Air mata Seulgi menetes saat melihat Irene yang tersedu keluar berlari dari kamar. Apa yang sudah terjadi pada mereka berdua?
•
[ Seulgi Kang - Irene Bae ] vers. 2022
Seulgi terbangun saat mendengar bunyi ponselnya dimeja nakas. Ia meringis, kepalanya masih berdenyut pusing. Kenapa ia bisa selemah ini? Ia tidak suka. Seulgi melihat nama orang yang menelponnya dan mengernyit bingung karena merasa tidak biasa. Lisa. Seulgi menjawab panggilan itu tanpa berlama-lama. Namun belum sempat menyapa, Seulgi sudah di bombardir oleh suara kalut dan nyaring dari Lisa diseberang sana.
“Hei, apa yang kau bicarakan? Pelan-pelan saja.” Seulgi turun dari ranjang setelah mencabut infusannya. Ia mencoba mengusir rasa pusing sambil terus mendengarkan dan mencerna kata-kata wanita berambut pirang ini. “Apa? Jangan bercanda denganku Lis—” Seulgi semakin bingung saat Lisa menyebut nama Irene. Ia kemudian melihat satu bungkusan mencurigakan di atas meja rias dan membukanya. Seulgi mulai mengerti. Apa yang dilihatnya sekarang membenarkan ucapan Lisa.
Seulgi langsung menuju bandara. Terima kasih pada Lisa yang sudah memberikan kabar itu dengan segera. Terima kasih karena hubungan Lisa dan Irene sangat baik.
Seulgi berlari kecil masuk kedalam bandara. Ia kesal, kenapa sangat banyak orang hari ini. Tapi Seulgi terus berlari dan sekali-kali beristirahat sebentar untuk mengambil nafas sambil mengusap dadanya. Demam tinggi yang dideritanya seakan tidak terasa lagi.
Hingga Seulgi akhirnya menemukan apa yang ia cari. Jantungnya seakan bisa kembali berdetak sekarang. Di sana, duduk di kursi tunggu, Irene sedang sendiri tampak bosan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seseorang yang diam-diam dirindukannya. Seulgi bisa tersenyum lega karena ia tidak terlambat kali ini. Ia melangkah perlahan untuk menghampiri Irene.
“A-apa yang kau lakukan disini?” Irene kaget melihat sosok pria tinggi didepannya kini. Bagaimana Seulgi bisa tau akan keberadaannya disini?
“Bukankah aku yang seharusnya bertanya? Kenapa kau disini? Kau baru saja pulang dan sekarang ingin pergi lagi?” tanya balik Seulgi. Irene mengalihkan pandangannya. Ia tidak tahan melihat wajah pucat Seulgi. Seulgi terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Seulgi terlihat kacau.
“Kemana saja kau selama ini?” Irene pergi dalam kondisi yang kurang baik dan itu membuat Seulgi khawatir setengah mati. “Menghilang begitu saja saat di rumah sakit, kau membuatku khawatir dan sekarang—”
“Sungguh?” sinis Irene. Ia tidak ingin berharap apapun lagi kepada Seulgi. Ia lelah tapi tidak boleh lemah. “Wow, itu bagus. Akhirnya?” sindirnya. Seulgi menatap Irene penuh pengertian. Ia sudah berjanji tidak akan membuat kesalahan yang sama.
“Maafkan aku.” sesal Seulgi. Irene terdiam, lidahnya kelu. Kepercayaan dirinya luntur. Tangannya tiba-tiba mengepal gugup. Seulgi melihat itu dan kemudian meraihnya. Tatapan mereka bertemu. Sama-sama merasakan kehangatan yang mengalir dari sentuhan itu.
“Aku tau apa yang aku lakukan padamu selama ini sangat jahat. Aku sangat banyak kekurangan dan tidak peka. Aku hanya melihatmu dengan sebelah mata. Aku terlalu buta. Ini sangat menyedihkan karena baru sekarang aku menyadari, betapa berharganya kau untukku saat kau tidak bersamaku.” ucap Seulgi berusaha untuk jujur, membuka diri. Mata Irene memanas nanar. Air matanya sudah menumpuk. Apakah yang dikatakan Seulgi saat ini benar dari lubuk hatinya? Atau hanya untuk menghiburnya dengan harapan palsu. Irene tau kalau cinta Seulgi kepada Jisoo tidak akan berakhir. Orang-orang dekat yang ia kenal selalu berkata sama seperti itu saat ia bertanya tentang Seulgi dan Jisoo.
“T-tapi Jisoo—”
“Jisoo sudah mati!” Seulgi hampir berteriak fustrasi. Ia memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas berat. “Kau yang mengatakannya dan kau benar. Aku harus merelakannya. Dan aku sudah merelakannya. Yang terpenting sekarang kau disini. Aku sangat membutuhkanmu, Irene. Kau selalu ada untukku. Melewati segalanya. Berikan aku kesempatan untuk memperlakukan mu lebih baik lagi. Untuk membuktikan kalau aku memang pantas untukmu.” Seulgi tidak sabar dan kesal seperti akan kehabisan waktu. Ia tidak mau kehilangan Irene dan menyesal kemudian.
“Aku—”
“Irene? Disini kau rupanya...” Irene dan Seulgi menoleh bersamaan kearah suara. “Ayo, kita sudah terlambat...” ajak laki-laki asing itu.
Tatapan Seulgi dan laki-laki itu bertemu. Laki-laki yang terlihat seumuran dengan Irene seakan tidak peduli dengan kehadirannya. Tidak menghormatinya. Ia adalah suami Irene. Hal itu membuat Seulgi tersinggung dan juga marah. Ternyata laki-laki ini yang telah membawa istrinya pergi tanpa sepengetahuannya berhari-hari. Dan sekarang laki-laki ini juga akan melakukan hal yang sama tepat didepannya? Siapa dia? Berani sekali.
Tapi kemudian diluar dugaan, Irene mengangguk dan melepaskan tangannya yang membuat Seulgi menatapnya panik. Pikirannya kacau.
“Maaf Seulgi, aku harus pergi...”
... bersambung
Love tip & other stories at karyakarsa.com/authorka Thanks 🤓