Chapter 13.

18 0 0
                                    

"Lo darimana sih Ki?" tanya Fauzana sambil mengunyah makanan yang ia pesan.

"Nggak tau tu, udah makanannya dingin lagi kan jadi nggak enak," sambar Billa.

Kia tidak memperdulikan ocehan dari Billa dan Fauzana karena ia tengah memikirkan ucapan Killa yang membuatnya tidak mengerti sama sekali.

"Kia lo kenapa sih aneh banget hari ini," ujar Billa sambil menyenggol pelan lengan Kia.

Kia yang tersadar dari lamunannya hanya tersenyum kikuk saja.

"Cerita sama kita kalau lo ada masalah," ujar Fauzana dan diangguki oleh Billa.

"Gue lagi mikir ucapan Killa Adiknya Al tadi," balas Kia pelan.

"Berarti tadi lo nyamperin Killa?" tanya Billa.

Kia mengangguk. "Tadi sebelum masuk sih gue udah ngeliat Killa tapi gue takut salah orang dan setelah gue pastiin itu Killa gue samperin dia, gue samperin dia buat nanya Al kenapa hilang gitu aja kontaknya nggak bisa di hubungin juga," jelas Kia dengan tersenyum tipis.

"Terus dia jawab apa?" tanya Fauzana.

"Dia bilang nggak tau dan anehnya sikap dia tu kayak lagi hindarin gue gitu, dan dia bilang kalau suatu saat gue bakal tau semuanya, apa maksudnya coba? Aneh banget kenapa nggak kasih tau langsung ke gue biar gue nggak mikir yang aneh tentang Al,"

"Kayaknya keluarga mereka mau menghindar dari lo dulu deh mungkin aja mereka lagi ada masalah kalau masalahnya udah kelar mereka bakal temuin lo lagi," ujar Fauzana menerka-nerka.

"Ya masalah apa coba? Kalaupun ada masalah gue nggak bakal ikut campur lah," balas Kia dengan sedikit mengegas.

"Lo tenangin diri dulu Ki, gue yakin Al bakal temuin lo lagi percaya sama gue," ujar Billa dengan menenangkan Kia.

"Udah ah balik yuk nggak mood lagi gue,"

Fauzana dan Billa hanya mengangguk mengikuti ucapan Kia yang tengah dilanda rasa kesal, marah, kecewa semua bercampur menjadi satu.

Bukankah semesta yang mempertemukan kita? Haruskah ku sampaikan pada bintang mengapa kamu berubah begitu saja? Kamu seperti tengah menghindar dari ku, jika aku ada salah aku minta maaf tapi kamu jangan seperti ini Al, haruskah aku selalu tersenyum padahal hatiku sedang tidak baik-baik saja itu semua karena kamu Al.

****

"Bang tadi Killa ketemu sama Kak Kia," ujar Killa yang baru saja sampai dirumah dan melihat Abangnya Al sedang duduk di taman belakang rumahnya.

"Terus dia nanya apa?" tanya Al pelan.

"Dia nanyain Abang tapi Killa jawab nggak tau, dia semalam kerumah kita yang lama tapi dibilang sama Pak Liam kalau kita lagi keluar kota," balas Killa.

Al yang mendegar ucapan Killa hanya tersenyum simpul.

"Bang, Killa kasihan sama Kak Kia dari sorot matanya dia kayak lagi sedih, marah, kecewa sama Abang karena tiba-tiba Abang menghindar dari dia,"

"Abang gini karena nggak mau bikin khawatir Kia Kil," sentak Al.

Killa melihat tingkah Al seperti tadi sangat terkejut tidak biasanya Al membentak Kia seperti tadi.

"Maafin Killa Bang," cicit Killa sambil menunduk karena takut melihat wajah Al yang sedang menahan emosinya.

"Killa masuk dulu Bang," pamit Killa pada Al tapi Al hanya diam saja melihat Killa. Jauh di dalam lubuk hati Al, Al sangat menyesal karena telah bersikap buruk pada Adik tersayangnya tapi apalah daya kondisi Al yang seperti ini tidak bisa membuatnya merendam emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sisa RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang