Chapter 2.

32 15 4
                                    

"Ba kita mau makan dimana?" tanya Kia.

"Lo mau ayam penyet nggak?" tawar Al.

Dengan cepat Kia menjawab. "Mau mau gue mau,"

"Yaudah kita makan ayam penyet aja ya?"

"Oke Ba!!!"

Sesampainya di tempat makan ayam penyet Al langsung memesan dan kembali duduk disamping Kia.

Al melihat Kia yang tengah murung. "Lo kenapa?" tanya Al bingung karena tiba-tiba wajah Kia menjadi murung dan sedih

"Ba, gue kangen Papa," ujar Kia lirih.

Papa Kia telah meninggalkan Kia dan mamanya 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat saat ingin pergi ke singapura karena badai membuat pesawat hilang kendali dan jatuh di lautan.

Al merangkul Kia memberinya ketenangan. "Kalau lo kangen lo harus berdoa dong untuk Papa biar dia tenang di atas sana dan gue yakin Papa lo akan tenang dan bahagia karena melihat putri semata wayangnya udah dewasa, cantik, dan ceria," hibur Al.

Kia menatap Al tersenyum haru. "Makasih lo udah jadi pengganti Papa gue Ba," Kia memeluk Al erat.

Ali mengangguk sambil tersenyum. "Gue akan bahagiain lo sebisa gue Ki,"

"Jangan pernah tinggalin Kia sendiri ya Ba?"

"Gue nggak akan tinggalin lo Ki, lo tenang aja kita akan selalu bersama selamanya,"

"Janji?" tanya Kia sambil membuat janji di jarinya.

Al menerima janji dari tangan Kia. "Janji!"

Tepat saat mengucapkan janji makanan mereka datang dan mereka langsung makan sambil tertawa bersama sesekali Al menjaili Kia membuat Kia cemberut dan tak lama tertawa lagi.

"Lihat Om putri Om sudah bahagia dan saya akan membuat putri Om bahagia sebisa saya dan akan menjaga putri Om selamanya!"

****

"Assalamualaikum Ma," ujar Kia setelah sampai dirumahnya.

"Waalaikumsalam sayang baru pulang?" tanya Kaira, Mama Kia.

"Iya Ma, yaudah aku mau ke kamar dulu ya Ma,"

"Kamu udah makan?"

"Udah kok Ma sama Baba juga,"

Ohh yaudah kamu istirahat gih,"

"Iyaa Ma,"

Kia berlalu dari Kaira untuk menuju kamarnya dan beristirahat.

Saat sampai dikamar Kia mendapatkan banyak pesan dari temannya dan juga dari Baba.

"Ki, lo udah ngerjain tugas public speaking belum?"

"Ki liat tugas statistika lo dong gue nggak ngerti soalnya,"

Dan masih banyak lagi membuat Kia menepuk jidatnya mengapa ia bisa lupa dengan tugasnya? Apalagi dosennya sangat killer, Kia sudah bisa memastikan bahwa hari ini ia akan begadang demi tugasnya selesai.

Tak lama telepon Kia berbunyi, Kia melihat nama yang menelponnya ternyata Baba yang menelpon Kia.

"Halo Assalamualaikum Ba,"

"Waalaikumsalam Ki, lagi apa?" tanya Al di telepon

"Ini mau ngerjain tugas, gue lupa sama tugasnya apalagi dosennya killer banget kalau nggak dikerjain gue bakal dihukum," balas Kia.

"Yaudah gue temenin ya," tawar Al.

"Nemenin gimana?"

"Wait!"

Sisa RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang