Prilly dan papanya melaju dengan mobil mereka meninggalkan seseorang yang masih terpaku tak percaya di atas motornya.
Skip
Hari mulai beranjak malam.
Malam ini hujan lagi2 turun dengan derasnya. Karena memang sekarang sedang musim penghujan.
Tampak prilly sedang duduk di kursi malasnya yang menghadap balkon luar, memandangi hujan sambil tersenyum dan tak lupa di telinga nya tersampir headset yang menyetel lagu 'hujan' berulang2.'Do aku masih nunggu kamu. Kapan kamu datang. Kan kamu janji mau nemuin aku lagi' lirih prilly sambil menatap hujan.
"Prill. Jangan keasikan mandang ujan tidur sana udah malam. Besok sekolah kan?" Tiba2 mama prilly sudah ada di samping prilly sambil mengelus pundaknya.
"Eh, mama kapan datengnya? Kok ii gak ngeh ya?" Tersirat rasa heran dari muka prilly
"Barusan kok. Kamu sih melamun aja. Tadi mama udah ketok tapi kamu gak buka jadi mama masuk aja deh"
"Hehe. Maaf ma" ujar prilly sambil nyengir karena kepergok mamanya sedang melamun.
"Masih mikirin dia?" Tanya mama yang hanya di balas anggukan oleh prilly.
"Besok lagi lanjut mikirnya. Sekarang tidur udah malam. Nanti telat loh. Besok kan masih sekolah"
"Iya ma. Ini ii juga mau tidur kok" prilly beranjak menuju kasurnya dan berbaring di kasurnya yang empuk.
Melihat itu mama pun menarik selimut dan menutup tubuh prilly. Tak lupa mencium kening prilly.
"Kalo dia emang buat kamu dia pasti bakal datang nemuin kamu" ujar mama setelah mencium kening prilly.
Prilly mengganggukan kepalanya dan berharap yang sama dalam hatinya. Semoga mereka akan bertemu lagi.
"Nite prill"
"Nite ma"
Mama pun berjalan keluar sambil mematikan lampu kamar. Lalu menutup pintunya.
Prilly tak langsung tidur ia mengambil hp nya yang ada di atas nakas. Ada banyak notif di hp nya. Prilly menepuk keningnya pelan.
'Gimana bisa gue gak denger semua notif ini banyak gini. Huh. Parah nih' batin prilly.
Ia pun mulai membuka satu persatu notifnya yang paling banyak tentu saja dari gritte yang menanyakannya mengenai tugas sekolah . Lalu ada beberapa dari anggota basket yang bertanya seputar kemping dan yang terakhir dari zidan. Kapten futsal. Yang mengingatkannya untuk menepati janji pulang bareng. Huft. Gak ada yang penting. Ia sedang malas jadi lah semua notif yang masuk hanya di read saja sama prilly. Ia lebih memilih menarik selimut doraemonnya dan masuk ke alam mimpi berharap bertemu dengan dodo nya.
Skip
Pagi ini berjalan seperti biasanya. Prilly gak telat bangun karena tadi malam tidur tepat waktu. Setelah serapan prilly berangkat sekolah bersama papa dan raja.
Sesampainya di sekolah prilly berjalan memasuki area sekolah sambil menyelipkan tag name di bajunya. Hingga ia tidak sadar dari tadi ada yang meneriaki namanya.
"PRILLY LATUCONSINAAAAA" teriak orang itu dengan suara menggelegar. Hehe.
Merasa ada yang memanggil, prilly pun membalikkan badannya dan mendapati gritte yang menghampirinya sambil berkacak pinggang dan muka menahan amarah.
"Ya ampun tte suara lo. Biasa aja kali gue gak budek neng" ujar prilly dengan muka datarnya.
"Zzzz prill lo itu ya sumpah ngeselin banget tau gak? Gue jerit2 dari tadi terus lo bilang lo gak budek. Omg prill lo belum pernah nelen kaleng ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Dibalik Hujan
FanfictionPrilly Latuconsina. Siapa yang tak kenal dia, cewek yang sedikit tomboi ini merupakan kapten tim basket putri yang terkenal di sekolahnya. Kehidupan remajanya bisa di bilang sangat normal, sama seperti kebanyakan remaja putri lainnya jika saja tak a...