Love • 4

1K 165 11
                                    

“Apa yang harus aku lakukan, Jisoo?” tanya Seulgi sendiri. Bingung. Ia  memandang lama foto ditangannya dengan sendu. “Aku membuat kesalahan, lagi.” Seulgi tertunduk menyesal.

Setelah mendengar apa yang dikatakan suster waktu itu, Seulgi mencari Irene didalam dan luar rumah sakit dengan cemas dan takut tapi ia terlambat. Irene sudah pergi, tidak tau kemana, tidak tau dengan siapa. Dan itu terakhir kalinya Seulgi melihat Irene, istrinya.

Tidak ada yang tau dimana Irene. Ia tidak bisa dihubungi. Dan tidak mungkin untuk Seulgi bertanya kepada mertuanya sendiri. Pengecut, Seulgi tau itu. Bahkan kalau Irene kembali ke orang tuanya di Jepang, ia tetaplah seorang pengecut. Apa nanti kata orang tua dan mertuanya jika mengetahui semua ini. Seulgi semakin merasa bersalah mengingat apa yang dilakukannya pada Irene selama ini. Seulgi sudah berlaku tidak adil. Bukan hanya pada hidup Irene, tapi juga pada hidupnya sendiri.

Lucu memang, kau baru menyadari betapa pentingnya seseorang saat kau sudah kehilangannya.

Seulgi merindukan Irene, sekarang ia bisa merasakan perbedaan saat Irene ada bersamanya dan tidak. Tawanya yang lucu dan nyaring. Kejutan-kejutan kecilnya yang berkesan. Pesan singkat yang disertai foto-foto kegiatan yang dilakukan Irene. Karena kebiasaan itu, Seulgi seringkali diam-diam memperhatikan layar ponselnya saat rapat di kantor, ia menunggu, tapi tidak ada pesan yang masuk. Ia ingin tau apa yang sedang dilakukan Irene dimana pun ia berada.

Walaupun Irene cukup kekanakan dimatanya tapi itu yang membuat hari-hari Seulgi berbeda dari sebelumnya. Ia sudah bisa sering tersenyum. Melupakan rasa sakit atas kehilangan-nya sedikit demi sedikit.

“Dia hanya ingin perhatianmu, itu sebabnya dia melakukannya. Apa kau tidak pernah memikirkannya, Seulgi oppa? Dia berbeda saat bersamaku, bersama teman-temannya dan bersamamu. Tidak bisakah kau melihat itu? Dia tidak menjadi dirinya sendiri. Dia seperti... eonnie-ku, Jisoo tapi dengan wajah orang lain.”

“Kita semua kehilangannya. Aku merindukannya setiap hari. Aku tidak tau pasti seperti apa perasaanmu, tapi kau harus melanjutkan hidupmu, oppa. Satu yang aku tau, Jisoo eonnie tidak ingin melihatmu seperti ini.”

“Tidak apa-apa untuk jatuh cinta lagi. Ini bukan salahmu. Dan sekarang kau mencintainya. Kau tau itu. Jangan lepaskan dia, lagi.”

Kata-kata Lisa, sepupu Jisoo itu terus menggema. Tadi siang mereka kembali bertemu setelah sekian lama karena kesibukan masing-masing dan bercerita panjang lebar, seperti biasa. Obrolan yang santai menjadi lebih serius saat Lisa yang tidak tau apa-apa bertanya tentang kabar Irene kepada Seulgi.

Tiga tahun sudah berlalu namun Seulgi masih tidak bisa lepas dari bayang-bayang Kim Jisoo, kekasih tercintanya yang sudah meninggal. Seulgi tidak bisa lepas dari masa lalunya yang pahit. Jisoo meninggal karena dirinya yang tidak becus menjadi kekasih. Seulgi selalu menganggap dirinya bukanlah kekasih yang baik. Ia tidak pernah ada saat Jisoo benar-benar membutuhkannya hari itu. Menyia-nyiakannya begitu saja. Rasa bersalah itu terus menghantuinya. Berhasil menutup hatinya selama bertahun-tahun.

Bahkan setelah keluarga Seulgi mempertemukannya dengan sosok Irene. Irene Bae, gadis yang baik nan ceria dan memiliki pesonanya sendiri. Empat bulan pengenalan. Seulgi menjalani takdir barunya bersama Irene sampai kedua orang tua mereka setuju untuk menjodohkan. Kenapa Seulgi menerima pernikahan itu tanpa berpikir dua kali, bukankah karena ia melihat sesuatu yang berbeda dari diri Irene? Hati Seulgi sudah memilih Irene sejak awal bertemu sebagai penyembuh perasaannya, tapi pikirannya yang keras masih terus menyangkal itu.

Seulgi meraih bingkai foto Irene diatas meja nakas. Foto yang tidak pernah tersentuh sebelumnya. Ia bergantian menatap kedua senyum wanita yang ada dihatinya itu. Berpikir keras dengan hatinya. Benar, ia harus melanjutkan hidup. Seulgi menatap nanar foto Jisoo.

“Kau tau aku selalu mencintaimu...” Seulgi harap Jisoo bisa memaafkan semua kesalahannya. Ia mengingat masa-masa indah bersama Jisoo dan tersenyum kecil. Ia juga harus menghargai setiap kenangan yang mereka buat. “Aku tidak akan mengulanginya lagi, Jisoo. Aku janji.”

Seulgi sekarang menatap foto Irene ditangan kanannya. Dadanya terasa lebih ringan. Sekarang ia semakin yakin dengan perasaannya. Ia mencintai Irene Kang. Istri terkasihnya. Dan Seulgi menginginkannya kembali.

... bersambung

Love tip & other stories at
karyakarsa.com/authorka
Thanks 🤓

๑ LOVE BACK ๑ end ๑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang