Chapter 10

2.7K 142 38
                                    

((FLASHBACK))

Hari ini seperti biasa Arza memasuki kelasnya, tetapi ada yang aneh mereka semua menatapnya dengan tatapan yang menjijikkan. Ia memang korban bullying, jika ia di bully tak ada yang peduli.

Arza mendudukkan dirinya di kursi paling belakang, ia heran kenapa para pembully itu tak mengganggunya? Entahlah, setidaknya ia bisa tenang hari ini.

Sampai bel pulang Arza tak melihat para membully itu, tapi ia masih tertanya-tanya kenapa semua orang memandangnya aneh, ada juga yang berbisik-bisik.

Saat ia menunggu sang kakak, tiba-tiba Toni dan 5 temannya menghampiri Arza. mereka lah yang selalu membullynya.

"Hai cupu, bagaimana kabarmu hari ini? Apa kau senang hari kami tidak membullymu?" Tanya Toni dengan tatapan meremehkan.

Arza tak mengindahkan pertanyaan Toni, ia hanya menunduk takut. Mungkin ini alasannya ia selalu di bully, tak ada perlawanan sama sekali.

"Ck, baiklah aku akan membawamu ke suatu tempat. Momen ini tak akan kau pernah lupakan." Dua orang teman Toni menarik paksa Arza kedalam mobil.

"K-kalian akan membawaku kemana?" Arza yang ditarik berusaha memberontak, ia sungguh takut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mereka sampai di sebuah bangunan kosong. Arza berdoa semoga tidak ada hal buruk yang menimpanya. Tubuh Arza dihempaskan ke sofa yang sudah kotor.

"Kau tau kenapa kita membawamu kesini?" Tanya Toni perlahan mendekati Arza yang meringkuk ketakutan.

"Seseorang menyuruh kita untuk memberi pelajaran untukmu, orang sepertimu enaknya diapakan?" Ujar Toni dengan membelai pipi Arza.

"Ku dengar ibumu seorang jalang, benarkah itu?"

Tubuh Arza menegang sesaat, "b-bundaku bukan seorang j-jalang hiks!"

"Terserah kau saja. Enak kita apakan bocah cupu ini?" Tanya Toni pada teman-temannya yang sedari tadi hanya diam.

"bagaimana jika kita bermain saja dengannya? Ibunya kan seorang jalang, pasti anaknya juga jalang," celetuk salah satu dari mereka.

Arka yang mendengar itu, tubuhnya semakin bergetar.

"Hm.....boleh juga, kita bermain bergantian!"

Toni menoleh ke arah Arza, "kau dengar itu 'kan cupu? Puaskan kami."

"Ku mohon hiks.......lepaskan aku hiks!"

"Sebelum kau memuaskan kita, aku tak akan membiarkanmu pergi!"

"T-tidak ku mohon jangan hiks...... J-jangan hiks!" Arza semakin memberontak ketika Toni melucuti pakaiannya.

Toni yang geram langsung menampar Arza "Jika kau tak menuruti perkataanku, aku akan membunuhmu!!"

Dengan cepat Toni memposisikan miliknya di depan lubang Arza, mereka melakukannya secara bergantian.

Toni juga mengajak 3 orang asing untuk melecehkan Arza. Ia tak segan-segan untuk memukul dan menendang Arza jika dia memberontak.

Tradimento√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang