prolog

252K 14.3K 391
                                    

Seorang gadis bercadar menatap abi dan umi yang duduk di depan nya. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika kedua orang tua nya ingin menjodohkan nya.

"Bagaimana Ajwa, kamu mau 'kan menikah dengan anak sahabat umi?"

Ajwa menunduk, ingin menolak tapi tak mau membuat kedua orang tuanya kecewa. "Ajwa terserah umi saja. Keputusan kalian pasti yang terbaik buat Ajwa."

"Syukurlah, abi kira kamu akan menolak perjodohan ini."

Kakak Ajwa yang bernama Ali yang sedari tadi hanya diam kini angkat bicara. "Tapi abi, apa tidak terlalu cepat untuk menyuruh Ajwa menikah? Ajwa baru saja lulus sma?"

"Sudah lah bang, Ajwa saja tidak menolak. Lagipula umi sudah membuat kesepakatan dengan sahabat umi kalau kita akan menjodohkan anak kami. Kebetulan Ajwa adalah perempuan, sementara anak sahabat umi laki laki," jelas umi Aisyah.

"Memang nya kenapa bang? Kamu mau menikah juga? Nanti biar abi carikan calon nya," ucap abi Rahman.

Ali mendengus pelan dan menggeleng, tentu saja ia tidak mau di jodohkan dengan wanita pilihan orang tua nya. Pandangan Ali kini tertuju pada adik nya.

"Ajwa, pikirkan baik baik sebelum membuat keputusan," ucap Ali.

Abi Rahman mengangguk pelan. "Iya nak, kami tidak memaksa jika kamu tidak mau menerima perjodohan ini."

Ajwa menatap umi nya, raut wajah umi nya terlihat sedih saat mendengar ucapan abi. "Tidak, Ajwa sama sekali tidak keberatan. Kalau boleh tahu siapa nama pria yang akan di jodohkan dengan Ajwa?"

Umi Aisyah tersenyum tipis. "Namanya Muhammad Altair Laksmana."

Deg!

Nama itu sama sekali tidak asing di telinga nya. Teman sma nya pernah membahas nama itu. Mereka bilang Muhammad Altair Laksmana adalah ketua geng motor terkenal di Surabaya.

'Apa dia adalah orang yang sama? Ya Allah, semoga saja bukan dia,' batin Ajwa.

"Sebentar lagi 'kan kamu kuliah, nanti kamu kuliah di kampus nya Altair. Dia pasti bakal jagain kamu." ucapan umi Aisyah sama sekali tidak masuk ke telinga Ajwa.

Tatapan Ajwa kosong, pikiran nya berkelana entah kemana.

***

Seorang pria sedang menyesap rokok nya. Kedua kaki nya di naikkan ke atas kursi, pandangan mata nya fokus pada game yang ada di ponsel nya.

Muhammad Altair Laksmana, pria itu kini berada di markas Jevins. Semua orang pasti mengenal Jevins, ketua geng motor terbesar di Surabaya.

"Bos, katanya nanti lo mau ke rumah temen nyokap lo. Itu loh yang katanya anak nya mau di jodohin sama lo," ucap Chiko salah satu anggota inti.

"Iya Al, lo nggak mau siap siap gitu. Dandan yang ganteng?" tanya Jey.

Altair berdecak pelan dan melempar ponsel nya asal yang beruntungnya langsung di tangkap oleh Evin.

"Jangan bahas itu, gue nggak mau di jodohin!" tukas Altair.

Evin meletakkan ponsel Altai di atas meja. "Santai bos, nggak mau ya nggak mau. Tapi jangan lempar hp juga."

Altair mengangkat bahu nya acuh dan kembali menyesap rokok nya. "Nggak papa, pecah tinggal beli lagi."

Mata Chiko mengerjap, terkadang ada rasa iri di hati nya ketika melihat Altair. Altair itu mendekati kata sempurna, sudah tampan, idaman, mempunyai otak cerdas, anak sultan pula.

"Iya mah yang kaya, hp pecah tinggal beli, motor rusak tinggal beli, apa apa tinggal beli. Nggak kayak gue, permen kopiko satu aja gue sayang sepenuh hati," celetuk Chiko miris.

Jey menoyor kepala Chiko. "Itu namanya pelit bin kismin dodol. Makannya suruh emak lo jual sawah."

"Mana berani dia Jey, bisa di sunat lagi sama emak nya nanti," timpal Evin.

Altair terbahak. "Lo lelang aja kolor lo Chik, lumayan bisa kaya dadakan."

"Anjir si bos nggak ada akhlak," balas Chiko tak habis pikir.

Syam yang dari tadi hanya diam kini menggeleng pelan. "Nggak waras semua."

Ponsel Altair di meja tiba tiba berdering. Semua mata tertuju pada ponsel Altair yang berada di atas meja. Evin berniat untuk mengintip nama orang yang menelepon.

"Nyokap lo Al," ujar Evin.

Altair berdecak pelan, ia sama sekali tidak berniat menyentuh ponsel tersebut. "Pasti mau bahas perjodohan lagi."

"Angkat aja, jangan durhaka sama orang tua," ucap Syam yang membuat Altair memutar bola matanya malas.

Bersambung...



Gadis Bercadar Milik Ketua GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang