarin kamu ngelakuin semua yang kamu mau."

"tapi, dunia emang gak pernah baik sama kakak, lino. ayah malah jauh lebih kasar ke kamu. kamu dipukul, dihajar, ditendang, disiksa. kakak lapor ke ibu dan ibu lagi-lagi cuma diam. kalau dipikir-pikir, kakak juga sama aja dengan ibu." sana menghela napas. "kakak cuma diem, kakak gak berani buat ngehentiin ayah."

lino tidak membalas sedikit pun. begitu mendengar penjelasan sana, bayangan-bayangan aneh mulai bermunculan di kepalanya. adegan pemukulan berulang kali terlintas di ingatannya dan dengan mudah membuat detak jantung si pemuda seketika berpacu hebat. napasnya berubah tidak beraturan disusul dengan kepalanya yang mulai berdenyut.

sosok pria paruh baya tampak memukulnya tanpa ampun. sekali, dua kali, tiga kali, hingga dia merasa wajahnya sungguh dibuat tak berbentuk. sesak. rasanya menyakitkan karena pria itu menarik kuat bagian leher dari kaus yang dikenakannya hingga terdengar suara robekan perhalan dari jahitannya.

sinting.

bayangan ini, sungguh ayahnya?






































































something only we know ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang