Bonus Chapter

1.6K 168 3
                                    

🌵


Seulgi menikmati sarapan paginya dalam diam sambil sesekali melirik Irene yang duduk disampingnya. Irene terlihat sangat senang mendapat telpon dari sang ibu. Membuat Seulgi ikut senang setiap kali Irene tertawa akan topik pembicaraan mereka. Hampir sepuluh menit, Irene akhirnya menutup telpon dengan berat hati. Ia sangat merindukan ibu dan ayahnya yang tinggal di Jepang.

Eomma tadi bilang, dia akan kesini besok lusa.” Irene kemudian tersenyum lebar. Seulgi hanya mengangguk kecil dan balas tersenyum.

Suasana meja makan tiba-tiba sunyi. Kecanggungan diantara mereka kadang-kadang masih terasa dan muncul tiba-tiba. Namun Irene tetap menyantap makanannya dengan nikmat.

“Siapa laki-laki yang bersamamu di bandara?” Seulgi bersuara dengan penasaran. Sudah dua hari ini ia menahan untuk tidak bertanya. Ia tidak mau mengacaukan momen yang baru mereka bangun.

“Laki-laki?” Irene bingung. “Aah, dia kakak sepupuku, Oh Sehun.”

“Kakak sepupu? Tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya?” tambah Seulgi penuh selidik sambil menyeruput kopi hitam hangatnya. Di acara keluarga bahkan di pernikahan mereka, Seulgi yakin tidak pernah melihat sosok Sehun ini.

“Tentu saja, dia sudah lama tinggal di Paris sendiri. Dia bersekolah di sana sejak kecil dan sudah lima tahun ini dia membuka usaha. Kafe.” jelas Irene dengan santai. Ia jujur. Seulgi mengangguk kecil. “Chh dia semakin sibuk.” dengusnya iri kemudian.

“Jadi waktu itu kau berencana pergi ke Paris dengannya? Berdua? Dan akan tinggal di sana dengannya?” tatapan Seulgi tidak lepas dari Irene.

“Eii jangan cemburu.” Irene mengulum senyumnya.

“Aku memang cemburu.” ucap Seulgi membuat Irene memperlihatkan senyuman khasnya. Ia sangat senang.

Seulgi adalah pria yang humoris, penuh perhatian dan lebih manis dari dugaan Irene selama ini. Mungkin sikap kaku dan dingin Seulgi seperti itu karena masih ada penghalang diantara mereka yang belum selesai, tapi sekarang keadaannya sudah berbeda. Irene mengingat saat Seulgi selalu meminta ciuman dan pelukan sebelum tidur dan setelah bangun tidur. Ia masih tidak percaya dengan sikap Seulgi yang sangat manja seperti anak kecil. Tidak sesuai sekali dengan umur dewasanya. Itu hal yang cukup aneh menurutnya tapi ia juga ikut menyukainya. Bersikap manja dan lucu bukan hanya untuk anak-anak, bukan? Dan Irene kira hanya dirinya yang manja diantara mereka.

“Apa kau tidak lihat caranya menatapku saat di bandara, aku tau dia marah karena perbuatanku padamu tapi dia sangat tidak sopan. Aku tidak suka. Aku masih suamimu dan dia seperti ingin melemparku ke pesawat yang sedang berjalan.” Seulgi bergidik membuat Irene yang melihatnya tertawa kecil.

“Tidak, kau berlebihan. Sehun itu orang yang baik. Dia tidak akan berbuat seperti itu. Aku yakin kalau kalian saling mengenal, kalian akan jadi sahabat sejati.” Irene mengangguk. Kedua pria ini sama-sama pekerja keras. “Tapi kenapa kau takut? Tubuhmu lebih besar, Seul!” sindirnya.

“Aku tidak takut, aku hanya tidak enak badan waktu itu, kau tau. Aku tidak bisa melawan.” Seulgi membuat wajah lemah. Mereka berdua kemudian tertawa bersama. Cuaca pagi diluar cukup dingin, hujan masih turun, namun suasana didalam rumah sangat hangat. Penuh keakraban dan juga cinta.

๑ LOVE BACK ๑ end ๑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang