Chapter 12 : Bintang??

347 15 0
                                    

Prilly sudah tidak bisa merasakan apapun ketika suara itu tepat berada didepannya. Namun, samar ia masih mendengar jeritan yang memanggil namanya. Lalu semuanya gelap. Ia tak sadarkan diri.

***

Ali terus memandangi wajah cantik yang ada di pangkuannya kini dengan raut wajah cemas. Sudah hampir tiga jam Prilly pingsan dan belum sadarkan diri.

Pikirannya membawa Ali ke peristiwa beberapa jam yang lalu, saat ia berjalan menyibak semak mendekati Prilly, dengan suara yang dibuat-buat menakutkan.

Namun, yang terjadi ketika ia sampai dihadapan Prilly, ia sudah menemukannya dalam keadaan setengah tak sadarkan diri dengan wajah yang sangat pucat. Ali menjerit memanggil Prilly tapi terlambat Prilly sudah sempurna tak sadarkan diri. Ali pun menggendong Prilly menuju arah air terjun karena menurutnya disana cukup aman, dengan peralatan seadanya Ali membuat api unggun untuk menghangatkan mereka berdua. Juga membalut cidera di kaki Prilly.

Ali sungguh menyesal telah membuat Prilly pingsan seperti ini, ia tidak menyangka kejahilannya akan membuat Prilly sampai seperti ini. Ali terus memandangi Prilly yang ada di pangkuannya dan berdoa dalam hati semoga Prilly cepat sadar. Ali bertekad akan meminta maaf dengan Prilly saat ia sadar nanti dan tak akan mengulanginya lagi. Sungguh Ali tak mau melihat Prilly yang seperti ini lagi.

Ali merasa Prilly bergerak berlahan, ia pun refleks memegang tangan Prilly. "Prill..." Panggil Ali.

Prilly mulai membuka matanya berlahan, awalnya agak membayang dan gelap namun lama kelamaan matanya berangsur normal dan dan hal yang ia lihat pertama kali adalah wajah Ali yang tengah menatapnya dengan raut wajah yang khawatir. Pikirannya belum bisa mencerna apa yang terjadi, namun sedetik kemudian

"Woi, mau ngapain lo. Muka lo sedeket itu sama gue. Mau nyium gue lo?" teriak Prilly panik sambil menonyor kepala Ali agar menjauhi kepalanya.

"Lo udah sadar?" Tanya Ali dengan suara yang terdengar lega.

Prilly mendengus "Iya kali orang pingsan bisa ngomong Li?"

Ali segera menghilangkan raut lega di wajahnya. "Duh syukur deh. Gue pikir lo mati, habisnya pingsan lama banget" ujar Ali dengan santainya.

"Ye jelek banget doa lo. Eh tapi kok lo bisa disini sih?" Tanya Prilly.

Ali baru akan membuka mulut ketika Prilly kembali berujar "Ya terserah la ya, lo bisa disini gimana caranya. By the way thanks ya udah nolongin gue kalo gak ada lo gak tau deh gimana gue sekarang"

"Hmp. Prill sebenarnya...." Ali menggantung kalimatnya

Prilly menaikan alisnya "Sebenarnya apa?" Tanya Prilly.

Ali pun mulai menceritakan semuanya, bahwa ia yang mengikuti Prilly dari tadi siang. Dia juga yang menimbulkan suara-suara seram dan dia juga yang berjalan menyibak semak. Semua ia ceritakan tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Ia sengaja bercerita semua pada Prilly karena rasa bersalahnya yang terus menggelayuti hatinya sekalian ia tak ingin di cap sebagai cowok yang tak gantlement karena harus berbohong untuk menutupi kesalahannya, ia sudah siap menerima semua konsekuensinya pun bila Prilly ingin menghukumnya atau menyalahkannya. Ia bertekad untuk mendapatkan maaf dari gadis itu.

"Maaf ya Prill. Beneran deh gue gak tau kalo endingnya bakal kayak gitu. Lo bakal seketakutan itu ampe pingsan kayak tadi. Maafin gue ya Prill?" jelas Ali dengan panjang lebar dan diakhiri dengan permintaan maafnya.

Prilly berusaha mencerna kata-kata yang baru keluar dari mulut Ali, Prilly terdiam cukup lama hingga membuat Ali makin ketar ketik di tempatnya.

"Jadi lo yang ngerjain gue dari tadi siang? Tanya Prilly datar.

Rahasia Dibalik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang