07

209 27 2
                                    

⚜ Aquiver - Diatrible

Warning!!
(Bocil pergi gak luu)  😡😒

Suasana pagi yang petang ini menghilang ditelan waktu dan terlihat sudah setitik cahaya matahari pagi. Namun suasana di dalam apartemen tetap dingin, tegang dan sensitif. Percakapan keduanya seolah tak ada jawaban yang pasti. Hingga (name) bangkit dari kursi yang ia duduki.

"Aku barusan mendengar berita tentang anggota kriminal yang sadis, dan ciri-cirinya itu.." (Name) menunjuk tato di leher Ran, tak ada respon maupun jawaban dari mulutnya. Namun nampak jelas wajah Ran yang terlihat sangat panik dan tubuhnya mulai kaku.

Suasana menjadi lebih tegang dari sebelumnya "Kak aku lebih baik pulang sekarang, bisa tolong kembalikan ponselku sekarang.." Ucap (name) yang sedikit bergetar.

Karena Ran sudah tersudutkan dengan pertanyaan dari (name), dia kemudian menarik tangannya dan menangkup pipinya dengan kasar. Ran mendorong tubuh (name) hingga menabrak tembok didekatnya. "IYAA.. AKU ANGGOTA KRIMINAL SEKARANG, DAN AKU SUDAH MENYURUH BANYAK ORANG UNTUK MENCARI TAU TENTANGMU SERTA UNTUK MENGAWASIMU, DAN TATO INI ADALAH TATO RESMI ANGGOTA BONTEN, APA KAU TAU ORGANISASI MAFIA YANG BERNAMA BONTEN? APA ITU MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN DIOTAK MU??" nada bicara Ran meninggi.

Tubuhnya merinding ketakutan, kedua tangan (name) yang dingin itu reflek memegang tangan besar milik Ran yang sudah menangkup pipinya, badannya sudah sangat bergetar setelah ia mendengar faktanya langsung dari ucapannya. "Ehmmn.. Kak lepa-sinn" Ia sulit berbicara, Pipi (name) merah dan kesakitan karena di cengkram dengan keras oleh Ran.

Ran tersenyum jahat, tatapan yang sayu tadi kini terlihat sangat bengis. " Bukannya kau harusnya sudah tau (Name), Lihatlah sekarang aku sudah mulai menggila karenamu.." Iyaa Ran benar, harus ia sudah tau di awal, saat pertama kali ia sekolah harusnya ia sudah tau bahwa dia adalah seorang berandalan kejam.

Ia mulai menangis berharap masih ada celah untuk dia melawan dan kabur. Tapi itu semua pasti akan sia-sia karena dari segi apapun apalagi tenaga mungkin Ran lebih unggul ketimbang dirinya. Ran mengangkat tubuh kecil milik (name) di pundaknya dan membawa paksa menuju kamar pribadi miliknya.

Ia meronta-ronta memohon agar dirinya dilepaskan. Namun Ran seolah tuli tak mendengar apapun yang di ucapkan oleh (name) dia memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya.

Ran meletakkan (name) di kasur dengan kasar, kemudian menindih tubuh Mungilnya dan mengunci semua pergerakannya. Ran mengambil baton stick dikantong jasnya kemudian dia mulai mencekik leher milik (name) menggunakan batang dari baton stick itu. Hingga membuat (name) sulit mengambil nafasnya.

"Ahkk.. Kakh.. Sesaak aku su-lit berna-fas" Ucap (name) yang mencoba mengambil beberapa oksigen dari mulutnya. Tiba-tiba Ran mencium dan melumat bibir (name) dengan kasar. Ia terkejut serta takut yang bercampur aduk, dirinya sekarang seolah sudah tidak bernyawa.

Adegan itu cukup lama hingga akhirnya keduanya melepas tautan di bibir mereka. Ran mulai menjauhkan batang baton stick dari leher (name).

"Hhhaah.." ia mengambil nafas dengan tergesa-gesa, kemudian Ran kembali menodongkan baton stick dihadapan (name)

"(Name) buka mulutmu.." Perintah Ran, (name)  menggeleng kepalanya bertanda bahwa ia menolak perintah Ran. Karena amarah Ran  sedang memuncak, tiba-tiba Ran memukul lampu tidur di samping ranjangnya. Membuat ia terkejut sambil berteriak hingga matanya terpejam.

"Cepat sekarang buka mulut mu (name) atau mau aku pukul kepalamu dengan stick ini?" Ucapannya penuh penekanan. Membuat (name) harus mematuhi semua yang dia perintah.

Kemudian (Name) membuka mulutnya yang sudah mulai bergetar. Ran memberikan Seringai menakutkan di hadapannya. Kemudian ia memasukan ujung baton stick kedalam mulut (name) dan menekan lidahnya.

"Ayoo (name) cobalah bernyanyi atau memohon padaku.. Agar aku bisa memberi pertimbangan hukuman untukmu, atau kau menyukainya.." Tatapan Ran benar-benar bengis, membuat (name) memohon terus-menerus sampai membuat Ran puas.

Air mata (name) mulai mengalir, "kakhh.. To-longkh lepaashinh..". Ia menangis dan terus memohon untuk dilepaskan olehnya.

Ran menyeringai, dia puas menyaksikan wajah erotis yang (name) tampilkan itu, membuat jantungnya berdegup kencang. Dia benar-benar tidak ingin melepaskan wanita di bawahnya ini. Sesuai dengan janjinya diawal bahwa jika dia sudah menemukannya, maka dia tidak akan melepaskannya kembali.

"(Name) aku benar-benar menyukaimu.. Maka dari itu aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi.." Ucapnya sambil melepas baton stick dari mulutnya, Kini (name) mulai menangis sejadi-jadinya.

Ran merobek semua pakaian atas milik (name), agar tubuh indahnya mudah untuk dilihat dan diakses. Jarinya lihai memainkan alunan lembut di tubuhnya, membuat ia menjadi tegang seketika. "Kau menyukainya kan, kau sekarang terlihat seperti pelacur sekarang" Hinaanya membuat ia naik pitam.

"APA MAKSUDMU KAK, AKU BUKAN PELA.. AHH" Ran mencubit kedua nipple miliknya. Erangan nya seakan menjadi nada terindah yang dia dengar.

"Selain memiliki suara yang indah saat bernyanyi, ternyata erangan mu juga indah (name)" Ran terus memberika penekanan dan hinaan kepadanya.

Ran kembali mencium dan menghisap bibir (name) dan kemudian ciuman dan hisapan itu turun keleher hingga ke tubuh indahnya yang tidak tertutup kain itu, dia meninggalkan bekasan merah pada setiap ciuman yang ada pada tubuh indahnya. Sebagai tanda bahwa dia adalah miliknya, tubuhnya seperti sebuah seni indah buatannya.

Ran mulai menikmati adegan yang sangat bejat itu dan hal bejatnya berlangsung cukup lama. Ran hanya melepaskan semua kerinduannya pada (name), karena dia sudah sangat lama menantikannya.

Kini dia menghentikan semua aktivitas bejatnya. Tubuh (name) benar-benar terguncang saat ini, Ia masih belum menerima semua kejadian ini. Dan mulai saat ini ia sudah sangat membenci seseorang Haitani Ran.

"(name) pakailah baju milikku saja" Nadanya melembut seketika, dia memberikan kemeja putih miliknya yang dia ambil dari lemari.

Sungguh saat ini (name) sulit untuk menenangkan semua pikirannya, tatapannya mulai kosong. Tanpa rasa bersalah, kemudian Ran juga meninggalkan (name) sendirian dikamar.

(Name) masih terpaku, tangannya meremas selimut yang menutupi tubuhnya. Air matanya mulai mengalir dipipi tetapi ekspresinya tidak menunjukan dia sedang sedih, ia lelah. Ia justru tertawa, menertawakan nasibnya dan semua kebodohan yang telah ia terima selama ini.

Harusnya ia tidak pernah bertemu dengannya, harusnya ia sudah menyadari sejak awal, bawasannya dia dulunya adalah seorang berandalan dan kini dia menjadi anggota kriminal. (Name) harusnya tau itu, tetapi sikap awal Ran tidak menunjukan bahwa dia seorang kriminal. Itulah yang saat ini mengganggu pikirannya. Benar kali ini (name) membencinya.

(Name) bangkit dari kasur kemudian ia memakai kemeja putih yang terlihat besar ketika ia pakai, kemeja itu milik Ran. Ia menatap kaca besar diruangannya, kini ia melihat dirinya yang sudah sangat berantakan dan ia juga melihat tanda merah serta lebam dibibir juga lehernya itu yang masih sangat terlihat jelas.

Badannya terkulai lemas. Dunianya mulai hancur seketika hanya karena ulah lelaki brengsek itu. Ia tak henti-henti menertawakan nasibnya kedepan. Ia salah harus bertemu, bahkan ia sudah membuat janji diatas kertas dengannya yaitu dengan seorang Haitani Ran sang kakak dari Haitani Rindou.

_______________next chapter______________

Mungkin bakalan agak lama yaa Updatenya_

Jangan berharap lebih dari cerita ini.

Aku ngk tau sih gunanya vote ini kelanjutannya untuk apa..

Yang penting terima kasih udah mau baca cerita absurd ini.

~Tengkyuu~

Entertainment Stage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang