Prolog.

128K 7.6K 995
                                    

Cukup brothership aja sih, kasian baby Na. Gk.jdi bxb

ENJOY~

Narengga F. bocah cadel yang memiliki wajah menggemaskan ini memiliki sifat manja dan cengeng kepada orang-orang yang sudah dekat dengannya. Bocah polos ini selalu menjadi bahan bullyan oleh murid di sekolah karena neneknya menyuruh Narengga untuk selalu memakai masker ketika di sekolah sehingga orang-orang dapat menyimpulkan bahwa Narengga memiliki wajah buruk rupa. Entah apa alasan neneknya.

Setelah neneknya meninggal, Narengga hidup sebatang kara dan memutuskan untuk berhenti sekolah dan menjadi pengemis di jalanan.

Awalnya semua baik-baik saja, sampai pada hari itu seorang pria paruh baya datang dan mengklaim-nya sebagai anak kandung mereka.

"Tapi kata nenek, ayah sama ibu Nalen udah engga ada"

*START*

Pagi ini sebelum berangkat ke sekolah, seorang bocah yang memiliki wajah menggemaskan itu terlihat sedang memberikan beberapa macam kue manis kepada para pelanggan dengan senyum ceria yang terpampang di bibir plum nya.

Dia Narengga, biasanya pagi-pagi sekali Narengga membantu nenek untuk berjualan kue manis di sekitar komplek. Namun saat ini nenek sedang sakit, jadi Narengga yang berjualan sendirian dan nenek yang membuat kue-kue nya.

"Telima kasih, ini kembaliannya"

Narengga menerbitkan senyum manis yang membuat para remaja cewek maupun cowok yang membeli memekik gemas.

"Iii gemoy banget sih, nama adek siapa?"

Salah satu dari pembeli itu mencubit pipi gembul Narengga dengan gemas membuat sang empu tersenyum malu.

"N- nama Nalen, Nalengga F. kakak"

"Nalen?"

Narengga menggelengkan kepala.

"Bukan Nalen tapi Nalen"

Cewek yang bertanya siapa nama bocah menggemaskan itu tadi mengerutkan keningnya. Dia benarkan? Bocah ini mengatakan Nalen, berarti nama bocah ini adalah Nalen.

"Loh kakak bener dong, Nalen"

Narengga mengerucutkan bibirnya mendengar seseorang yang berada di depannya ini terus memanggilkan Nalen.

"Issh jangan panggil Nalen !"

Narengga menatap tajam cewek itu, bukannya terlihat menyeramkan malah jatuhnya terlihat menggemaskan. Cewek itu kembali berteriak kala melihat pipi Narengga hampir tumpah. Kedua pupil Narengga berkaca-kaca, bibirnya mencebik lucu, ia merasa cewek yang berada di depannya ini sedang mengejeknya.

"Iya deh iya. Ngalah aja lah gue walaupun gak salah".

Tentu saja satu kalimat tadi ia ucapkan di dalam hati. Ia lebih baik mengalah daripada bocah yang berada di depannya ini menangis, ia tidak mau disangka penculik anak orang. Walaupun saat ini dia memang ingin menculik anak ini.

"Kenalin nama kalak Nia Liandra Ferdinand, adek bisa panggil kak Nia"

"Nalen ngga nanya tuh" ucapnya sembari mengerjabkan mata polosnya menatap Nia.

Narengga||✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang