🌻🌻Seorang pria berambut coklat terang kini tengah duduk di kursi di samping hospital bed, di atas hospital bed tersebut terdapat perempuan paruh baya yang sudah lansia dan beruban. Namun, tetap terlihat sangat cantik dengan kulit pucat yang sudah berkerut.
"Fen, mamah yakin Fen pasti bahagia kalau menikah dengan anak dari sahabat mamah." Ucap Afen, mengenggam tangan putra tunggalnya.
"Mah, mamah sembuh dulu Ofen kangen banget sama masakan mamah, kangen sama semua sikap manis mamah sama Ofen, Ofen gak bisa sendirian mah. Mamah harus sembuh ya?!." Sahutnya tanpa mengindahkan apa yang mamah nya bilang, sebagai alasan untuk mengalihkan pembicaraan.
"Karena itu Fen, mamah pengen liat Ofen ada yang jagain, mamah gak tau sampe Kapan bisa temenin Ofen, yang jelas mamah gak akan selalu ada di samping kamu Fen. Mamah tau Fen, kamu masih gak bisa lupain crhistie, tapi Fen mamah juga mau liat anak mamah bahagia. Nurut sama mamah ya sayang? Fenly anak mamah yang paling manis seantero dunia."Afen,masih bersikeras agar anaknya mengerti dengan keadaan nya saat ini.
Fenly hanya bisa menghembuskan nafas nya , dan mengangguk patuh. Ia tak memiliki siapa siapa di dunia ini selain mamah nya, keluarganya sudah tak menganggap Fenly dan mamahnya sebagai keluarga dari mereka. karena Afen, menggugat cerai suaminya. Bukan tanpa alasan, Afen melihat Detril ayah dari Fenly bercumbu di ruangan kerja di kantornya, namun tak ada seorang pun yang percaya dengan apa yang Afen katakan selain hakim. Hingga pada akhirnya, Afen membawa Fenly pergi dari kediaman neneknya.
🌻🌻
Fenly bangun dari tidur nya, ia melihat kesamping menampilkan seorang pria yang lebih tua beberapa tahun darinya sedang tertidur dengan lelap. Fenly, tersenyum dan mengecup kening pria tersebut dan kakinya turun dari ranjang mengantarkannya kepada pintu kamar mandi.
Sebelum ia melangkah masuk Fenly kembali melihat pria yang sudah 1 tahun ini hidup bersamanya, hatinya selalu menghangat jika pria itu berada di dekatnya. Fenly, akhirnya masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah ritual paginya selesai ia bersiap untuk pergi kerja dan ia menyiapkan baju untuk pria yang masih bersembunyi di balik selimutnya yang sangat tebal. Ia, mengeluarkan kemeja berwarna putih dan jas berwarna hitam dengan celana kain hitam dan sepatu pentofel berwarna hitam mengkilat. Setalah itu ia akhirnya turun kebawah dan berkutat dengan alat masak seperti biasanya.Nasi goreng seafood...kesukaan pria bertubuh jangkung itu!.
Fenly,menata piring dengan asik hingga seseorang menghampiri nya.
"Selamat pagi tuan."sapa seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk kedalam ruangan makan.
"Ah..bi mami. Selamat pagi bi, cucian sudah aku kemasi di keranjang pakaian kotor ya bi." Ucap Fenly, dengan senyuman hangat yang tersemat di wajahnya.
Bi mami, langsung meninggalkan Fenly yang akan menyiram tanaman di halaman depan sambil menunggu pria bertubuh jangkung itu turun.
Ketika tengah asik menyiram bunga mawar kesayangan nya tiba tiba tangan kekar yang di baluti jas dan jam tangan milik seseorang sudah melingkar di perutnya, akhirnya aktivitasnya terhenti dan Fenly melepaskan tangan tersebut dan berjalan untuk mematikan keran dan kembali kepada seseorang tadi."Kak Shen udah siap? Sarapan dulu yuk ." Ajak nya, sambil menarik pelan tangan pria jangkung tersebut.
Kini mereka tengah duduk berdampingan dan Fenly dengan cekatan menuangkan nasi dan air pada piring dan gelas milik Shandy.
"Kak Shen butuh yang lain nya? Sepeti susu atau kopi? Ini masih jam enam pagi masih terlalu pagi untuk pergi."tawar Fenly,di sela makannya.
"Aku ingin hidangan penutup setelah ini."sahutnya, setelah sekian lama ia diam.
"Biar nanti aku kupaskan buah buahan buat kak Shen."ucapnya.
"Gak usah, nanti aku sendiri yang akan membuatnya."tolak Shandy halus sambil mengusak rambut depan milik Fenly.
Beberapa waktu berselang, Shandy sudah menghabiskan makanannya dan sekarang ia tengah memandang wajah manis pria yang sudah resmi menjadi istrinya itu yang masih asik dengan makannya serta menggoyang goyangkan tubuhnya. Shandy, terkekeh bertapa mengemaskan nya Fenly hari ini.
Fenly, memasukan suapan terakhir dari makannya dan langsung meminum air,dan beranjak dari tempat duduknya, membawa Piring dan gelas kotor dan kembali ke meja.
"Aku tinggal sebentar untuk membuat kan salad ya kak? "Fenly hendak beranjak dari duduk nya . Namun, tangan Shandy lebih dulu mengenggam pergelangan tangannya. Fenly menarik satu halisnya keatas seolah bertanya 'ada apa?'
Shandy, menyuruh Fenly duduk dan menghadapkan kursi yang Fenly duduki agar menghadap dirinya.
Shandy, merogoh sebuah kemasan susu krim dan menuangnya ke jempol nya sendiri. Lalu, melumuri bibir Fenly dengan susu krim tersebut dan menyuruh Fenly mengulum jempolnya, setelah itu Shandy memandang bibir Fenly yang berlumuran susu krim karena ulah nya, dan akhirnya meraup bibir itu penuh minat."Esssstt,awww mphh."lenguhan kecil keluar dari mulut Fenly, yang Shandy kulum.
Setelah beberapa menit berselang Shandy melihat Fenly yang terengah-engah mengambil pasokan udara yang sempat hilang beberapa waktu.
"Tak berubah, kau sangat manis! Di tambah dengan susu krim...ah perpaduan yang sangat nikmat! " Ujar shandy sambil terkekeh. Fenly tak menanggapi yang ia butuh saat ini adalah oksigen!.
"Aku ada meeting jam 8, dan aku harus pergi ke kantor, aku pamit pergi dulu ya, maaf tak bisa mengantarmu ke kantor, aku menyayangimu sangat."pamit shandy mengecup singkat bibir Fenly yang masih Tengah engah, lalu berjalan ke ruang depan dan mengambil tas dan kunci mobilnya.
Fenly hanya melihat punggung Shandy yang semakin menjauh , ia tersenyum. Meski hanya sebatas perjodohan, tapi pernikahan nya dengan Shandy, membuatnya bahagia dan melupakan seseorang Crhistie yang sudah mengukir luka di hatinya.
TBC
Vote and coment ya!!!!!!
Love you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
THANK YOU FOR EVERYTHING AND I LOVE YOU
FanficEditor sampul : @Clarissacara pengatur alur : @ Clarissacara penulis cerita : Carramelia Anindira H. lingkungan BoyLove (Fujoshi) Hargai pengarang dan penulis!!! WAJIB VOTE SEBELUM DAN SESUDAH BACA!!! SHARE JUGA YA!!!! CERITA FIKSI NO REAL...