07. Kejadian masa lalu

19.8K 2.6K 39
                                    


"..Kalian telah membunuhku sekali kan? Lalu apakah kematian ku masih belum cukup.?"

•••

Carles bingung dengan kata-kata itu, tapi fokusnya lebih mengutamakan cekikkan di leher Violetta.

"Violetta sadarlah!"

Mata hitam itu bertemu dengan iris violet yang kosong.  Hati Carles terasa teriris, dia memang membenci violet. Tapi bolehkah dia memohon, agar 'adiknya' sembuh?.

Dia lebih suka Violetta yang mencari perhatiannya dengan segala cara daripada Violetta yang seperti ini.

Tak terasa air mata mengenang di ujung matanya. Dia.. ingin Violetta tetap hidup sebentar lagi. Air mata bening berkumpul di ujung pelupuk matanya hingga tanpa sadar menetes ke pipinya.

Namun seseorang datang mendobrak pintu, menghancurkan momen sedih itu.

Brak!

Disana Aston dengan nafas tersenggal mendobrak pintu. Terlihat sekali dia berlari terburu-buru. Nafas kakaknya semakin memberat saat melihat tangan carles di leher Violetta. Matanya melebar marah.

"CARLES!"

Dengan cepat Aston berlari dari pintu, menarik kerah Carles dan memojokkannya di dinding dengan satu tangan. Tangan kiri Aston mencekik leher Carrles membuat tubuh Carles terangkat, tergantung di udara.

Mata hitam Aston semakin menggelap. Hawa membunuh menyeruak ke seluruh ruangan.

Bahkan para pelayan gemetar, tidak berani mendekat hanya untuk sekedar menyelamatkan tuan muda kedua mereka.

Tekanan yang diberikan Aston begitu kuat sampai membuat Vuoletta pingsan kembali. Lehernya yang diperban semakin memerah, bahkan mengeluarkan darah.

Sedangkan Carles sendiri berusaha melepaskan cekalan Aston dilehernya. Dia terus memberontak, berusaha lepas.
Namun, tenaga Aston melebihi tenaganya menjadikan perlawanannya sia-sia.

Nafas Carles menipis, kulitnya mulai berubah menjadi biru. Oksigen di dalam tubuhnya mulai habis. Perlahan pandangannya menjadi buram. Tapi matanya masih melirik ke arah Violetta.

Tubuh Violetta terbujur kaku dengan darah yang mengalir lancar di lehernya, membasahi seprai kasur. Jika dibiarkan pendarahannya akan berbahaya.

Dengan terbata-bata Carles berbicara. "Vi-violet..ta"

Hanya itu yang mampu diucapkannya sebelum pandangannya menggelap. Ketika kesadarannya diambang batas, samar-samar dia mendengar suara tegas ayahnya meneriaki namanya.

•••

"Ini datanya tuan."

Ruangan itu cukup mewah dengan sinar rembulan yang masuk melalui jendela. Di sudut ruangan, sebuah meja dengan dua orang yang sedang berbicara bisa terlihat.

Rambut pirang keemasan yang tersiram cahaya bulan, dan iris ruby menyala memancarkan kilauan sangat menawan. Bentuk dan garis wajah rupawan bak dewa ikut menambah karismanya. Seolah-olah sang dewi mengukir wajahnya dengan sangat hati-hati.

Michael mengambil berkas data yang diserahkan anak buahnya. Kertas ini berisi data tentang seorang gadis aneh yang baru ditemui. Seutas senyum muncul dibibirnya, membuat penampilannya semakin sempurna.

"Violetta, ya.."

Gadis maniak bunuh diri yang tidak sengaja ditemuinya ternyata adalah putri Duke? Belum cukup sampai situ, ibunya bahkan orang yang spesial.

Michael tertawa. Ah~ sepertinya dia menemukan berlian dalam acara percobaan bunuh dirinya.

Pandangannya mengarah ke pedang kecil yang berada di dekat ranjang. Pedang yang sama dengan pedang yang menggores leher Violetta sebelumnya. Bahkan darah gadis itu belum dibersihkan hingga mengering di ujungnya.

Take Me Away From That Hell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang