Marriage (Not So Easy)

3.6K 405 150
                                    

Rasanya dulu pernah ada yang bertanya, berapa biaya dokter yang harus dikeluarkannya untuk tubuhnya yang indah itu. Helena menjawab tidak sepeser pun, ia tak perlu pisau medis untuk membentuk raganya karena semua yang dimiliki saat ini adalah sesuatu yang dibawanya sejak lahir termasuk semua uang itu. Orang-orang mencibirnya, menuduh Helena berbohong, bahkan salah satu wawancaranya dengan salah satu majalah lifestyle ramai-ramai dipergunjingkan karena hasil interview itu ditenggarai adalah dusta belaka. Helena tak ambil pusing, karena menyuapi ego orang lain dengan menjelaskan sesuatu sampai mulutnya berbusa hanya akan membuang waktunya yang berharga, ia membiarkan manusia-manusia dengki itu berspekulasi tentang dirinya.

Ayahnya menikahi seorang perempuan latin yang menjelaskan kenapa Helena memiliki rambut lebat dan payudara membuncah. Ibunya adalah seorag senorita cantik, menawan dan berhati malaikat, seorang ibu yang sangat dicintai sekaligus dikaguminya. Helena masih merasakan hangat dekapan dan wangi tubuh ibunya, perempuan itu benar-benar wujud dari seorang ibu peri yang selalu menemani, meninabobokkan serta melindungi Helena kemanapun ia pergi.

Namun sayang, perempuan itu pergi untuk selama-lamanya tanpa seorangpun yang tau, bahkan dokter dan suster yang telah merawatnya selama berbulan-bulan. Ibunya meninggal dalam tidur panjangnya, tanpa mengucapkan selamat tinggal bahkan tanpa satu kecupan di pipinya. Helena menangis tanpa mengeluarkan suara ketika melihat ayahnya meraung di samping tempat tidur dimana raga ibunya telah diselimuti kain putih. Lelaki itu hancur sehancur-hancurnya, menangisi cinta dalam hidupnya yang tak akan pernah kembali lagi.

Dua puluh tahun kemudian kejadian tersebut terulang kembali, Helena menyaksikan satu-satunya pelindung yang ia punyai dibawa paksa oleh orang-orang berseragam seperti maling kambuhan. Lelaki itu sudah tua dan tak terlalu sehat, tapi mereka seolah tak punya hati, ayahnya digelandang seperti manusia hina dina yang telah melakukan dosa sebesar lautan. Helena mengamuk saat itu, berteriak-teriak kesetanan mencoba menyelamatkan ayahnya, tapi ia kalah tenaga dan kuasa, ayahnya menghilang di kegelapan malam dengan sebuah senyuman di bibirnya dan berkata kalau ia sangat mencintai Helena. Lelaki itu pergi, menyusul kekasih hatinya , meninggalkan Helena sendiri.

Mimpi buruk dihitung tiga kali dan yang ketiga datang dalam pemberian dua buah dog tag saat ia berada di selasar sebuah rumah sakit, seorang lelaki berseragam memberikannya kepada Helena lalu meminta maaf dan mendoakan Helena tabah dan tegar menghadapinya. Helena menangis, mengusap-usap kalung yang bertuliskan nama kekasihnya sembari mengucapkan kata aku mencintaimu berulang-ulang. Dog tag yang kedua tak berisi identitas siapapun, hanya ada namanya dan tiga baris kata....

Into you.

I melt.

All of me.

"Kau kenapa?"

Helena mengerjapkan matanya, mengusap sedikit airmata yang menggenang lalu melihat Troi yang tengah memandanginya.

"No," Helena menggelengkan kepala dan tersenyum. Ia masuk ke dalam pelukan Troi, memeluknya erat-erat seolah tak ingin melepaskannya lagi.

Ini hari ketiga, ketika Troi dan Helena memutuskan untuk keluar dari dalam pondok bulan madu mereka. Dua hari sebelumnya, keduanya terlalu capek sehabis bercinta dan tak berminat untuk melihat pemandangan lain selain tubuh telanjang milik orang yang mereka cintai. Rambut Helena masih basah, selepas mandi bersama lalu making love lagi dan mandi lagi, membuat Helena malas mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, ia bahkan hanya menggenakan pakaian dalam saja karena memang Troi melarangnya untuk memakai baju.

"Lama-lama aku bisa masuk angin kalau begini terus." Helena sengaja melanggar peraturan dar Letnan Troi dengan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tipis.

Helena (Beautiful Distraction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang