01

5.4K 302 47
                                    

Pernikahan yang tidak diharapkan. Jika orang lain ketika menikah merasa sangat bahagia dan terus terlihat sangat riang. Berbeda dengan kedua insan yang baru sah menikah dua menit yang lalu. Tidak ada raut bahagia, keduanya tampak berwajah datar dan memperlihatkan bahwa pernikahan mereka bukan keinginan mereka. Dengan malas, Sasuke dan Sakura mengucapkan janji Pernikahan, mereka tidak peduli atas semua tatapan tajam yang dilayangkan oleh kedua orang tua mereka yang tengah menyaksikan mereka.

'Kalau bukan karena ayah, ogah banget harus nikah sama laki-laki ini. Ditambah dia bawa buntut lagi.' Batin Sakura kesal. Sakura melirik anak yang dibawa suaminya, seorang anak perempuan yang berumur tujuh tahun, bernama Sarada itu tampak malas menyaksikan pernikahan mereka. Jangankan anak itu, Sakura saja ogah-ogahan menikah dengan ayahnya.

Sakura selalu bermimpi menikah dengan pria tanpa anak, menikmati momen sebagai pasangan suami istri baru yang sedang hangat-hangatnya dan saling mencintai. Tapi semua angannya telah lenyap, semua gara-gara kedua orang tuanya yang mengancamnya. Jika Sakura menolak menikah, maka Sakura akan di asingkan ke desa yang masih kental dengan budaya setempat.

Bayangkan. Harus hidup di desa tanpa listrik, tanpa internet, tanpa mall, tanpa restoran, tanpa bar, tanpa hotel. Semembosankan apa nanti hidupnya?

"Ayah tidak mau tahu! Kamu harus menikah dengan Sasuke! Kalau kamu menolak, ayah dan ibu akan mengirim kamu ke Desa Sichi! Kamu pilih saja, menikah atau hidup di Desa Shichi selama enam bulan." Ancam ayahnya yang tengah menyeringai kejam.

"Ayaahhh! Desa terpencil itu tidak mau aku datangi lagi, apalagi tinggal di sana! Ishh ayahhhh kejam! Pilihan ayah tidak ada yang menguntungkan aku! Aku tidak mau menikah dengan lelaki yang bahkan sudah punya anak! Aku juga tidak mau tinggal di Desa Shichi!"

Sakura sudah menolak dengan keras segala pemaksaan yang di lakukan ayah dan ibunya. Bahkan bujukan maut keluarganya juga tidak mempan. Namun, setelah penolakan panjang, Sakura terbangun sudah berada di Desa Shichi. Karena ancaman ayahnya sangat serius, akhirnya membuat Sakura menyerah. Sakura memilih menikah dengan pria anak satu itu dari pada harus tinggal selama enam bulan di Desa Shichi.

Sementara Sasuke, hidupnya hanya untuk Chiro- putra kesayangannya. Sasuke tidak berniat menikah seumur hidupnya, ia merasa pernikahan itu terlalu rumit untuknya, sehingga membuatnya enggan dan menolak pernikahan yang ditawarkan kedua orang tuanya. Tetapi, kedua orang tuanya bersikukuh ingin dirinya menikah dengan wanita itu. Karena muak selalu mendengar kecerewetan kedua orang tuanya, akhirnya Sasuke memilih menurut dari pada harus terus dibahas dan membuatnya muak setiap saat.

"Kalian bisa berciuman sekarang."

Sasuke menatap istrinya yang tampak tidak bersedia berciuman dengannya. Tetapi, mendengar suara riuh yang menyuruh mereka berciuman. Dengan cepat Sasuke mencium sekilas kening Sakura. Sakura lalu mengusap kasar kening bekas ciuman pria itu dan Sasuke juga sama mengusap kasar bibirnya.

"Sial, keningku ternodai." Sindir Sakura dengan sengaja.

"Cih, memangnya hanya kau yang enggan?!" sahut Sasuke tidak terima.

Sakura melirik kesal pada Sasuke, ia menyalahkan nasib buruknya harus menikahi duda anak satu. Sakura berspekulasi Sasuke seorang duda, karena Sasuke sudah memiliki seorang putra dan umur Sasuke 32 tahun, sementara dirinya baru 24 tahun.

"Tidak ada yang mengajak anda berbicara, tuan." Sahut Sakura dengan sinis. Pernikahan impian penuh momen terharu ternyata hanyalah sebuah angan dan ekspetasi belaka. Nyatanya pernikahannya sangat membosankan.

"Sepertinya ada hantu jelek sedang berbicara." Monolog Sasuke, tidak memedulikan lagi perkataan Sakura.

Sakura meradang disebut hantu jelek, badannya menyamping dan memberikan tatapan tajam pada Sasuke yang menatap lurus ke arah para tamu.

Menjadi Ibu Sambung 《PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang