Prologue

190 20 0
                                    

[Adzka's POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Adzka's POV]

Gelap.

Semua Gelap.


Adzka membuka matanya perlahan.

Ruangan putih menyambutnya, dengan lampu yang terang dan sebuah box bayi di hadapannya.

Adzka memutar matanya ke dalam box bayi itu, mengamatinya dengan seksama.

Bayi lelaki berkulit putih, berambut hitam tebal, pipi yang chubby, dan bibir yang merah. Bayi tersebut sedang tertidur nyaman di dalam selimut biru yang membalutnya.

Adzka mengulurkan tangan kirinya perlahan mendekati wajah bayi tersebut.

Lembut.

Adzka mengelus pipi bayi itu dengan tangan sedikit bergetar.

Di tengah-tengah elusannya bayi ini membuka matanya.

Gerakan Adzka sontak berhenti.

Bayi itu menatap Adzka dengan tatapan yang ia tak mengerti. Adzka menatap balik bayi lelaki itu.

Senyum.

Bayi itu tersenyum ke arahnya.

Adzka dapat merasakan bibirnya ikut terangkat seperti bayi di depannya itu.

Bayi itu kembali menutup matanya dan tertidur.

Adzka menarik tangannya kembali dan mulai melihat ke sekeliling ruangan putih itu.

Jendela besar yang ditutup gorden di sebelah kanan, 2 daun pintu di sebelah kiri, dan berderet box-box bayi di sekitarnya.

Adzkara

Adzka mendengar suara yang berat memanggilnya. Merasakan tidak ada orang lain di ruangan ini selainnya, ia menutup mata.

Adzkara.

Malaikat penjaga kebaikan.

Mulai saat ini kamu bertugas mendampingi bayi lelaki kecil ini dihadapanmu.

Adzka kembali membuka mata dan menunduk menatap bayi yang ia elus tadi.

Damar Hyman namanya.

Tuntunlah dia ke jalan yang benar, menjadi manusia yang baik, sopan, dan bermanfaat.

Bayi ini akan menjadi tanggung jawabmu sampai waktu yang ditentukan.

Anggaplah ia anakmu, belahan jiwamu, dan separuh hatimu.

Mulai detik ini aku titipkan Damar Hyman kepadamu, Adzkara.

100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang