chapter 10 : Api Unggun

386 20 0
                                    

Malam pun menjelang. Anak-anak basket sedang mengerubungi api unggun yang mereka dirikan tadi. Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Acara api unggun pun diadakan setelah makan malam seadanya yang di masak oleh anggota basket putri. Acara api unggun kali ini di isi dengan ujuk bakat dari masing-masing anggota basket baik putra maupun putri.

Berbagai talent mereka pertunjukan mulai dari menyanyi, menari, story telling, baca puisi, main musik, stand up comedy dan banyak lagi.

Acara semakin malam semakin seru sudah banyak talent yang di tampilkan, ada yang penampilannya sangat memukau hingga ada pula yang hancur berantakan. Ada yang membuat bengong ada pula yang membuat perut sakit karna sangking lucunya.

Setelah sekian banyak talent yang di pertunjukkan akhirnya giliran ketua tim basket untuk unjuk kebolehan.

"Prill, Li kalian unjuk talent juga dong. Masa kami-kami aja yang tampil" celetuk salah satu anggota basket yang ada.

"Iya nih. Kita juga mau kali liat talent kalian. Ya kan guys?" Satu lagi celetukan terdengar minta dukungan anak basket lainnya.

Sedangkan yang di tunjuk hanya cengar cengir sambil garuk-garuk kepala mendengar permintaan teman-temannya.

"Hm oke lah. Gue nyanyi deh buat kalian" ujar Prilly akhirnya.

"Duet bareng Ali dong Prill"

"Kok jadi duet sama gue?" Tanya Ali.

"Kok jadi duet? Udah gue talent sendiri aja. Nanti Ali talent sendiri" ujar Prilly singkat. Ia sangat malas jika harus berurusan dengan Ali apalagi urusannya dengan ali tadi sore saja belum selesai. Ia masih penasaran dengan kata-kata Ali tadi. Tapi Ali seperti cuek setiap kali Prilly mencoba untuk membahasnya.

"Ayo dong Prill duet sama Ali" bujuk Tomi anggota tim basket cowok.

"Iya Prill lo nyanyi, Ali main gitar" kali ini Tami yang membujuk.

"Bener tuh. Kan bagus banget tuh Prilly yang jago nyanyi duet sama Ali yang jago gitar. Klop banget dah"

"Enggak deh gue tampil sendiri aja entar Ali tampil sendiri juga ya?" Pinta Prilly sekali lagi yang di angguki oleh Ali.

"Ayo dong Prill Li terakhir nih kita liat kalian tampil bareng sebagai ketua klub basket. Masa kalian gak mau sih?"

Setelah terus menerus di desak akhirnya Ali Prilly pun mau mengikuti permintaan teman-temannya untuk tampil duet.

"Udah lah Prill sekali ini juga buat perpisahan teman-teman kita" ujar Ali akhirnya karna melihat raut Prilly yang masih ogah-ogahan.

"Okey okey"

Ali dan Prilly pun duduk saling berdekatan untuk menentukan lagu yang akan di bawakan mereka.
Tak butuh waktu lama untuk Ali dan Prilly untuk menentukan lagu yang akan mereka bawakan malam itu.

"Okey guys gue sama Prilly bakal bawain lagu hujan dari utopia. Selamat menikmati" ujar Ali mengawali pertunjukan dadakan mereka.

Gitar pun mulai di petik Ali tak lama suara Prilly pun terdengar menyanyikan bait lagu hujan.

Rinai hujan basahi aku
Temani sepi yang mengendap
Kala aku mengingatmu
Dan semua saat manis itu.

Prilly tampak mulai menghayati lagu yang di nyanyikannya. Mungkin karna lagu ini mempunyai histori tersendiri bagi Prilly, hingga tanpa sadar Prilly begitu menghayati lagu yang di nyanyikannya.

Segalanya seperti mimpi
Kujalani hidup sendiri
Andai waktu berganti
Aku tetap tak akan berubah

Kini suara Ali yang terdengar. Tak berbeda dengan Prilly, Ali pun sangat menghayati lagu tersebut dengan tetap memetik gitarnya.

Rahasia Dibalik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang